WhatsApp Image 2020 04 16 at 11.33.46 1
WhatsApp Image 2020 04 16 at 11.33.46 1

Ramadhan : Melatih Diri Mencapai Derajat Malaikat

Seberapa besar kualitas ibadah yang kita kerjakan tergantung kuatnya semangat yang mendorongnya. Semangat kuat tersebut bisa terpatri dalam hati bila mengetahui tujuan sebenarnya. Semua ibadah memiliki tujuan inti yang akan menumbuh kembangkan derajat keimanan dan takwa seseorang.

Dengan kata lain, semua amaliah bila dikerjakan dengan benar akan berbuah iman dan takwa. Sebaliknya, bila dilakukan hanya sekadar pelepas kewajiban tentu tidak akan menghasilkan buah.

Demikian pula puasa Ramadhan, secara tegas baik al Qur’an maupun hadis menyatakan puasa Ramadhan sebagai kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan. Namun begitu, harus dipahami bahwa puasa ini memiliki tujuan esensial untuk kemaslahatan manusia. Karena tidak mungkin Allah memberi perintah kalau hanya sekadar menyuruh menahan dahaga, lapar dan hubungan suami isteri yang begitu menyiksa.

Puasa Ramadhan sejatinya merupakan upaya mengekang dan mengikat diri untuk melakukan keinginan yang sifatnya duniawi. Berupa menahan keinginan perut dan kemaluan. Ini merupakan sarana latihan terbaik mengontrol dua sumber petaka di dunia.

Hengkangnya nilai-nilai agama penyebabnya yang paling dominan adalah perut dan kemaluan. Korupsi, mencuri, memakan hak orang lain bermula dari syahwat perut yang tak terkendali. Begitu pula praktik perzinahan, perilaku sodomi, dan pelanggaran seksual lainnya tak lain karena “syahwat farji” atau keinginan kemaluan yang tak terkontrol.

Dalam rangka inilah puasa Ramadhan dihadirkan untuk menyucikan jiwa menuju taat terhadap perintah Allah dan menghindari larangan-Nya. Sebagai media melatih diri menuju kesempurnaan ibadah untuk meraih posisi iman yang sempurna.

Hal ini ditunjukkan dengan ketegasan Allah yang menyatakan bahwa “puasa Ramadhan untukKu dan Aku sendiri yang akan membalasnya”. Menurut al Qurthubi, maksudnya adalah hanya Allah yang mengetahui sebesar apa balasan puasa ramadhan. Surprise dari Allah.

Selain bermanfaat untuk kesehatan tubuh, hadirnya puasa ramadhan juga dalam rangka mengangkat derajat manusia setara dengan malaikat, bahkan lebih tinggi. Puasa mengajarkan perilaku malaikat yang tidak mempunyai nafsu makan, minum dan berhubungan. Puasa menjaga dari perilaku hewani yang mendewakan kesenangan duniawi.

Pada diri manusia ada dua unsur yang saling tarik-menarik. Unsur tanah dan unsur ruh ilahi. Bila unsur tanah yang paling dominan menguasai manusia,  ia akan terperosok pada derajat binatang. Namun bila unsur ruh ketuhanan yang lebih dominan akan mengangkatnya pada derajat para malaikat.

Puasa Ramadhan menjadi sarana pembentukan karakter manusia untuk menempati posisi sederajat dengan malaikat, bahkan bisa lebih. Inilah yang dimaksud dengan ungkapan Rasulullah, “Ada dua kebahagiaan orang yang puasa ramadhan, bahagia ketika berbuka puasa dan kebahagia ketika bertemu Allah”.

Puasa juga sebagai sarana latihan menuju medan jihad terbesar, yakni jihad melawan hawa nafsu. Melatih kesabaran dan mendidik manusia menjadi pribadi yang lemah lembut. Puncaknya menjadi penyabar menjalankan perintah Allah dan sabar menahan diri melakukan maksiat dan kedzaliman.

Puasa Ramadhan juga mengajarkan bagaimana rasanya nikmat Allah. Dengan lapar akan tahu nikmatnya kenyang, menahan nafsu senggama akan merasa bahwa nikmat Allah yang satu ini benar-benar nikmat tiada tara, dan seterusnya. Intinya, dengan puasa seseorang bisa merasakan nilai dari nikmat yang Allah berikan selama ini.

Uraian di atas sebenarnya menyadarkan kita akan esensi puasa Ramadhan. Ia dihadirkan untuk mengangkat derajat manusia bukan menyiksa. Dengan demikian sudah sepatutnya untuk bergembira menapaki ramadhan dengan kegembiraan tiada tara.

Bukankah hadis Nabi menyeru untuk itu, “Siapa yang bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah mengharamkan jasadnya dari api neraka”. Walaupun hadis ini dinyatakan dhaif, bukan palsu, setidaknya kegembiraan dengan hadirnya ramadhan karena nilai plus yang akan kita raih.

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan.

Bagikan Artikel ini:

About Khotibul Umam

Alumni Pondok Pesantren Sidogiri

Check Also

sirah nabi

Pesan Nabi Menyambut Ramadan

Bulan Ramadan, atau di Indonesia familiar dengan sebutan Bulan Puasa, merupakan anugerah yang diberikan Allah …

imam ahmad bin hanbal

Teladan Imam Ahmad bin Hanbal; Menasehati dengan Bijak, Bukan Menginjak

Sumpah, “demi masa”, manusia berada dalam kerugian. Begitulah Allah mengingatkan dalam al Qur’an. Kecuali mereka …