Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah
PPUM – Mengetahui tentang Haid dan Istihadah merupakan kewajiban bagi seorang wanita, karena dengan mengetahui tentang haid dan istihadah wanita dapat menjalankan syariat agama secara baik. Santriwati PPUM tidak hanya sekedar mengkaji kitabnya namun juga mendiskusikan tentang haid dan istiahadah dengan rujukan kitab Risalat al-Mahid karangan KH. Masruhan Demak.
Ning Hj. Royya Hamidah selaku pengasuh Pondok Pesantren Putri Ummil Mu’minin Simbaringin, Mojokerto langsung membimbing para santriwati dalam mengkaji kitab Risalat al-Mahid, bagi Ning Royya, pengetahuan akan haid dan istihadah wajib didahulukan agar para santriwati paham betul tentang tubuhnya sehingga tidak ragu dalam menyikapi proses perubahan yang terjadi secara alamiah namun menyangkut syariat agama.
“Haid dan Istihadah merupakan satu proses alamiah yang pasti akan terjadi pada setiap wanita, oleh karena itulah semua santri wajib mengetahui dan menelaahnya sehingga ilmu yang didapatkan tidak hanya untuk dirinya namun juga dapat bermanfaat ketika kembali ke rumah masing-masing”. ungkap Ning Nyai Hj. Royya kepada tim media PPUM setelah pengajian di Musalla Pondok Pusat, Minggu, (19/6/22).
Dalam Islam, darah dibagi menjadi tiga bagian, pertama darah haid, darah nifas dan darah istihadah. Haid pada wanita umumnya terjadi selama 6-7 hari namun bisa juga terjadi selama 15 hari tergantung dari kondisi fisik perempuan, selama mengalami masa haid wanita dilarang salat, puasa, masuk masjid dan tawaf dan dilarang berhubungan suami – istri bagi yang telah berkeluarga. Dalil tentang haid tergambar dalam surah Al-Baqarah ayat 222 sebagai berikut :
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ ۖ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ ۖ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطْهُرْنَ ۖ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
Artinya : “Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri”. (QS. Al-Baqarah : 222).
Jika haid telah lebih dari 15 hari maka boleh jadi itu merupakan darah istihadah artinya wanita sudah diperbolehkan untuk melaksanakan kewajibanya sebagai seorang muslimah. Dalam sebuah hadist Aisyah Radhiyallahu ‘anha bahwa Fatimah binti Abi Hubaisy bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
يَا رَسُوْلَ الله إِنِّي أُسْتَحَاضُ فَلاَ أَطْهُر أَفَأَدَعُ الصَّلاَةَ؟ (( قَالَ: لاَ، إِنَّ ذَلَكَ عِرْقٌ، وَلَكِنْ دَعِي الصَّلاَةَ قَدْرَ الأَيَّامِ الَّتِيْ كُنْتَ تَحِيْضِيْنَ فِيْهَا ثُمَّ اغْتَسِلِيْ وَصَلِّيْ )) .. رواه البخاري
“Ya Rasulullah, sungguh aku mengalami istihadhah maka tidak pernah suci, apakah aku meninggalkan shalat? Nabi menjawab: Tidak, itu adalah darah penyakit. Namun tinggalkan shalat sebanyak hari yang biasanya kamu haid sebelum itu, kemudian mandilah dan lakukan shalat. “[Hadits riwayat Al-Bukhari]
Mengkaji kitab kuning dan membahas berbagai persoalan agama telah menjadi satu tradisi di pondok pesantren Ummil Mu’mini Simbaringin, Mojokerto. sehingga santri-santriwati alumni PPUM telah mampu untuk berkecimpung dimasyarakat dengan keahlian masing-masing.
