tingkatan iman
tingkatan iman

Lima Tingkatan Iman Menurut Imam Nawawi

Iman adalah jangkar dan pondasi diri dalam beragama. Iman menentukan sikap dan perilaku beragama. Iman yang kokoh akan menampilkan pribadi yang berakrakter dan berhati mulia. Sebaliknya iman yang rapuh akan mudah terpengaruh dengan situasi dan kondisi.

Iman ibarat tenaman yang perlu kita rawat dan pelihara dengan keyakinan dan amal yang baik sehingga memiliki akar kokoh yang tidak mudah goyang. Maka, sungguh beruntung ketika manusia mencapai tingkatan iman dengan akar yang kokoh dan kuat.

Ketahuilah sesungguhnya iman itu selalu dinamis dan berubah. Namun, setiap orang harus terus berusaha untuk mencapai tingkat keimanan yang hakiki. Para ulama berpendapat bahwa ada beberapa tahapan dalam keimanan seseorang.

Dalam Kitab Syarah Kasyifah as-Saja Fi Syarhi Safinah an-Naja, Syekh Allamah Muhammab bin Umar an-Nawawi al-Banteni menyatakan ada lima tingkatan iman dalam diri seseorang.

Pertama, iman taklid, yaitu mantap dan percaya dengan ucapan orang lain (Ulama) tanpa mengetahui dalilnya. Orang yang memiliki tingkatan keimanan ini dianggap sah keimanannya. Namun, orang yang memiliki taraf keimanan seperti ini tetap berdosa karena meninggalkan upaya mencari dalil, padahal ia merupakan orang yang mampu menemukan dalilnya.

Kedua, iman ilmi, yaitu mengetahui akidah-akidah beserta dalil-dalilnya. Karena mengetahui dalil-dalilnya membuat orang di taraf ini menjadi yakin akan kebenaran dari ajarannya. Syekh Nawawi berpendapat bahwa orang yang memiliki keimanan di tingkat pertama dan kedua merupakan orang-orang biasa yang terhalang jauh dari Zat Allah.

Ketiga, iman iyaan, yaitu mengetahui Allah dengan pengawasan hati (makrifatullah). Oleh karena itu, Allah tidak pernah hilang dari hati sekedip mata pun karena rasa takut kepada-Nya selalu ada di hati sehingga seolah-olah orang yang memiliki tingkatan keimanan ini melihat Allah dlaam derajat pengawasan hati.

Keempat, iman haq atau haqqul yaqin, yaitu melihat Allah dengan hati. Tingkatan keimanan ini seperti yang disampaikan para ulama, yakni orang yang makrifat. Orang tersebut dapat melihat Allah dalam segala sesuatu. Orang yang memiliki tingkatan keimanan ini adalah orang yang terhalang jauh dari selain Allah.

Kelima, iman hakikat, yaitu sirna bersama Allah dan mabuk karena cinta kepada-Nya. Oleh karena itu, orang yang memiliki tingkatan keimanan ini hanya melihat Allah seperti orang yang tenggelam di dalam lautan dan tidak melihat adanya tepi pantai sama sekali.

Keimanan dua kategori pertama masih dapat diupayakan. Manusia harus terus dan wajib mendalami dan memperkokoh keimanan melalui pencarian dalil dan wajib mempelajari sedapat mungkin sifat-sifat Allah.

Semua keimanan ini mulia di level mana pun itu. Tetapi memang derajat dari semua keimanan itu berbeda di sisi Allah. Hanya saja, kita sebagai manusia biasa tidak perlu menilai tingkat keimanan orang lain karena semua mendapatkan petunjuk dari sumber yang sama, yaitu Allah.

Karena itulah, terpenting bagi umat beragama adalah berupaya menstabilkan keimanan dan mempertebalnya. Ada beberapa cara agar keimanan kita selalu meningkat dan tidak semakin berkurang.

1. Membaca, mendengar, serta memahami Al-Qur’an dan hadis

Bersumber dari al-Quran dan hadist, seorang muslim bisa memperoleh pelajaran tentang berbagai hal mulai dari janji Allah, ancaman dari Allah, sampai kisah umat terdahulu yang bisa kita ambil hikmahnya.

2. Selalu tafakkur dengan tanda-tanda kekuasaan Allah lewat alam semesta

Kita bisa memikirkan tanda-tanda kekuasaan Allah lewat segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi. Keindahan gemerlap bintang di langit.  Dengan keindahan alam kita akan mampu berfikir akan kebesaran Allah. Bahkan gerak alam dari hal paling kecil sekalipun adalah bagian dari keagungan ciptaanNya.

3. Selalu beramal saleh

Terkagir, tentu saja mempertebal dengan tindakan. Iman bukan sekedar masalah hati, tetapi juga ekspresi tindakan. Salah satu cara mempertebal keimana ialah dengan cara menjauhi kemaksiatan dan beramal saleh.

Semoga kita termasuk dalam golongan yang terus meningkatkan keimanan.

Bagikan Artikel ini:

About Ernawati

Check Also

hari guru nasional

Guru, Ustadz dan Kiayi : Sebuah Perenungan di Hari Guru Nasional

Setiap tanggal 25 November, kita merayakan Hari Guru Nasional untuk menghormati peran dan kontribusi para …

hebron

Menelusuri Palestina : Jejak Para Nabi dan Pesan Kebersamaan

Palestina, merupakan tanah suci yang merangkum sejarah agama-agama besar, mengisahkan jejak para nabi yang menginspirasi. …