Diturunkan al Quran
Diturunkan al Quran

Pertanyaan Seputar Al-Qur’an : Mengapa Al-Qur’an Diturunkan secara Bertahap?

Bukan hanya pertanyaan tentang Al-Qur’an diturunkan hanya makna atau makna dan lafadz, yang tak kalah penting adalah pertanyaan mengapa Al-Qur’an diturunkan secara bertahap, bahkan dalam kurun waktu yang tak sebentar? Lalu mengapa Al-Qur’an tidak diturunkan secara keseluruhan sebagaimana diturunkannya kitab-kitab sebelum Al-Qur’an?

Al-Quran diturunkan dalam tempo, menurut satu riwayat, 22 tahun 2 bulan 22 hari, yaitu pada malam 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi, sampai 9 Dzulhijjah Haji Wada’ tahun 63 dari kelahiran Nabi Muhammad SAW. atau tahun 10 H.[1]

Tahapan Diturunkan Al-Qur’an

Proses turunnya Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut :

Tahap Pertama

Al-Quran turun secara sekaligus dari Allah SWT. ke lauh al-mahfuzh, yaitu suatu tempat yang merupakan catatan tentang segala ketentuan dan kepastian Allah. Proses pertama ini diisyaratkan dalam Q.S. Al-Buruj [85] ayat 21-22 dan diisyaratkan pula oleh firman Allah SWT dalam Surah Al-Waqi’ah [56] ayat 77-80 :

Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang mulia, Yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfudzh. (Al-Buruj [85] ayat 21-22) dan Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh),  Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan. Diturunkan dari Rabbil ‘alamiin.(Al-Waqi’ah [56] ayat 77-80).

Tahap Kedua

Al-Qur’an diturunkan dari lahul mahfuz ke bait al-izzah (tempat yang berada di Iangit, diisyaratkan Allah dalam surat AI-Qadr ayat 1 :Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan (Al-Qadr :1).

Tahap Ketiga

Al-Quran diturunkan dari bait al-izzah ke dalam hati Nabi dengan jalan berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan. Adakalanya satu ayat, dua ayat, bahkan satu surat. Mengenai proses turun dalam tahap ketiga diisyaratkan dalam QS. Asy-Syu‘ar’a’ [26] ayat193-195 : Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), Ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, Dengan bahasa Arab yang jelas.(Asy-Syu‘ar’a’ [26] ayat193-195)

Tujuan Al-Qur’an Diturunkan secara Bertahap

Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, meIaIui malaikat Jibril tidak secara sekaligus, tetapi sesuai dengan kebutuhan. Bahkan, kadang wahyu turun untuk menjawab pertanyaan para sahabat atau membenarkan tindakan Nabi Muhammad SAW.

Selain itu, banyak pula ayat atau surat yang diturunkan tanpa melalui latar belakang pertanyaan atau kejadian tertentu. Ketika mereka tidak mampu memenuhi tantangan itu, hal itu merupakan salah satu mukjizat Al-Quran.[2] Lalu apa tujuan Al-Qur’an diturunkan secara bertahap?

Memantapkan hati Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat.

Proses ini sebagaimana terjadi pada Era Makkiyyah dan Madaniyyah dengan tribulasi cobaan yang diterima nabi dan para sahabat melalui celaan, cemoohan, siksaan, bahkan upaya pembunuhan. Ketika menyampaikan dakwah, Nabi Muhammad SAW. sering berhadapan dengan para penentang. Turunnya wahyu yang berangsur-angsur itu merupakan dorongan untuk berdakwah.

Oleh karena itu, wahyu yang turun secara bertahap dari waktu ke waktu ini bertujuan menguatkan hati Rasulullah SAW  dalam menggapai jalan yang sulit dan terjal. Di kala hendak menghadapi perang atau kesulitan, Al-Qur’an turun menguatkan hati Rasulullah dan kaum muslimin generasi pertama.

Menentang dan melemahkan para penentang Al-Quran.

Nabi Muhammad SAW. sering berhadapan dengan pertanyaan sulit yang dilontarkan orang-orang musyrik dengan tujuan melemahkan. Turunnya wahyu yang berangsur-angsur tidak hanya menjawab pertanyaan itu, tetapi juga menantang mereka untuk membuat sesuatu yang serupa dengan Al-Quran, tetapi tidak mampu memenuhi tantangan itu hal itu merupakan salah satu mukjizat Al-Quran.

Al-Qur’an digunakan oleh Nabi Muhammad SAW untuk menantang orang-orang pada masanya dan generasi setelahnya yang tidak percaya kebenaran Al-Qur’an sebagai firman Allah SWT bukan ciptaan Muhammad dan risalah serta ajaran yang dibawanya terhadap mereka, sekalipun memiliki tingkat fashahah dan balaghah yang tinggi di bidang bahasa Arab, Nabi SAW memintanya untuk menandingi Al-Qur’an dalam 3 tahapan.

Memudahkan Untuk Dihafal dan Dipahami.

Nabi Muhammad SAW. sangat merindukan turunnya wahyu Begitu rindunya, beliau mengikuti bacaan wahyu yang disampaikan Jibril sebelum wahyu itu selesai dibacakannya. Allah SWT. berfirman dalm sudah Taaha ayat114 dan Al-Qiyamah ayat 16-19 : Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan Katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.”( Taaha [20] ayat114).

Pada pihak lain, Al-Quran pertama kali turun di tengah-tengah masyarakat Arab yang ummi, yaitu yang tidak merniliki pengetahuan tentang bacaan dan tulisan. Turunnya wahyu secara berangsur-angsur memudahkan mereka untuk memahami dan menghafalkannya.

Mengikuti dan Menjawab setiap kejadian

Hikmah terbesar dengan diturunkan secara bertahap Al-Qur’an mampu menjawab persoalan dan tantangan sekaligus melakukan penahapan dalam penetapan akidah yang benar, hukum-hukum syariat, dan akhlak mulia. Hikmah ini diisyaratkan Allah dalam Q. S. Al-Isra [17] ayat 106: Dan Al-Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.( Al-Isra [17] : 106)

Memuaskan Para Pemikir dan Orang Kebanyakan

Seorang awam akan merasa puas dan memahami ayat;ayat Al-Qur’an sesuai dengan keterbatasannya, tetapi ayat yang sama dapat dipahami dengan luas oleh filsuf dalam pengertian baru yang tidak terjangkau oleh kebanyakan orang.

Memuaskan Akal dan Jiwa

Pada dasarnya, manusia memeiliki daya pikir dan daya rasa, atau akal dan pandangannya, sedangkan daya kalbu mengantarkannya untuk mengekspresikan keindahan dan mengembangkan imajinasi dalam berbahasam, sulit sekali memenuhi kedua daya tersebut pada saat keduanya pada saat yang bersamaan.

Memberikan Penggambaran Betapa Indah dan Ketepatan Maknyanya

Sebagai contoh, pada Surah Az-Zumar terdapat uraian tentang orang;orang kafir dan mukmin yang diantar oleh para malaikat ke neraka dan Surga : Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Apakah belum pernah datang kepadamu Rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan Pertemuan dengan hari ini?” mereka menjawab: “Benar (telah datang)”. tetapi telah pasti Berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir.(Az-Zumar [39] :71).

Membuktikan dengan pasti Al-Quran turun dari Allah

Walaupun Al-Quran turun secara berangsur-angsur dalam tempo 22 tahun 2 bulan 22 hari, secara keseluruhan, terdapat keserasian di antara satu bagian dengan bagian A1-Quran lainnya. Hal ini tentu hanya dapat dilakukan Allah Yang Maha bijaksana.

Bagaikan Samudera Lautan, Kandungan Al-ur’an tidak ada habisnya untuk dikaji. Semakin dikaji, semakin banyak hal yang harus digali dalam Al-Qur’an. Inilah salah satu mukjizat Al’Qur’an sekaligus jika yang membedakannya dengan kitab-kitab suci lainnya.

Tidak salah jika Nabi SAW menggambarkan Al-Qur’an bagaikan lautan yang tidak bertepi (bahr laa Sahila Lah). Al-Qur’an bagaikan magnet yang menarik banyak orang untuk menggalinya. Tidak hanya orang Islam yang tertarik dengannya, tapi orang-orang non muslim pun tidak kalah tertariknya oleh Al-Qur’an. Buktinya, kita mewarisi banyak literatur tentang Al-Qur’an yang ditulis orang-orang Orientalis.


[1] Hudhari Bik, Tarikh Al-Tasyri’ Al-Islami, Terj. Mohammad Zuhri, Rajamurah Al-Qana’ah, 1980, hal. 5-6

[2] Manna Al-Qaththan, Mabahits Fi Ulum Al-Qur’an, Mansyurat Al- Asral-Hadits t.t.p. 1973, hal. 107-116

Bagikan Artikel ini:

About Ahmad Cahyo

Mahasiswa Program S2 PTIQ Jakarta

Check Also

Hari Santri

Memperingati Hari Santri Sebagai Wujud Hubbul Waton Minal Iman

Sebagaimana kita ketahui bahwa sejak tanggal 22 Oktober 2015 telh ditetapkan sebagai peringatan hari santri …

meninggal di tanah suci

Belajar dari Peletakan Hajar Aswad : Praktek Demokrasi Ala Nabi

Pada saat ini banyak Negara islam ataupun Negara yang mayoritasnya adalah muslim turut mengadaptasi sistem …