dokumen persaudaraan
dokumen persaudaraan

Mengenang “Watsiqah Al Ukhuwah Al Insaniyyah” : Dokumen Persaudaraan Antar Umat Beragama

Kenapa mesti mempertentangkan, mempertanyakan dan menggugat apa yang telah ditetapkan Tuhan. Bukankah sang Maha Kuasa telah berbicara tegas kepada Muhammad, nabi pilihan penutup para nabi, dirinya hanya bertugas menyampaikan Islam sebagai agama penyelamat kepada seluruh umat manusia. Namun perlu diingat, hidayah hak prerogatif Allah.

Andai Allah berkehendak, sangat mudah menjadikan seluruh penghuni dunia menganut satu agama. Tetapi kenapa Dia menciptakan manusia menjadi beragam; agama, suku, etnis dan ras seperti yang kita lihat saat ini? Ya, inilah sunnatullah.

Paragraf di atas, diantara yang termuat dalam piagam persaudaraan kemanusiaan yang digagas dalam upaya menciptakan perdamaian dunia. Suatu usaha untuk menghilangkan sikap egoisme beragama. Agama (kecuali bila diserang dan diancam) bukan alasan untuk saling membunuh, saling membenci dan ajang caci maki.

Tahun lalu, tepatnya tanggal 4 Februari 2019, ditandatangani Piagam Persaudaraan Kemanusiaan Dunia. Piagam ini sebagai follow up konferensi internasional untuk persaudaraan kemanusiaan yang berlangsung selama tiga hari di Abu Dhabi Emirat Arab yang dihadiri oleh perwakilan tokoh-tokoh agama se dunia.

Piagam ini ditandatangani oleh Grand Syaikh Universitas al Azhar Mesir, Dr. Ahmad Thoyyib dan Paus Fransiskus pemimpin Kristen Katolik se dunia. Keduanya, mewakili semua tokoh agama se dunai yang hadir pada saat itu.

Upaya tokoh agama-agama se dunia ini bertujuan menyelamatkan dunia dari bencana terorisme, radikalisme dan ekstrimisme. Juga dari ketidak adilan, penindasan, eksploitasi dan kejahatan kemanusiaan lainnya.

Piagam ini dihadirkan sebagai vaksin untuk penangkal virus ego-ego atas nama agama, keyakinan, fanatik buta, yang merusak dan mengoyak persaudaraan manusia.

Sebagaimana Piagam Madinah (Watsiqah Madinah) yang digagas oleh Nabi, Piagam Persaudaraan Kemanusiaan ini menjadi hal penting untuk dipraktikkan dalam kehidupan beragama dan bernegara. Khususnya di Indonesia dengan keragamannya.

Sehingga kritik malaikat kepada Allah, “Apakah akan menciptakan manusia yang gemar mengalirkan darah” disaat akan menciptakan Nabi Adam sebagai khalifah di bumi tidak terjadi. Sejatinya, keresahan malaikat itu tidak lain adalah kejahatan kemanusiaan seperti terorisme, radikalisme, ekstremisme, ketidak adilan, penindasan, eksploitasi dan segala kejahatan kemanusiaan yang lain. Lebih-lebih, bila kejahatan tersebut dilakukan atas nama agama tertentu.

Natal dan tahun baru biasanya menjadi momen yang ditunggu oleh pihak-pihak yang sengaja akan membuat gaduh. Teroris memanfaatkan momen ini untuk tujuan adu domba antar agama. Tujuan paling utama mereka adalah membelah persatuan dan kesatuan bangsa. Sehingga sikap iri terhadap Indonesia yang damai akan tercapai. Namun, perlu diingat dan dicatat, tujuan itu tidak akan pernah tercapai. Sebab moderasi beragama di Indonesia telah tertanam dalam di lubuk sanubari umat Islam Indonesia.

Bagikan Artikel ini:

About Faizatul Ummah

Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo dan Bendahara Umum divisi Politik, Hukum dan Advokasi di PC Fatayat NU KKR

Check Also

kopi sufi

Kopi dan Spiritualitas Para Sufi

Ulama dan Kopi apakah ada kaitan diantara mereka berdua? Kopi mengandung senyawa kimia bernama “Kafein”. …

doa bulan rajab

Meluruskan Tuduhan Palsu Hadits-hadits Keutamaan Bulan Rajab

Tahun Baru Masehi, 1 Januari 2025, bertepatan dengan tanggal 1 bulan Rajab 1446 H. Momen …