Dalam kalender hijriyah umat Islam sudah memasuki bulan Rajab pada tanggal 23 Januari 2023. Rajab memang tidak begitu populer dibandingkan Bulan Ramadan. Bahkan sebagian umat Islam pun belum tentu mengetahui kapan sebenarnya bulan Rajab tiba dan apa amalan yang harus dipersiapkan.
Sebenarnya sebagai umat Islam, mengetahui kalender hijriyah dan kapan bulan-bulan dalam Islam itu jatuh menjadi sangat penting. Bulan-bulan dalam Islam terikat dengan ibadah dan dimuliakan. Salah satunya adalah Rajab.
Apa Sejarah Rajab sebagai Bulan Mulia?
Bulan Rajab adalah bulan ke tujuh dalam kalender Hijriyah. Bulan setelah Jumadil Tsani dan sebelum Sya’ban. Sebelum Islam, masyarakat Arab juga sudah memuliakan bulan ini. penamaan bulan dalam Islam sebenarnya bukan mengganti yang baru, tetapi mengikuti nama yang sudah ada di masyarakat Arab.
Bulan Rajab merupakan salah satu bulan yang dimuliakan. Dalil kemuliaan bulan ini dirujuk pada firman Allah dalam Al-Quran : Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram (mulia). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa (QS. At-Taubah : 36).
Pandangan ulama dari mayoritas kalangan ahli tafsir menyepakati bulan Rajab termasuk pada empat bulan dalam ayat tersebut yang dimuliakan. Rajab sendiri berarti mulia. Bangsa Arab memuliakan bulan ini dengan mengharamkan adanya peperangan. Mereka melakukan ritual-ritual menghormati bulan ini dengan menyembelih sembelihan untuk dimakan bersama keluarga dan dibagikan kepada masyarakat sekitar.
Islam tidak menghapus penghormatan masyarakat Arab terhadap bulan ini. kedatangan Islam justru mempertegas kemuliaan bulan ini. Nabi bersabda : “Setahun itu ada dua belas bulan, dan di antaranya ada empat bulan mulia, tiga berurutan, yakni Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah dan Muharram, dan Rajab Mudhar di antara Jumada dan Sya’ban”. (Muttafaq ‘Alaih).
Adakah Doa Menyambut Bulan Rajab ?
Imam Thabari dalam tafsirnya menjelaskan, “Allah memberikan keistimewaan kepada empat bulan haram dari pada bulan-bulan yang lain. Dosa di bulan-bulan itu sangat besar siksanya, demikian pula pahala yang dikerjakan ganjarannya teramat besar pula”.
Karena itulah, bulan Rajab juga menjadi bulan mulia bagi umat Islam. Selain itu kemuliaannya karena Rajab menjadi pintu gerbang memasuki bulan Ramadan. Rasulullah menyambut bulan Rajab dengan lantunan doa :
عن أنس ، قال : كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا دخل رجب ، قال : ” اللهم بارك لنا في رجب ، وشعبان ، وبلغنا رمضان
Dari Anas berkata: Rasulullah bila memasuki bulan rajab, beliau berdoa: Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, sampaikan kami (kuatkan komitmen kami) pada bulan Ramadhan. HR: al-Baihaqi: No 3644.
Bagaimana dengan Puasa Puasa Rajab?
Adapun salah satu cara memuliakan bulan-bulan haram termasuk Rajab adalah dengan cara berpuasa. Ini merupakan bentuk memuliakan apa yang Allah muliakan. Di samping itu, seperti telah disebut sebelumnya, pada bulan-bulan tersebut pahala dilipat gandakan.
Mayoritas ulama sepakat, bahwa puasa di bulan Rajab hukumnya sunnah. Ada pula sebagian kecil ulama yang berpendapat makruh. Seperti ulama dari madhab Hanabilah. Dan tidak ada seorang pun dari kalangan ulama-ulama salaf yang menyatakan puasa bulan Rajab bid’ah. Kesunnahannya menurut jumhur ulama disandarkan kepada dalil-dalil umum yang terkait dengan keutamaan-keutamaan bulan Haram dan sunnahnya puasa mutlak.
Amalan Apa Saja untuk Mengisi Bulan Rajab?
Tak dapat dipungkiri bahwa bulan Rajab adalah bulan mulia dan dimuliakan dan harus diisi dengan perbuatan perbuatan mulia. Antara lain, bisa dipahami dari QS al-taubah: 36.
Pertama, tinggalkan perbuatan aniaya kepada diri sendiri termasuk keluarga dengan membiarkan diri dan keluarga semakin dalam terjerumus ke dalam kemaksiatan.
Kedua, musnahkanlah ketergantungan kepada selain Allah (kesyirikan). Karena sesungguhnya tempat bergantung diri hanyalah kepada Allah semata.
Ketiga, isi bulan Rajab ini dengan ketaqwaan, seperti Berpuasa ala Rasulullah.
Sabda Rasulullah :
حدثنا عثمان بن حكيم الأنصاري ، قال : سألت سعيد بن جبير ، عن صوم رجب ونحن يومئذ في رجب فقال : سمعت ابن عباس رضي الله عنهما ، يقول : ” كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يصوم حتى نقول : لا يفطر ، ويفطر حتى نقول : لا يصوم ”
Utsman Ibn Hakim al-Anshari bercerita kepada kami seraya berkata: aku bertanya kepada Said Ibn Jubair tentang Puasa Rajab dan saat itu kami memang berada dalam bulan Rajab. Kemudian ia berkata: saya mendengan Ibnu Abbas berkata: Rasulullah melakukan Puasa (di Bulan Rajab) hingga kami tak pernah mendapatkan Rasul berbuka dan seakan Rasul tidak berpuasa.HR Muslim: 2034
Artinya hadits ini mengkisahkan betapa Rasul menyembunyikan puasa Rajabnya, khawatir umat menyangka puasa Rajab itu wajib. dan menampakkan semangat untuk melakukan taqarrub kepada Allah dengan berpuasa hingga didapatkan Rasulullah talk pernah berbuka puasa.