rasulullah
wasiat rasulullah

5 Cara Rasulullah Marah pada Istri, Jauh dari Kekerasan Malah Terlihat Romantis

Marah merupakan luapan emosi yang kerap diluapkan oleh seorang istri pada suami, maupun sebaliknya. Hal tersebut merupakan hal yang wajar dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Bahkan Rasulullah pun pernah marah kepada istri-istrinya, terlebih kepada Aisyah yang terkenal sebagai istri Rasulullah paling pencemburu.

Meski demikian saat Rasulullah marah ia tidak pernah melakukan kekerasan, justru sikap marahnya terlihat romantis. Sikap marah Rasulullah tersebut, tentu menjadi salah satu suri tauladan yang harus kita tiru dalam berumah tangga. Berikut ini 5 cara Rasulullah marah pada istri, jauh dari kekerasan malah terlihat romantis.

1. Memeluk Istri

Cara marah Rasulullah pada istrinya yang pertama adalah dengan memeluk. Sikap tersebut Rasulullah lakukan pada istrinya Aisyah. Kala itu, Humairah panggilan istri kesayangan Rasulullah tersebut sedang cemburu kepada Khadijah.

Meski pada saat itu Khadijah sudah meninggal dunia, namun kecemburuan Aisyah pada istri pertama Rasulullah itu senantiasa menyelimuti Aisyah. Disebutkan dalam suatu kisah pada suatu hari, Rasulullah pernah marah kepada Aisyah karena ia terus menerus cemburu pada Khadijah.

Kemudian Rasulullah berkata dan memerintahkan Aisyah untuk menutup matanya. “Tutuplah matamu”, Aisyah pun menutup matanya kemudian Rasulullah mendekat dan memeluk Aisyah seraya berkata “Ya Humaira ku, marahku telah pergi setelah aku memelukmu,” (HR. Muslim).

Dalam kondisi marah, alih-alih marah, justru malah memeluk istrinya. Hal tersebut sesuai dalam Islam yakni senantiasa bersabar dan mengedepankan rasa kasih sayang kepada istri.

2. Menyentuh Wajah Istri

Hal ini juga masih berhubungan dengan cemburu Aisyah kepada Khadijah. Aisyah selalu menunjukkan sikap dan kalimat cemburu setiap kali Rasulullah bercerita tentang istri pertamanya tersebut.

Bahkan Aisyah pernah berkata bahwa Khadijah hanyalah seorang wanita dan Rasulullah sudah mendapat pengganti yang lebih baik yakni dirinya. Dalam kondisi Aisyah yang sedang marah tersebut, Rasulullah memijit hidung Aisyah dan berkata

“Ya Humaira, baccalah doa: Wahai Tuhanku, ampunilah dosa-dosaku, hilangkanlah kekerasan hatiku, dan lindungilah aku dari fitnah yang menyesatkan,” (HR. Ibnu Sunni).

Tindakan yang dilakukan oleh Rasulullah tersebut merupakan contoh bahwa Rasulullah tetap memperlakukan istrinya dengan baik walaupun dalam kondisi marah. Hal tersebut tentu patut kita contoh dalam berumah tangga.

3. Tidak Menegur Dihadapan Orang Lain

Ketika Rasulullah marah pada istrinya, ia tidak pernah menegur dihadapan orang lain. Hal tersebut terjadi saat Aisyah cemburu kepada Rasulullah. Pada saat itu, Aisyah mendapat giliran dikunjungi oleh Rasulullah, namun salah satu istri Rasulullah mengirimkan kurma.

Lantas Rasulullah pun menerimanya kemudian menyajikan piring berisi kurma tersebut pada para sahabat. Pada saat itu, Aisyah yang merasa cemburu lalu memecahkan piring tersebut hingga pecah dan berjatuhan lah kurma tersebut.

Alih-alih marah atau menegur, Rasulullah justru tersenyum melihat kecemburuan Aisyah. Rasulullah pun berkata pada para sahabat “Maaf, ibu kalian sedang cemburu,” sambil memungut piring pecah dan kurma yang berjatuhan seerta menggantinya dengan piring yang baru. (Diriwayatkan dalam kitab Hadist Imam Bukhari).

4. Diam

Sikap marah Rasulullah selanjutnya yang ditunjukkan para istrinya adalah dengan cara mendiamkannya. Hal tersebut terjadi pada Aisyah dan Hafsah. Kedua istri Rasulullah tersebut didiamkan oleh Rasulullah setelah mereka bersikap cemburu berlebihan pada istri Rasulullah yang lain yakni Mariah al-Qibthiyah.

Maria yang dikenal dengan cantik dan berkuli bersih itu mendapat anugerah seorang anak yang bernama Ibrahim dari Rasulullah. Anak itu kemudian meninggal dunia di usia 9 bulan.

Aisyah dan Hafsah bahkan pernah berkata bahwa anak itu tidak mirip dengan Rasulullah. Mendengar hal tersebut, Rasulullah marah dan mendiamkan mereka. Allah membenarkan sikap Rasulullah tersebut dalam QS. An-Nisa:34.

“Dan istri-istri yang kalian khawatirkan akan nusyuz hendaklah kamu beri nasehat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur kalau perlu pukullah mereka,”  (QS. An-Nisa:34).

Maksud dari ayat di atas ialah jika ada seorang istri yang sudah dinasehati berulang kali tapi tetap saja tidak mengikuti suami, maka suami pun boleh mendiamkannya. Rasulullah pun melakukannya dengan kebaikan agar kedua istrinya tersebut jera dan dapat mengambil pelajaran sehingga tidak mengulangi kesalahan yang sama.

5. Tidak Memukul

Walaupun dalam keadaan marah Rasulullah tidak pernah memukul istrinya, hal tersebut diriwayatkan oleh Aisyah, “Rasulullah tidak pernah memukul istrinya walau sekalipun,” (HR. Muslim).

Siakp Rasulullah tersebut patutnya kita teladani, terlebih akhir-akhir ini kasus kekerasan dalam rumah tangga marak terjadi. Tidak sedikit diberitakan seorang istri babak belur karena dipukul oleh suaminya. Tentu kabar tersebut membuat miris, padahal suri tauladan kita yakni Rasulullah tidak pernah memukul istirnya meski keadaan beliau sedang marah. Wallahu a’lam bhissawab.

Bagikan Artikel ini:

About Intan Ratna Sari

Check Also

tahun baru 2025

Apakah Refleksi Diri di Tahun Baru Dianjurkan Dalam Islam? Begini Penjelasan Profesor Quraish Shihab

Memasuki tahun baru, banyak orang yang melakukan refleksi diri di tahun baru. Mulai dari melakukan …

memakan kucing

Jual Beli Kucing Bolehkah? Ini Hukumnya dalam Islam

Kucing merupakan salah satu hewan yang banyak disukai, tak heran jika hewan menggemaskan ini banyak …