wanit dengan mengenakan burqa ilustrasi
wanit dengan mengenakan burqa ilustrasi

Taliban Berkuasa, Para Wanita Borong Burga Hingga Sebabkan Harga Melonjak Drastis

KABUL – Taliban berhasil menguasai pemerintahan Afganistan setelah memasuki Istana kepresidenan, berbagai kehawatiran kemudian muncul dalam benak warganya, terutama kalangan wanita, mereka takut akan kembali pada masa 20 tahun silam dimana wanita menjadi yang paling tidak diuntungkan atas berbagai kebijakan Taliban.

Meskipun Taliban telah mengumumkan akan menghormati hak-hak wanita, namun interpretasi dan penerapan dari pemenuhan hak-hak wanita masih belum jelas disebabkan belum stabilnya kondisi di Afganistan. Menyikapi jatuhnya Afganistan dalam kekuasaan Taliban, para perempuan kemudian memborong Burqa untuk dijadikan pakaian sehari-hari dimana sebelumnya dimasa pemerintahan sebelumnya boleh tidak mengenakan Burqa. Akibatnya harga burqa di pasar-pasar tradisional melonjak drastis.

Para perempuan Afghanistan bergegas membeli burqa karena takut Taliban akan kembali memberlakukan aturan yang ketat seperti masa lampau.

Seorang perempuan yang tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan, mengatakan, dia hanya memiliki satu atau dua burqa. Burqa tersebut harus dibagikan antara dia, saudara perempuannya dan ibu mereka.

“Jika hal yang lebih buruk terjadi dan kami tidak memiliki burqa, kami harus menggunakan sprei atau sesuatu yang dapat digunakan menjadi jubah yang lebih besar,” kata perempuan itu, dilansir CNN dan ihram.co.id, Rabu (18/8).

Burqa mulai dijual di sebuah pasar di Kabul pada 31 Juli. Harga burqa melonjak sebanyak sepuluh kali lipat di Kabul. Seorang perempuan lain yang tidak disebutkan namanya mengatakan, sebagian besar perempuan di Kabul berebut untuk membeli burqa sebelum Taliban memberlakukan aturan ketat.

Beberapa perempuan tidak dapat pergi ke pasar karena toko telah tutup dan emilik toko bergegas pulang pada Ahad (15/8).

“Itu sangat tidak terduga, tidak ada yang menyangka semua akan terjadi secepat ini. Bahkan orang-orang memprediksi Kabul dapat mempertahankan diri selama satu tahun atau lebih, tetapi moral hilang. Tentara menyerahkannya kepada Taliban,” ujar perempuan itu.

Perempuan itu takut hak-haknya akan hilang setelah Taliban kembali berkuasa. “Kami berjuang selama bertahun-tahun untuk keluar, apakah kami perlu berjuang lagi untuk hal yang sama? Untuk mendapatkan izin bekerja, dan untuk mendapatkan izin pergi ke rumah sakit sendirian?,” kata perempuan tersebut.

Taliban berkuasa di Afghanistan selama 1996-2001. Ketika itu, mereka menerapkan hukum syariah Islam yang cukup ketat. Taliban melarang perempuan untuk bekerja, dan anak perempuan tidak diizinkan pergi ke sekolah. Selain itu, perempuan harus mengenakan burqa ketika keluar rumah. Perempuan juga harus ditemani oleh kerabat laki-laki jika keluar rumah.

Pendiri dan direktur eksekutif Learn, sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada pendidikan dan hak-hak perempuan, Pashtana Durrani, mengatakan, dia sudah kehabisan air mata untuk negaranya. Dia berkabung atas jatuhnya Afghanistan ke tangan Taliban.

“Saya telah menangis begitu banyak sehingga tidak ada lagi air mata yang tersisa di mata saya. Kami telah berkabung atas jatuhnya Afghanistan untuk beberapa waktu sekarang. Saya merasa  sangat putus asa,” kata Durrani.

Durrani mengatakan, dia telah menerima pesan teks dari anak laki-laki dan perempuannya. Anak-anak Durrani mengaku putus asa, karena pendidikan yang telah mereka capai selama bertahun-tahun akan sia-sia.

Durrani mengatakan, Taliban terus berbicara tentang pendidikan anak perempuan, tetapi mereka tidak menjelaskannya secara detail. “Bagaimana dengan pendidikan gender? Bagaimana dengan pendidikan profesional?. Jika Anda memikirkannya, itu membuat Anda putus asa karena tidak ada jawaban untuk itu,” ujar Durrani.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Dr Amirsyah Tambunan

Para Tokoh Bangsa, Lintas Politik, Ormas, dan Ormas Keagamaan Diajak Rekatkan Solidaritas dan Persatuan Dengan Semangat Syawal

Jakarta – Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan menggelar Halal Bihalal Kebangsaan 2024, 7 Mei mendatang. …

Pelatihan teroris JI di Semarang

Latihan Fisik Paramiliter di Poso, 8 Teroris JI di Sulteng Miliki Peran dan Jabatan Mentereng

Jakarta – Delapan orang terduga teroris dari jaringan Jemaah Islamiyah (JI) yang ditangkap Densus 88 di …