suami
suami

Suami Cuek Pintu Awal Keburukan Keluarga

Islam memposisikan suami sebagai kepala dan pemimpin rumah tangga. Bukan suatu yang mudah dan gagah, tetapi penuh beban dan amanah. Suami memikul tanggung jawab untuk menafkahi, membimbing dan memberikan ajaran agama untuk istri dan anak-anaknya.

Menafkahi keluarga adalah bagian kecil dari kewajiban suami.  Bukan karena mencari nafkah lantas suami mempunyai kuasa dan tanpa amanah yang lain. Bukan alasan sibuk mencari nafkah ia lantas melalaikan amanah yang lain.

Sebenarnya di samping kewajiban nafkah, tidak kalah penting sebagai kewajiban suami adalah suami harus perhatian. Suami yang baik adalah yang tidak abai dan cuek dengan persoalan kebutuhan, permasalahan dan masalah-masalah kecil dan besar dalam keluarga.

Menafkahi itu wajib, tetapi menafkahi keluarga dengan pendidikan, pengetahuan dan bimbingan agama itu juga hal besar yang akan diminta pertanggungjawab di depan Allah.

Tidak cukup suami menanyakan isi dompet atau kas belanja istri dan anak. Sudahkah kita pernah menanyakan bagaimana shalatmu? Bagaimana ilmumu? Sudahkah sang istri fasih dan bisa membaca Qur’an? Apakah anak-anakmu bisa dengan benar melakukan shalat?

Seorang suami wajib mengajari para istrinya tentang solat, membaca dan memahami alquran dan juga hal-hal yang berhubungan tentang agama.  Inilah yang diisyaratkan  Qur’an untuk menjaga keluarga dari api neraka.

Suami tidak hanya bertanggungjawab pada persoalan nafkah fisik, tetapi paling penting adalah nafkah spiritual untuk kepentingan di akhirat. Allah Swt berfirman dalam surat At-Tahrim ayat 6 :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Suami kadang hanya berpikir bahwa dia hanya mempunyai kewajiban memberi nafkah fisik. Mereka melupakan pendidikan dan bimbingan terhadap keluarganya. Ia merasa acuh dan tidak mau tahu kondisi keimanan dan keislaman keluarganya. Sungguh itu merupakan kelalaian yang berdampak dosa besar.

Nabi Saw. bersabda: “Tiada seorangpun dihadapan Allah Swt. yang membawa dosa lebih besar dari pada kebodohan tentang keadaan keluarganya.”

Dengan demikian, tugas pokok suami selain memberikan nafkah dunia pada istrinya, juga menjaga keluarga dari api neraka. Keselamatan dan kebutuhan akhirat anak dan istri adalah tanggung jawab besar seorang suami di hadapan Allah.

Dengan keimanan suami kepada Allah dengan menjaga keluarga dari api neraka serta diimbangi dengan usahanya dalam menafkahi materi keluarga dalam menggapai kesuksesan di dunia tercipta keluarga sakinah, mawaddah dan rahmat. Inilah sesungguhnya target besar yang harus diusahakan dan diwujudkan oleh suami sebagai pemimpin.

Al-Imam Al-Ghazali di dalam kitab Ihya’ ulumuddin memberikan nasehat penting bahwa hak seorang suami ialah mendapatkan kata-kata indah dan memuaskan dari istri. Seorang istri wajib taat kepada suaminya, selama hal itu bukan merupakan maksiat kepada Allah Swt.

Akan tetapi kalian para suami jangan mengharap kata indah dan manis dari istri jika engkau hanya mengandalkan kebodohan dan ketidaktahuan terhadap keluargamu. Jangan pernah mengharapkan ketaatan istri jika engkau para suami tidak bisa membimbing istri kepada ajaran agama Islam yang baik.

Wallahu a’lam

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

gus yahya sungkem ke sinta wahid usai gus dur jadi pahlawan nasional 1762748876545 169

Dianugerahi Pahlawan Nasional, Gus Dur dan Warisan Toleransi untuk Bangsa

Jakarta — Menjelang peringatan Hari Pahlawan, Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada sepuluh …

Masjid SMAN 72 Jakarta copy

Ditemukan 7 Peledak di SMAN 72, Seruan Damai Bergema: Kekerasan Bukan Jalan Kebenaran

Jakarta — Di tengah kepanikan pascaledakan di SMAN 72 Jakarta, ada pesan yang mulai menggema …