Keberkahan suatu negeri menjadi harapan bagi setiap masyarakat, terlebih bagi mereka yang menjalani kehidupan berdasarkan nilai-nilai agama. Dalam Islam, konsep keberkahan tidak hanya terbatas pada aspek materi, tapi juga mencakup pada spiritual, sosial, dan moral.
Bahkan, keberkahan suatu negeri dalam perspektif Islam sangat erat hubungannya dengan tingkat ketaatan masyarakat terhadap ajaran agama. Sebagaimana dijelaskan dalam surah Al-A’raf 96 berikut, Allah berfirman:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (para rasul dan ayat-ayat Kami). Maka, Kami menyiksa mereka disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan.”
Ayat di atas menginformasikan kepada setiap muslim bahwa jika penduduk suatu negeri menjalankan perintah Allah dan mengimani rasul mereka, maka Allah akan memberi keberkahan dan membukakan pintu kebaikan dari segala arah.
Di dalam kitab Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta’wil, al-Baghawi menyebutkan bahwa maksud dari keberkahan di sini ialah dimudahkannya berbagai kebaikan di seluruh penjuru negeri. Hal ini menunjukkan bahwa keberkahan tidak hanya tergantung pada faktor eksternal, tetapi juga pada iman dan ketaqwaan penduduknya.
Secara umum, suatu negeri yang diberkahi dapat dilihat dikarenakan memiliki karakteristik seperti kemakmuran dan kemajuan. Adapun keberkahan tersebut dapat mencakup aspek-aspek seperti kondisi alam, sumber daya alam yang melimpah, keberlanjutan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan harmoni di antara penduduknya.
Namun, penting untuk diingat bahwa persepsi tentang negeri yang diberkahi dapat sangat bervariasi dan tergantung pada nilai-nilai dan keyakinan individu atau kelompok. Sehingga tak sedikit yang mengaitkan keberkahan dengan faktor-faktor material, sementara yang lebih fokus pada nilai-nilai spiritual.
Keberkahan dalam negeri lainnya dapat diukur dari keadilan sosial. Al-Quran menekankan pentingnya keadilan dalam semua lapisan masyarakat. Negara yang diberkahi adalah yang memberikan perhatian pada kaum lemah, yatim piatu, dan fakir miskin. Allah mengingatkan dalam surah al-Baqarah ayat 267 untuk memberikan dari harta yang kita cintai kepada yang membutuhkan, sehingga dapat tercipta lingkungan sosial yang adil dan berdaya.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْفِقُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّآ اَخْرَجْنَا لَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ ۗ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيْثَ مِنْهُ تُنْفِقُوْنَ وَلَسْتُمْ بِاٰخِذِيْهِ اِلَّآ اَنْ تُغْمِضُوْا فِيْهِ ۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Mahakaya, Maha Terpuji.”
Negara yang diberkahi adalah yang menjaga keberlanjutan alam dan melindungi lingkungan. Allah pun melarang pemborosan dan pengrusakan bumi. Maka, keberkahan sebuah negeri juga dapat diukur dari bagaimana mereka merawat alam sekitarnya.
Ketika sebuah negara menerapkan nilai-nilai ini dalam kebijakan dan tindakan, mereka dapat mengharapkan keberkahan yang sejati. Oleh karena itu, tantangan bagi masyarakat adalah mengintegrasikan ajaran Al-Quran ke dalam pola pikir dan tindakan mereka sehingga negeri mereka dapat menjadi teladan keberkahan bagi dunia.
Ketika negara mampu menyediakan kebutuhan dasar seperti pangan, perumahan, dan pelayanan kesehatan, hal ini mencerminkan keberkahan. Hal ini merujuk pada kondisi di mana masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka dengan baik, menciptakan stabilitas dan kesejahteraan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari berbagai pemahaman terhadap keberkahan, terdapat beberapa hikmah yang dapat diambil. Islam mengajarkan keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Suatu negeri yang di dalamnya menerapkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari dapat menciptakan keseimbangan ini, memberikan kesejahteraan di dunia dan mendapatkan keberkahan di akhirat.
Negara yang menerapkan nilai-nilai Islam dalam pembangunan sosial dan ekonomi dapat mencapai kemajuan dan peradaban yang berkelanjutan. Ini tidak hanya memberikan manfaat material, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup dan kebahagiaan masyarakat.
Pada dasarnya, keberkahan suatu negeri menurut pandangan Islam melibatkan komitmen terhadap nilai-nilai agama, keadilan sosial, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat. Bisa dilihat dari negara-negara yang telah menerapkan prinsip-prinsip ini menunjukkan bahwa keberkahan bukanlah tujuan yang tidak tercapai, tetapi dapat diwujudkan melalui upaya bersama dalam mewujudkan masyarakat yang harmonis dan sejahtera.