Deputi Pencegahan Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Nisan Setiadi
Deputi Pencegahan Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Nisan Setiadi

Tokoh dan Aktivis Agama Berperan Penting Bentengi Masyarakat Dari Virus Radikalisme Berbasis Keagamaan

Surakarta – Virus radikalisme bisa menyebar dari berbagai lini kehidupan masyarakat. Mereka menggunakan berbagai macam cara untuk mengajak, merekrut, dan mendoktrin masyarakat. Salah satunya melalui dakwah dan kajian keagamaan.

Hal itu dikatakan oleh Deputi Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen TNI Nisan Setiadi, S.E., menghadiri Kegiatan Silaturahmi Kebangsaan Membangun Harmoni Indonesia bersama Forum Komunikasi Aktivis Masjid Indonesia di Surakarta, Selasa (21/12/2021) pagi.

“Tempat ibadah kerap dieksploitasi dan dimanfaatkan kelompok radikal untuk mengajak, merekrut, dan mendoktrin masyarakat dengan ajaran yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam dan ideologi Pancasila. Karena itulah tokoh agama khususnya aktivis masjid mempunyai peran penting menjadi garda terdepan dalam menangkal virus radikalisme sekaligus membentengi umat dengan pencegahan berbasis keagamaan,” kata Nisan.

Pada kesempatan itu, mantan Komandan Pusat Kesenjataan Artileri Pertahanan Udara (Danpussenarhanud) Kodiklat TNI-AD ini mengajak semua pihak untuk terus memperkuat nilai-nilai luhur bangsa Indonesia dengan menjunjung tinggi konsensus nasional Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. Menurutnya banyak negara luar yang iri dengan Indonesia yang mampu mengelola dengan baik berbagai perbedaan dan keragaman.

“Di berbagai belahan dunia, banyak negara yang tidak mampu mengelola kondisi pluralitas dan multikulturalitas bangsanya secara baik. Seperti contoh di negara-negara Timur Tengah, dengan sedikit suku tetapi selalu dihantui dengan perang domestik yang bernuansakan sekteranisme. Konflik sesama bangsa Arab terus bergejolak bahkan menimbulkan resonansi konflik hingga ke berbagai negara termasuk ke negeri kita tercinta ini,” tutur Nisan.

Hal itu tidak lepas dari keberadaan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Menurut, Pancasila merupakan anugerah dari Allah SWT kepada bangsa Indonersua sebagai satu pandangan hidup bernegara yang disepakati bersama dan sebagai salah satu konsensus nasional yang harus terus dihormati.

Sementara itu, Ketua Umum FKAM, Ustadz Umaier Khaz, Lc., M.H. mengatakan, Indonesia adalah gambaran ideal yang termaktub dalam Piagam Madinah di mana negeri ini menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, toleransi, dan sama-sama menjaga keutuhan negara, baik serangan dari dalam maupun luar.

“Posisi Indonesia sebagai Darul Ahdi Wasysyahadah sebagaimana istilah Muhammadiyah, sebagai Darus Sulhi was Salam sebagaimana istilah Nahdhatul Ulama, juga sebagai Darul Mitsaq (negara kesepakatan), sebagaimana yang disebutkan oleh Wapres kita KH. Ma’ruf Amin adalah komitmen kebangsaan yang harus kita jaga bersama, sehingga kita dapat hidup secara damai dengan prinsip muahadah dan muwatsaqah, bukan dengan posisi muqatalah  (saling membunuh) atau muharabah  (saling berperang),” terangnya.

Ia mengungkapkan, FKAM dalam hal ini, berada di garda terdepan menjaga komitmen kebangsaan ini dengan berkontribusi dalam core dakwah dan kemanusiaan.

“Dakwah  dengan konsep Islam wasathiyyah yang syarat akan akhlak karimah, toleransi, kedamaian, dan kesejukan. Serta kemanusiaan, demi mewujudkan keadilan dan kesejahteran di negeri kita tercinta,” tutup Ustadz Umaier Khaz.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

ilustrasi masjid tempat ibadah umat

Khutbah Jumat: Menjaga Semangat Beribadah Ramadan di Bulan Syawwal

Khutbah I الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ …

lapar

Saya khawatir Apabila Perut Kenyang akan Lupa pada yang Kelaparan

Ramadan telah berlalu, tetapi ada nilai sangat penting yang harus disisakan. Selalu terus merawat keadaan …