anak laki laki
anak laki laki

Ingin Punya Keturunan Laki-laki? Yuuk Simak Tuntunan Islaminya!

Islam tidak mengajarkan diskriminasi, termasuk terkait dengan jenis kelamin seseorang. Dalam Islam, laki-laki maupun perempuan memiliki kedudukan yang sama. Dalam QS. al-Hujarat ayat 13 dijelaskan bahwa manusia dimuliakan atas dasar ketaqwaan dirinya kepada Allah SWT, bukan yang lainnya!

Namun, sebagian masyarakat (masih) ada yang mengidam-idamkan punya keturunan atau anak laki-laki. Entah itu dipengaruhi oleh faktor budaya atau lainnya. Dalam Islam, keinginan seperti ini tidak ada masalah. Artinya, Islam tidak melarang pasangan suami-istri ingin dan berusaha agar dikaruniai anak laki-laki. Hanya saja, hal yang perlu diperhatikan adalah, bahwa yang dilarang dalam Islam itu adalah ‘mengingkari’ karunia yang diberikan oleh Allah kepada suatu pasutri anak perempuan.

Dengan kata lain, keinginan punya keturunan laki-laki bukan dimaksudkan untuk mengingkari jika dikaruniai anak perempuan. Justru pandangan seperti inilah yang dikecam oleh Alquran karena merupakan budaya orang jahiliyah (lihat QS. an-Nahl: 58-59). Dalam penjelasan Imam Al-Ghazali, kita tidak boleh terlalu beropsesi punya anak laki-laki, bersamaan dengan itu kemudian mengeyampingkan nikmat Allah berupa anak perempuan.

Beberapa Usaha yang Perlu Dilakukan

Jelas sudah penjelasan di atas, bahwa sebagaimana pesan Alquran QS. al-Hujarat ayat 13, bahwa Islam datang untuk menghapus budaya jahiliyah sehingga nasab, harta, kulit, dan jenis kelamin dalam masyarakat Arab menjadi tiada. Dalam sebuah hadis, Nabi bersabda: “Sungguh Allah tidak melihat bentuk dan rupa kalian, melainkan melihat hati ( iman dan taqwa).” (HR. Muslim).

Bagi suami-istri yang hendak mengusahakan agar dikaruniai anak laki-laki, berikut beberapa hal yang harus dikerjakan.

Pertama, mengkondisikan diri saat berhubungan intim. Poin pertama ini termasuk ikhtiar yang jarang diketahui oleh banyak orang. Dalam hal ini, mari kita simak penjelasan kitab yang terkenal di kalangan santri dewasa, yakni Qurrotul ‘Uyun karya Syekh Muhammad  at-Tahami Ibnu Madani.

Hal pertama yang harus dilakukan oleh pasangan suami-istri adalah mengatur pola hubungan. Ia menjelaskan sebagai berikut:

وَإِذَا اَرَادَ تَكْوِيْنَ الْوَلَدِ ذَكَرًا فَالْيَأْمُرْهَا بِالنَّوْمِ عَلَى شِقِّهَا الأَيْمَنِ عِنْدَ فَرَاغِهِ, وَالْأُنْثَى بِالْعَكْسِ, وَلِلْبِطَالَةِ بِنَوْمِهَا مُسْتَلْقِيَةً عَلَى ظَهْرِهَا وَنَحْوِهِ

“Apabila suami menginginkan anak yang terlahir laki-laki, maka hendaklah ia memerintahkan istrinya tidur dengan lambung kanannya (miring ke kanan) setelah selesai jima’. Sebaliknya, Jika ingin anak perempuan, hendaklah miring ke kiri. Jika ingin tidak hamil, maka tidur terlentang di atas punggung atau yang lain.”

وَقَالَ ابْنُ عَرْضُوْنَ : قَالَ صَاحِبُ 《الْاِيْضَاحِ》 : يَنْبَغِى اِذَا اَحَسَّ بِالْاِنْزَالِ اَنْ يَمِيْلَ عَلَى جَنْبِهِ الْاَيْمَنِ، وَكَذَلِكَ اِذَا انْتَزَعَ يَمِيْلَهِا اَيْضًا عَلَى جَنْبِهَا الْاَيْمَنِ، فَإِنَّ الْوَلَدَ يَنْعَقِدُ ذَكَرًا اِنْ شَاءَ اللّٰه تَعَالَى.

“Imam Ibnu ‘Ardhun berkata; pengarang kitab Al-Aidhoh menjelaskan: “Apabila suami sudah merasakan akan ejakulasi (keluar mani), hendaknya dia memiringkan lambungnya yang kanan (ke sebelah kanan). Begitu juga apabila suami hendak mencabut dzakarnya (kemaluan), hendaknya memiringkan istri ke arah lambungnya sebelah kanan. Insyaallah anaknya akan menjadi laki-laki.”

Sementara menurut keterangan Syekh Sulaiman al-Bajuri, berikut pola hubungan yang bisa dilakukan. Ia berkata:

إنَّ الْمَرْأَةَ إذَا جُومِعَتْ وَهِيَ قَائِمَةٌ فَإِنْ شَالَتْ رِجْلَهَا الْيُمْنَى أَذْكَرَتْ وَإِنْ شَالَتْ رِجْلَهَا الْيُسْرَى أَنَّثَتْ

” Sesungguhnya perempuan (istri), ketika disetubuhi dalam posisi berdiri, jika ia mengangkat kaki kanannya, maka akan melahirkan anak laki-laki. Dan jika mengangkat kaki kirinya, maka akan melahirkan anak perempuan.”

Kedua, berdoa. Usaha harus selalu diiringi dengan doa agar hasilnya maksimal dan tentunya supaya mendapat ridlo-Nya. Berdoa adalah tuntunan Islam untuk seluruh hamba-Nya setiap saat. Lebih-lebih saat dalam keadaan tertentu, menghendaki keturunan laki-laki misalnya.

Berkaitan dengan doa, syekh Sulaiman al-Bujarami dalam Tuhfatul Habîb ‘ala Syarhil Khatib, menyebut doa untuk mendapat keturunan laki-laki. Ini berdasarkan informasi dari Rasulullah SAW sebagai berikut: “Orang yang ingin istrinya melahirkan laki-laki, hendaknya ia meletakkan tangannya di perut istri pada saat hamil muda (usia muda kandungan). Kemudian berdo’a:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ اللَّهُمَّ إنِّي أُسَمِّي مَا فِي بَطْنِهَا مُحَمَّدًا فَاجْعَلْهُ لِي ذَكَرًا

“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Wahai Allah! Aku akan memberi nama anak yang ada dalam perut istriku dengan nama Muhammad. Untukku, jadikanlah ia anak laki-laki.”

Ketika berdoa, mantabkan hati dan yakin bahwa Allah akan mengabulkannya, sebagaimana dalam QS. al-Mu’min ayat 60: “Dan Rabbmu berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu.”

Demikian tuntunan Islam untuk pasangan suami-istri yang belum atau ingin dikaruniai keturunan laki-laki. Semoga bermanfaat. Aamiin.

Bagikan Artikel ini:

About Muhammad Najib, S.Th.I., M.Ag

Dosen Ekonomi Syariah Sekolah Tinggi Ekonomi dan Perbankan Islam Mr. Sjafruddin Prawiranegara Jakarta, mahasiswa Program Magister Universitas PTIQ dan Mahasiswa Program Doktoral UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Check Also

ramadan

Tips Ramadan yang Berkualitas (2): Saatnya Investasi Akhirat!

Ramadan adalah bulan yang sangat spesial. Karena pada bulan ini, pintu-pintu surga dibuka, sementara pintu …

ramadan

Tips Ramadan yang Berkualitas (1): Kurangi Rebahan, Perbanyak Amalan!

Sepertinya sudah menjadi pemandangan dan pemahaman umum bahwa bulan Ramadan, oleh sebagian orang, dijadikan alasan …