demo proposal damai palestina israel
demo proposal damai palestina israel

Umat Islam Indonesia Tolak Proposal Perdamaian Palestina-Israel Ala Donald Trump

Jakarta – Umat Islam Indonesia menolak dengan tegas proposal perdamaian Palestina-Israel yang digagas Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Proposal itu dinilai tidak adil karena jelas-jelas ‘mengusir’ Palestina dari Yerusalem, yang didalamnya terdapat Masjid Al Aqsha.

“Umat Islam tetap dalam posisi tidak akan menerima tawaran damai versi Presiden Donald Trump dan itu sebagai pintu masuk untuk meyahudinakan semua wilayah Tepi Barat,” kata Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Muhyiddin Junaidi  dikutip dari laman republika.co.id, Selasa (4/2/2020).

Ia mengatakan, bila tawaran damai Presiden Trump diikuti, nantinya wilayah Tepi Barat akan diambil alih oleh Israel. Oleh karena itu, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas menolak tawaran damai versi Trump.

Namun, KH Muhyiddin menyampaikan, ada beberapa negara Arab yang memberi nuansa dukungan kepada Israel. Dia sangat menyayangkan sikap mendua beberapa negara Arab. Karena akan melemahkan perjuangan bangsa Palestina untuk meraih kemerdekaan.

Ia menegaskan, wacana membagi dua Yerusalem juga sudah ditolak oleh OKI dalam rapat beberapa hari yang lalu. Selain itu, pada pertemuan di Oslo pada 2015 dinyatakan Yerusalem sebagai Ibu Kota Palestina yang tidak boleh dibagi-bagi.

“Tapi Presiden Trump sebagai boneka Israel, dia juga sedang tertekan di dalam negerinya maka Trump membuat kebijakan yang sangat merusak nama Amerika dan melanggar semua kesepakatan yang sudah ditandatangani,” ujarnya.

Menurutnya, pernyataan Presiden Trump terkait Yerusalem untuk mengalihkan isu agar tidak ketahuan dia sedang tertekan di dalam negerinya. Jadi umat Islam jangan terbuai dengan permainan Trump. Di samping itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sedang menghadapi masalah karena ingin menang dalam pemilu yang akan datang.

KH Muhyiddin menegaskan, tidak bisa menerima usulan Presiden Tramp karena sangat tidak adil. Bayangkan orang Palestina yang tinggal di bagian lain di Tepi Barat kalau mau masuk ke Yerusalem harus mendapat izin dari Israel.

“Kalau tidak memiliki izin maka mereka (orang Palestina) tidak boleh masuk Yerusalem, ini tindakan yang tidak masuk akal dan diskriminatif,” ujarnya.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

ketum pemuda muhammadiyah dzul fikar ahmad tawalla 169

Usai Putusan MK, Pemuda Muhammadiyah Serukan Persatuan Dan Hidup Rukun-Damai

Jakarta – Mahkamah Konstitusi (MK) telah memutuskan sengketa Perselisihan Hasil Pemilu (PHPU) 2024 pada Senin, …

Alissa Wahid ok

Semangat Emansipasi Kartini Bisa Pengaruhi Penafsiran Agama Modern Terhadap Posisi Perempuan

Jakarta – Kesetaraan gender dan penolakan terhadap diskriminasi perempuan merupakan nilai-nilai yang terus diperjuangkan dalam …