Ahli Ibadah yang Mudah Tertipu

Orang Mukmin ada yang baik akhlaknya juga ada yang kurang hal ini berdasarkan kemampuan mencermati dan mengamalkan ajaran agamanya Imam Al Ghazali dalam karyanya yang berjudul Asnaf al Magrurin menjelaskan bahwa orang mukmin yang tertipu adalah orang yang selalu berpangku pada ampunan Allah rahmat Nya tapi tak mau beramal atau berbuat kebaikan Ini berawal dari dalam dirinya yang merasa bahwa orang tuanya sudah berbuat kebaikan maka sudah cukup memberi manfaat untuk anak anaknya Faktor utama yang menjadikan orang mukmin sampai tertipu berasal dari bisikan syaitan yang mengajarkan kepada manusia bahwa barangsiapa yang mencintai seseorang maka ia juga akan menyayangi anak anaknya Begitu juga Allah akan mencintai seseorang dan anak anaknya Bisikan seperti inilah yang menjadikan seseorang tak mau menjalankan ketaatan karena sudah merasa diwakili oleh orangtuanya Peristiwa ini seperti kisah yang dialami oleh putera Nabi Nuh yang bernama Kan an Ia merasa sebagai anak seorang Nabi yang mempunyai kedekatan dengan Allah Realita di atas sebagai gambaran bahwa orang yang mengira dirinya akan selamat disebabkan ketakwaan orangtuanya maka diumpamakan seperti orang yang mengira dirinya akan menjadi menjadi kenyang padahal yang makan orang tuanya Solusinya yaitu sebagai orang mukmin harus memaksimalkan dirinya dalam beramal Hal ini sesuai dengan Hadits Nabi yang berbunyi Artinya diriwayatkan dari Abi Ya la Syaddad bin Aus berkata Rasullah bersabda orang yang cerdas akalnya adalah orang yang mau mengoreksi kekurangan dalam dirinya dan menyiapkan bekal setelah kematian menjemputnya Sedangkan orang yang lemah akalnya adalah orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya serta selalu berharap berangan angan kepada Allah dengan sesuatu yang tak mungkin terjadi H R Tirmidzi Baca Juga Menghidupkan Hati yang MatiImam Munawi dalam kitab Faidhul al Qadir menjelaskan bahwa maksud hadits ini adalah orang yang cerdas adalah orang yang selalu berharap dan didukung dengan usaha yang maksimal seperti seseorang yang berharap menghasilkan panen yang banyak setelah ia melalui proses menanam merawatnya maka pantas dia selalu berharap agar menjadi sukses Lain halnya dengan harapan kosong tamanni tanpa didasari dengan usaha maka hal ini akan sia sia Pendapat Imam GhazaliImam Al Ghazali dalam kitab Asnaf al Magrurin memaparkan kategori orang orang ahli ibadah yang tertipu diantaranya Pertama Orang yang meremehkan kewajiban Fardhu ia lebih mementingkan ibadah yang sunnah misalnya orang yang mementingkan untuk mengejar Shalat tahajud kemudian tidurnya kebablasan sampai siang akhiranya Shalat Shubuhnya ditinggalkan Kedua Orang yang memiliki rasa was was dalam dirinya ia selalu ragu dalam perbuatannya Untuk niat shalat membutuhkan waktu yang lama bahkan menghabiskan waktu sehingga tertinggal jama ah shalatnya Ketiga Orang yang was was dalam mengucapkan huruf dalam surat Al fatihah sehingga sampai lupa merenungi memahami isinya Keempat orang yang membaca Al Qur an sampai hatam berkali kali namun hatinya selalu memikirkan urusan keduniaan ia masih melakukan larangan dalam al Qur an Kelima Orang yang selalu berpuasa bahkan puasa tahunan tetapi mereka tak menjaga lisannya dari berbuat ghibah membicarakan kejelekan orang Keenam Orang yang melakukan amar makruf dan mencegah yang mungkar kepada orang lain tapi ia tak melakukan bahkan lupa kepada dirinya sendiri Ketujuh orang yang bangga tinggal di Mekkah atau Madinah atau pernah kesana tetapi ia tak menjaga Hak hak yang berkaitan dengan Allah baik shalat dan lain serta hak hak kepada Nabi dengan memperbanyak membaca Shalawat dan mengikuti Sunnahnya Kedelapan orang yang merasa Zuhud tak gila dunia sederhana dalam berpakaian atau dalam urusan makanan tapi dalam hatinya gila kedudukan atau jabatan atau gila pujian Kesembilan Orang yang selalu mengerjakan ibadah Sunnah misalnya Shalat Dhuha tahajud serta ia merasakan nikmat tersendiri Sedangkan Shalat Fardhu ia tak merasakan bahkan tak mendapatkan nikmatnya ibadah fardhu Baca Juga Media Sosial dan Mundurnya Akhlak Generasi MudaItulah kategori ahli ibadah yang tertipu merasa amalnya baik tapi hakikatnya sangat kurang karena tak mampu membedakan yang wajib dan Sunnah serta tak mampu membedakan bisikan nafsu maupun bisikan yang didasari ilmu Semoga kita semua bertambah ilmu serta selalu dituntun oleh Allah ke jalan yang diridhai Nya Kesimpulanya agar seorang mukmin tak tertipu maka pia harus beramal sebanyaknya tanpa membanggakan amalan orang tua atau leluhurnya karena tak akan memberi manfaat untuk dirinya Oleh Moh Afif Sholeh

Bagikan Artikel ini:

About Islam Kaffah

Check Also

duduk di kuburan

Saat Ziarah, Bolehkah Duduk di Kuburan?

Meskipun arus puritanisasi  mengklaim ziarah kubur adalah ritual bid’ah, tapi tidak banyak muslim nusantara yang …

shalat ghaib korban bencana

Shalat Ghaib untuk Korban Bencana

Pada tanggal 4 Desember 2021 telah terjadi peningkatan aktifitas vulkanik di gunung semeru. Hal itu …