perjanjian4
perjanjian4

Fitrah Manusia Pelupa dan Rasul Sang Pengingat

Tahukah anda? Pada saat manusia masih berada dalam kandungan ibu, manusia telah mengikat perjanjian untuk beriman kepada Allah. Tetapi fitrah manusia adalah pelupa. Kehadiran utusan Allah ke muka bumi adalah bertugas sebagai pengingat mereka yang lupa terhadap perjanjian tersebut.

Janji manusia kepada Rabb-nya pun tertuang dalam al-Quran dalam surat al-Hadid ayat 8:

Artinya: “Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah padahal Rasul menyerumu supaya kamu beriman kepada Tuhanmu. Dan sesungguhnya Dia (Allah) telah mengambil perjanjianmu, jika kamu adalah orang yang beriman.”

Dalam ayat ini memperlihatkan bahwa fitrah manusia adalah makhluk yang terikat perjanjian dengan Allah untuk selalu beriman. Sebenarnya  apa yang menghalangi manusia untuk beriman kepada Allah, sementara Rasul sudah menyuruh manusia beriman kepada Allah, dan Allah telah mengambil perjanjian dari manusia agar manusia beriman kepada-Nya ketika dikeluarkan ke muka bumi.

Setiap Rasul yang diutus Allah telah memberikan penjelasan secara gamblang dan logis, serta memberikan ilmu serta bukti- bukti yang nyata akan keesaan Allah. Selain itu, Manusia juga di bekali oleh akal pikiran agar mereka bisa memilah mana yang benar dan yang salah.

Surat al-A’raf ayat 172:

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا ۛ أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَافِلِينَ

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”,”

Pada ayat ini Allah menjelaskan kepada umat manusia mengenai keesaan Allah. Kesaksian ini disaksikan oleh Nabi Adam dan penduduk langit sebagai saksi . Namun, selain fitrah manusia adalah suci, tetapi perlu diingat bahwa fitrah manusia adalah pelupa dan berpotensi melakukan kesalahan dengan melupakan perjanjian.

Perjanjian dengan Allah akan dilupakan dan mereka jatuh pada keburukan. Sifat lupa manusia menutupi perjanjian antara manusia dengan Tuhan. Namun, sifat manusia pelupa yang ada dalam diri manusia ini tidak dapat dijadikan alasan untuk mengelak terhadap janjinya kepada Allah kelak di akhirat.

Allah telah menurunkan Nabi dan Rasul untuk mengingatkan keesaan Allah, serta Allah juga telah membekali akal dan pikiran manusia agar mereka mampu mengetahui kebenaran tersebut. Dua potensi besar akal dan ajaran dari Nabi itulah yang menjadi panduan manusia untuk mengingat kembali perjanjian dengan Allah.

Sampai di sini sebenarnya tugas Rasul pun hanya sekedar mengingatkan kembali manusia yang pelupa kepada perjanjian abadi. Rasul pun bukan penyelamat, tetapi sekedar memberikan peringatan kepada manusia untuk kembali lagi pada jalan kebenaran. Rasul pun bertugas membekali manusia dalam menghadapi dunia ini yang hanya sebatas ujian dalam memegang perjanjian dengan Allah.

Hidup di dunia ini bisa diibaratkan seperti ujian di sekolah. Manusia hidup dari bayi sampai dewasa akan menjalani fase belajar dan menghadapi masalah. Layaknya seorang murid sudah mengetahui bahwa akan ada ujian dari setiap mata pelajaran yang diajarkan oleh guru.

Setelah tiba saat ujian, guru tidak akan memberitahu jawaban meski sebelumnya apa yang diuji telah diajarkan. Jawabannya baru akan diberitahu saat ujian telah selesai. Setelah hari kiamat, Allah  barulah akan memberikan jawaban atas apa perjanjian yang sudah kita buat dengannya sebelum lahir ke dunia.

Bagikan Artikel ini:

About Saparuddin

Check Also

debat

Debat adalah Metode Terakhir Berdakwah, Tetapi Jangan Lupa Etikanya

Sawala atau yang biasa disebut dengan debat merupakan suatu kegiatan adu argumantasi antara dua belah pihak …

kerja kepada non muslim

3 Sikap Islami untuk Mengais Rizki di tengah Pandemi

Manusia harus bekerja untuk dapat menghasilkan uang untuk mencukupi segala kebutuhannya dalam bertahan hidup, apalagi …