Layakkah umat Islam yang gemar melahap dan menyebar hoaks dikatakan “khairu ummah”, umat terbaik yang disebutkan dalam al Qur’an? Rasanya ini menjadi ujian bagi umat Islam sebagai khairu ummah saat ini. Betapa hoaks telah merajalela di mana-mana.
Budaya bermedia sosial saat ini tidak merefleksikan bahwa umat Islam adalah khairu ummah. Kenapa demikian? Karena hoaks jamak ditemukan dan jumlahnya sangat besar. Sementara, umat terbaik yang disebutkan dalam al Qur’an indikasinya adalah mereka yang senantiasa beriman kepada Allah secara konsisten, senantiasa mengajak (menciptakan) kebaikan dan mencegah keburukan.
Beriman kepada Allah secara konsisten berarti mengikuti sepenuh hati segala perintah Allah yang tertuang dalam al Qur’an dan sunnah Nabi. Salah satunya adalah tidak menyebarkan informasi yang belum diketahui secara pasti kebenarannya atau hoaks.
Larangan ini termaktub dalam firman Allah, “Sekiranya tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar karena pembicaraan kamu (tentang berita bohong) itu”. (QS. al Nur (24): 14).
Ayat ini merespon fenomena hoaks yang terjadi pada masa Nabi. Adalah Abdullah bin Ubay bin Salul dan kawan-kawannya yang memproduksi berita hoaks perselingkuhan Aisyah.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, Abdullah bin Ubay bin Salul dan kawan-kawannya diancam dengan siksa yang pedih serta mereka tergolong orang munafik yang tidak beriman dan tidak termasuk orang-orang shaleh. Keputusan Allah ini karena mereka dengan sengaja memproduksi berita bohong yang menyengsarakan Aisyah serta memperkeruh suasana.
Oleh karena itu, hoaks tergolong dosa besar yang diancam dengan siksa yang pedih. Di ruang media sosial kita hari ini, menyebarkan berita bohong ala Abdullah bin Ubay dianggap sesuatu yang biasa dan sepele. Hal ini menjadi indikasi lemahnya keimanan. Karenanya, sangat jauh untuk dikatakan sebagai khairu ummah.
Namun, tidak berarti adanya oknum umat Islam seperti itu menghapus identitas khairu ummah lepas begitu saja dari umat Islam. Mayoritas umat Islam sangat layak disebut umat terbaik karena memiliki keimanan dan senantiasa melakukan kesalehan.
Artinya, ada umat Islam yang masuk kategori khairu ummah dan ada pula yang tidak. Umat Islam yang tidak layak dikatakan sebagai khairu ummah adalah mereka yang menjadikan Islam tak lebih sebagai simbol belaka. Salah satu indikatornya adalah senang memproduksi dan menyebarkan informasi bohong.
Pada ayat yang lain Allah berfirman, “Ingatlah diwaktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya sesuatu yang ringan saja. Padahal, dia pada sisi Allah adalah besar”. (QS. al Nur (24): 15).
Cukup jelas dan tegas, ayat ini mengatakan bahwa hoaks merupakan dosa besar. Hal ini karena hoaks membuahkan dampak negatif penyebab terjadinya fitnah, permusuhan dan perpecahan.
Maka, sebagai muslim tidak sepantasnya bangga melahap hoaks apalagi sampai membagikannya ke mana-mana. Sungguh, segala perbuatan itu pasti dimintai pertanggungjawaban di pengadilan Allah, suatu pengadilan yang tidak bisa diintervensi oleh siapapun.
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah