isra mikraj

Rajab : Perjalanan Luar Biasa yang Mengubah Sejarah Ibadah Umat Manusia

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Isra’ ayat 1:

“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Ayat ini mengabadikan salah satu peristiwa paling monumental dalam sejarah Islam: Isra’ dan Mi’raj Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebuah perjalanan yang tidak hanya luar biasa dari sisi fisik, tetapi juga membawa hadiah spiritual terbesar bagi umat manusia hingga akhir zaman.

Mukjizat yang Tak Tertandingi

Para ulama sepakat bahwa Isra’ Mi’raj merupakan salah satu mukjizat terbesar yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad saw. Keistimewaannya terletak pada fakta bahwa tidak ada seorang nabi pun sebelumnya yang pernah dipanggil menghadap Allah swt dengan cara seperti ini. Ini adalah anugerah eksklusif yang menunjukkan kemuliaan Rasulullah dan umatnya di sisi Allah.

Meski para ulama berbeda pendapat tentang detail pertemuan langsung dengan Allah swt karena tidak ada keterangan yang sangat jelas, namun semua sepakat bahwa peristiwa ini adalah kejadian nyata yang penuh hikmah dan pelajaran.

Kapan Tepatnya Peristiwa Agung Ini Terjadi?

Perdebatan di kalangan ulama tentang waktu terjadinya Isra’ Mi’raj memang cukup beragam. Beberapa literatur hadits dan sejarah menyebutkan berbagai bulan: Rabi’ul Awwal, Rabi’ul Akhir, Syawwal, hingga Dzul Qa’dah. Tahun kejadiannya pun menjadi bahan diskusi para ulama.

Namun demikian, pendapat yang paling kuat dan dipegang oleh mayoritas ulama adalah bahwa Isra’ Mi’raj terjadi pada bulan Rajab. Imam As-Shan’ani mencatat bahwa Imam Nawawi memastikan kebenarannya terjadi pada malam 27 Rajab:

وَجَزَمَ النَّوَوِيُّ أَنَّ الْمِعْرَاجَ بِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَيْلَةَ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ مِنْ رَجَبٍ

“Imam Nawawi memastikan kebenaran Mi’rajnya Nabi saw pada tanggal 27 bulan Rajab.”

Hadiah Terindah: Shalat Lima Waktu

Pertanyaan penting yang muncul adalah: mengapa Allah memanggil Rasul-Nya untuk menghadap-Nya? Jawabannya sungguh menggetarkan hati. Allah swt ingin memberikan amanah besar untuk seluruh umat manusia sebagai hamba-Nya, yaitu perintah untuk mengerjakan shalat.

Syaikh al-Malibari mencatat dengan detail:

الإِسْرَاءُ بَعْدَ النُّبُوَّةِ بِعَشْرِ سِنِينَ وَثَلاَثَةِ أَشْهُرٍ لَيْلَةَ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ مِنْ رَجَبٍ وَفُرِضَتْ لَيْلَتَهَا

“Shalat lima waktu diwajibkan pada malam Isra’ Mi’raj, setelah 10 tahun 3 bulan dari diangkatnya Nabi, bertepatan dengan tanggal 27 bulan Rajab.”

Keistimewaan yang Tak Pernah Diberikan kepada Umat Sebelumnya

Yang membuat peristiwa ini semakin istimewa adalah fakta bahwa perintah melaksanakan shalat secara sempurna lima waktu tidak pernah diberikan kepada umat mana pun sebelum umat Nabi Muhammad saw.

Syaikh Umar Syata menjelaskan distribusi shalat pada para nabi terdahulu:

  • Shalat Subuh hanya diperintahkan kepada Nabi Adam as
  • Shalat Dzuhur hanya kepada Nabi Dawud as
  • Shalat Ashar hanya kepada Nabi Sulaiman as
  • Shalat Maghrib kepada Nabi Ya’qub as
  • Shalat Isya’ hanya kepada Nabi Yunus as

Baru pada masa Nabi Muhammad saw, kelima shalat ini disatukan dan diperintahkan secara sempurna dan lengkap. Ini adalah bukti nyata bahwa umat Muhammad adalah umat istimewa yang dimuliakan oleh Allah swt melebihi umat-umat sebelumnya.

Makna di Balik Keistimewaan Ini

Keistimewaan ini bukan sekadar kebanggaan, tetapi juga amanah besar. Shalat lima waktu adalah tiang agama, pembeda antara muslim dan kafir, dan sarana komunikasi langsung antara hamba dengan Tuhannya. Dengan diberikannya shalat secara sempurna kepada umat Muhammad, Allah menunjukkan kasih sayang-Nya yang tiada tara.

Setiap kali kita berdiri untuk shalat, kita seharusnya mengingat perjalanan agung Rasulullah di malam itu. Bagaimana beliau menembus langit demi langit, menyaksikan keajaiban ciptaan Allah, hingga sampai pada tingkatan yang tidak pernah dicapai makhluk lainnya, semua demi membawa pulang hadiah untuk kita: shalat lima waktu.

Dengan masuknya bulan Rajab, bulan yang dimuliakan ini, sudah sepatutnya kita sebagai umat Nabi Muhammad saw memperbaharui rasa syukur kita. Kita diistimewakan oleh Allah dengan perintah mengerjakan shalat secara sempurna lima waktu, sesuatu yang tidak pernah Allah perintahkan secara utuh kepada umat sebelum kita.

Marilah kita jaga shalat kita dengan sepenuh hati, karena di dalamnya terkandung cinta Allah kepada kita, dan di dalamnya pula terletak kunci kebahagiaan dunia dan akhirat. Semoga kita menjadi umat yang benar-benar bersyukur dan menjaga amanah besar ini hingga akhir hayat.

والله أعلم بالصواب

 

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Ketum Muhammadiyah Haedar Nashir copy

Muhammadiyah Serukan Kebersamaan Nasional Hadapi Bencana

Purwokerto — Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir menegaskan pentingnya kebersamaan seluruh elemen …

ketum mui kh anwar iskandar dalam orientasi pengurus mui 251229054426 764

Ketum MUI Ajak Masyarakat Semarakkan Tahun Baru dengan Doa Bukan Hura-Huran Dan Bermaksiat

JAKARTA — Pergantian tahun baru dari 2025 menuju 2026 tinggal menghitung hari, ditengah berbagai musibah …