islam tidak ribet 1
islam tidak ribet 1

Islam itu Tidak Ribet, Tetapi Mudah dan Meringankan

Siapa bilang berislam itu ribet dan memberatkan. Islam itu sederhana dan mudah. Begitu pun jalan menuju surga juga sangat mudah dan siapapun bisa menjangkaunya asal mau melakukannya.

Ada kisah menarik yang bisa kita ambil pelajaran penting betapa Islam itu sangat mudah dan tidak ribet dan memberatkan.

Suatu saat seorang badui menghalangi perjalanan Rasullah yang sedang mengendarai unta. Nampaknya badui ini punya pertanyaan penting yang seolah tidak ada waktu lain untuk bertanya.

Tanpa mementingkan kesopanan karena sudah dihantui penasaran ia menarik tali kendali unta Nabi agar berhenti. Entah apa yang merasuki si Badui ini.

Setelah memberhentikan unta Nabi tanpa basa-basi dia bertanya : Wahai Rasulullah, kabarkanlah kepadaku tentang suatu yang mendekatkanku dari surga dan menjauhkanku dari neraka?

Karena mendengar pertanyaan badui agak sedikit cerdas dan penting Nabi memberhentikan untanya dan menjawab : “Orang yang telah diberikan taufik atau hidayah”.  Mendengar jawaban Nabi yang terlalu normatif atau memang dia tidak paham, badui lantas bertanya balik: Apa yang anda katakan?

Nampaknya pertanyaan cerdas badui tadi tidak sebanding dengan kecerdasannya untuk menangkap jawaban Nabi. Menyadari itu Nabi lalu menerangkan yang lebih praktis : Kamu menyembah Allah, tidak mensyirikkan-Nya dengan sesuatu apapun, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan menyambung silaturrahmi”.

Mendengar jawaban itu badui itu sepertinya merasa puas, tapi mungkin lupa ia masih memegang tali kendali unta Nabi. “Sekarang Tinggalkan unta tersebut”, perintah Nabi. Kisah ini diceritakan dalam hadist Imam Muslim.  

Jawaban Rasulullah itu tentu saja bukan hanya bagi badui tetapi bagi kita juga yang telah diwakili badui tadi. Tentu kita perlu berterima kasih terhadap badui itu yang telah mewakili kita bersama untuk menanyakan cara mudah masuk surga dan terhindar dari neraka.

Islam sebagai agama dan pedoman ternyata sederhana tidak ribet. Kuatkan akidahmu, tunaikan kewajiban ibadahmu dan rawat persaudaraan sosial. Itulah Islam dan cara berislam yang tidak ribet dan sederhana.

Lalu, apakah Islam itu berat dan memberatkan? Tentu tidak. Termasuk dalam beribadah pun Islam sangat menyukai keringanan. Ini ada kisah menarik lainnya yang mungkin bisa dijadikan pelajaran penting betapa Islam itu ringan termasuk dalam beribadah sekalipun.

Kisah ini dari sahabat Muadz bin Jabal yang pernah shalat bersama Nabi. Dia lalu kembali pulang dan mengimami kaumnya shalat isya dengan membaca surah al-Baqarah. Kemudian seseorang laki-laki ikut jamaah karena sedang meninggalkan unta di luar, terpaksa mufaraqah (meninggalkan jamaah).

Suatu saat sampaillah cerita itu kepada Rasulullah karena tindakan sahabat Muadz yang mengecam dan berkata buruk terhadap tindakan lelaki yang meninggalkan jamaah tadi. Dalam riwayat lain, lelaki itu mengadukan kepada Rasulullah.

Rasulullah bersabda : Wahai Muadz, apakah kamu membuat fitnah? Beliau sampai mengulangi perkataan tadi tiga kali? Mengapa kamu tidak membaca saja surat sabihisma rabbika atau wassaymsi atau wal laili? Yang ikut di belakangmu mungkin ada orang lanjut usia, orang lemah atau orang yang punya kepentingan.

Bahkan dalam hadist lain dengan kasus yang berbeda yang diceritakan oleh Abu Masud Nabi sampai marah mendengar aduan fulan yang mengkahirkan shalat subuh berjamaah karena imamnya memanjangkan bacaan dalam shalat. Bahkan Abu Mas’ud melihat marahnya Nabi saat itu sebagai marah terbesar.

Rasulullah bersabda : “Sungguh di antara kalian ada orang yang dapat menyebabkan orang lain berlari memisahkan diri. Maka bila seseorang dari kalian memimpin shalat bersama orang banyak hendaklah dia melaksanakannya dengan ringan. Karena di antara mereka ada orang yang lemah, lanjut usia dan orang yang punya keperluan.”

Kedua hadist yang dapat ditemukan dalam hadist Bukhari memberikan pelajaran berharga bahwa Islam itu ringan dan meringankan. Jika ada ibadah yang justru membuat umatnya merasa berat, Rasulullah sangat tidak suka.

Bagi Rasulullah memberatkan sesuatu dalam ibadah dan memilih jalan ribet dalam beragama justru akan membuat orang lari dan memisahkan diri. Perintah Nabi laksanakan dengan ringan karena bisa jadi orang memiliki keterbatasan dan kemampuan yang berbeda-beda dalam beribadah dan beragama.

Bagikan Artikel ini:

About Islam Kaffah

Check Also

duduk di kuburan

Saat Ziarah, Bolehkah Duduk di Kuburan?

Meskipun arus puritanisasi  mengklaim ziarah kubur adalah ritual bid’ah, tapi tidak banyak muslim nusantara yang …

shalat ghaib korban bencana

Shalat Ghaib untuk Korban Bencana

Pada tanggal 4 Desember 2021 telah terjadi peningkatan aktifitas vulkanik di gunung semeru. Hal itu …