jangan memaksa
metode dakwah nabi

Cara Nabi Mengajarkan Metode Dakwah bagi Para Da’I

Selayaknya sebagai teladan umat, para da’i sudah sepantasnya meneladani sikap dan cara Nabi berdakwah. Akhlak Nabi sungguh mulia. Beliau tidak mudah marah, tidak mencaci maki dan tidak pernah berkata kotor dan bahkan selalu mendoakan kebaikan termasuk kepada mereka yang sering menyakiti.

Ada beberapa kisah ketika Nabi memilih mendoakan terbaik terhadap mereka yang pernah menyakiti Nabi dan umat Islam. Nabi berdakwah dan mengajak dengan begitu santun, sehingga tidak mudah bagi para sahabat meniru kesabaran tersebut.

Suatu ketika Ath Thufail bin Amr RA mengajak kaumnya, Bani Ad Daus untuk memeluk Islam. Namun, bukan hasil yang ia dapatkan tetapi pertentangan dan kebencian yang diraih.

Ath Thufail yang baru masuk Islam ini merasa geram bahkan putus asa. Ia sudah merasa berjuang untuk Islam tetapi tidak membuahkan hasil. Ia memutuskan untuk mengadu kepada Nabi dan meminta Nabi mendoakan Bani Ad Daus untuk dibinasakan.

Apakah Nabi terpancing dengan pertentangan orang yang menolak Islam? Nabi Muhammad SAW justru tersenyum dan berdoa dalam sabdanya : “Ya Allah, berikanlah Bani Ad Daus Hidayah, dan datangkanlah hidayah kepada mereka.” Andaikan Nabi marah tentu doa Nabi akan terkabul untuk membinasakan mereka. Ath Thufail bin Amr kemudian kembali ke kaumnya Bani Ad Daus, dan mendapatkan mereka masuk Islam.

Kisah yang lain adalah dari Bani Tsaqif yang tinggal di daerah Thaif. Pada saat Nabi membebaskan Makkah, penduduk Thaif masih bersikap angkuh untuk menolak ajakan Islam. Bahkan mereka mengepung dan membunuh sebagian Sahabat yang merupakan dari kalangan bangsawan.

Berbagai dai didatangkan untuk mengajak Bani Tsaqif. Namun, mereka bersikukuh dan tetap menolak dengan angkuh. Pemimpin Bani Tsaqif, Urwah bin Mas’ud Ats Tsaqifi sendiri mendatangi mereka untuk mengajak kepada Islam. Namun, Bani Tsaqif tetap menolak mereka.

Urwah sebagaimana Ath-Thufail, merasa putus asa dan mengadu kepada Nabi. : “Wahai Rasulullah SAW doakanlah atas Bani Tsaqif adzab karena mereka menolak da’wah Islam, bahkan dahulu bani Tsaqif dari kalangan pembesar dan anak-anak kecil mereka, mengusirmu, mencacimakimu dan melemparimu dengan batu.”

Sama seperti dalam kasus sebelumnya, Nabi hanya tersenyum dan dengan penuh lembut dan kasih sayang berdoa dalam sabdanya : ” Ya Allah, berikanlah hidayah bagi Bani Tsaqif.” Sungguh doa itu sangat indah. Bani Tsaqif semuanya masuk Islam bahkan keimanan mereka semakin kuat. Bani Tsaqif bahkan termasuk orang yang semangat membantu memerangi kaum murtad setelah Nabi Muhammad SAW meninggalkan dunia yang fana ini.

Dua cerita ini merupakan teladan yang penting dipegang oleh para da’i saat ini. Nabi hanya memberikan contoh bahwa berdakwah butuh perjuangan, tidak mudah putus asa, apalagi sering marah-marah. Inilah pelajaran berharga bagi Ath-thufail, Urwah dan tentu saja para da’i saat ini. Jangan karena penolakan masyarakat, para da’i mudah ingin melempar laknat dan doa penuh adzab.

Ingatlah bahwa doa terindah para juru dakwah bukan melaknat dan mencaci maki, tetapi memohon rahmat dan hidayah kepada mereka yang menolak ajakan. Para da’i selalu diingatkan untuk memahami posisi dirinya. Nabi saja telah diperingatkan oleh Allah : Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya engkau (Muhammad) hanyalah pemberi peringatan. Engkau bukanlah orang yang berkuasa atas mereka (al-Ghasyiyah: 21-22).

Jika Nabi yang diutus resmi oleh Allah untuk membawa risalah hanya menjadi pemberi peringatan, apalagi para da’i. Tentu tidak lebih melampaui Nabi. Mereka tidak boleh memaksa, apalagi memaki-maki jika dakwah dan ajakannya tidak diterima oleh masyarakat. Doa terindah adalah doa permohonan rahmat dan hidayah. Dan lihatlah buah manis dari doa yang pernah dipanjatkan Nabi tersebut.

Wallahu a’lam

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Ken Setiawan 1

Lemahnya Literasi dan Pemahaman Agama Sejati Buka Celah Radikalisme di Kalangan Pelajar

Jakarta – Pendiri NII Crisis Center, Ken Setiawan, menilai lemahnya literasi dan pemahaman agama yang …

terduga pelaku ledakan SMAN 72 copy

Pelaku Ledakan di Sekolah Tak Anti-Islam, Dipicu Masalah Emosional

Jakarta — Polda Metro Jaya menegaskan bahwa insiden ledakan di Masjid SMAN 72 Jakarta tidak …