WhatsApp Image 2020 04 16 at 11.33.47
WhatsApp Image 2020 04 16 at 11.33.47

Amalan untuk Muslimah yang sedang Haid di Sepertiga Akhir Bulan Ramadan

Bulan Ramadan tahun ini telah memasuki masa seminggu terakhir. Umat muslim berlomba lomba untuk meraih keberkahan dan berharap mendapati malam lailatul qadar di ujuang bulan yang mulia ini dengan berbagai amal kebaikan. Salah satu ibadah mahdlah yang paling digemari adalah I’tikaf di masjid.

Ibadah ini mensyaratkan pelaksananya untuk suci dari hadats besar maupun hadats kecil. Oleh karena itu, perempuan yang sedang haid tidak diperkenankan untuk melaksanakan I’tikaf. Lantas, ibadah apa yang bisa dilakukan oleh perempuan yang sedang haid agar tetap bisa melipatgandakan pahala dan mengharapkan keutamaan lailatul qadar yang menurut jumhurul ulama’ terjadi pada salah satu malam di penghujung Ramadan?

Perempuan yang sedang haid tidak perlu merasa berkecil hati karena terhalangi dari beberapa ibadah seperti sholat, berpuasa, I’tikaf dan thawaf. Sebab, di setiap larangan tersebut tersimpan hikmah yang besar. Misalnya, larangan sholat bagi perempuan yang sedang haid diketahui memberi manfaat positif bagi kesehatan.

Dalam buku Sehat dengan Ibadah karya Jamal Muhammad Az-Zaki dijelaskan, bahwa orang haid apabila mengerjakan sholat akan menganggu kesehatan dirinya. Ada potensi terdorongnya darah ke rahim dalam jumlah besar jika perempuan yang menstruasi melaksanakan shalat. Sehingga perempuan akan banyak kehilangan darah bersamaan dengan darah menstruasi. Pendarahan yang berlebihan saat haid beresiko merusak system kekebalan tubuh. Hal ini disebabkan ikut berkurangnya konsentrasi butiran darah putih dalam rahim perempuan.

Dari penjelasan ini dapat kita pahami bahwasannya larangan Alloh SWT kepada perempuan haid untuk tidak melakukan beberapa ritual ibadah adalah wujud rahmat dan kasih sayang Alloh SWT kepada hambaNya. Dalam Alqur’an surat Al- Baqarah ayat 222 Alloh SWT berfirman: “Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: “Haid itu adalah suatu kotoran / gangguan (sesuatu yang bisa menyebabkan sakit)”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri”.

Perempuan yang sedang haid dikategorikan sebagai perempuan yang sedang menanggung sakit. Sebab, secara biologis datangnya menstruasi pada sebagian besar perempuan memang disertai dengan berbagai gejala yang tidak nyaman akibat perubahan hormon seperti nyeri perut, mudah Lelah dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, larangan untuk melakukan beberapa ritual ibadah tertentu dapat meringankan dan membantu perempuan menjalani menstruasi dengan nyaman hingga tuntas.  

Meski demikian, perempuan yang sedang haid tidak bisa dipandang sebagai lemah iman karena tidak sholat dan puasa. Tidak sholat dan puasanya perempuan yang sedang haid adalah dalam rangka mentaati perintah Alloh SWT. Lebih dari itu, perempuan yang sedang haid tetap bisa meraih kenikmatan spiritual melalui ritual ibadah lain yang tak kalah utama, khususnya di ujung akhir bulan Ramadhan ini.

Berikut penulis sajikan beberapa opsi kegiatan yang boleh dilakukan perempuan yang sedang haid untuk mencapai keberkahan akhir bulan Ramadan yang berlimpah ampunan dan rahmat Alloh SWT. Amalan – amalan ini bisa dibilang cukup mudah, namun memiliki keutamaan yang luar biasa. Perempuan haid sama halnya dengan yang lainnya, bisa terus mengumpulkan pundi-pundi pahala demi mencapai derajat takwa dan meraih ridha Allah SWT.

  1. Memperbanyak membaca Al-Qur’an tanpa menyentuh Mushaf Alqur’an. Khususnya bagi perempuan yang memiliki hafalan Al- Qur’an, maka sangat penting untuk tetap tadarus dan mengingat hafalannya agar tidak hilang dari memori. Bagi perempuan yang membaca Al-qur’an dengan tujuan agar tetap ingat (dzikir) dan berdoa kepada Alloh SWT, bisa dilakukan dengan cara membaca dari gawai (hp atau tablet) yang telah teripasang aplikasi Al- Qur’an. Gawai tersebut tidak tergolong Al-Qur’an meski di dalamnya terpasang aplikasi Al-Qur’an.
  2. Amalan lainnya yakni berdzikir. Ada banyak dzikir yang bisa dilakukan oleh seorang muslimah yang sedang haid. Beberapa yang bisa dilakukan adalah ucapan tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil. Yang paling mudah dan bisa dilakukan adalah membiasakan diri membaca Subhanallah , Alhamdulillah, dan Allahuakbar  sebagaimana dibaca seusai shalat sebanyak banyaknya. Ulama sepakat perempuan haid atau orang junub boleh membaca dzikir. (Fatawa Syabakah Islamiyah, no. 25881).
  3. Selain itu, membaca istighfar sebanyak banyaknya juga dianjurkan dilakukan perempuan haid dalam mengisi setiap waktu. Disebut oleh Ibni Abbas, Rasul bersabda, “Barangsiapa yang sentiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan bagi setiap kesempitannya, dan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”
  4. Belajar dan mengajar ilmu agama, seperti membaca membaca buku-buku islam dan atau hadir dalam majlis ta’lim baik secara ofline maupun secara online, baik sebagai murid maupun sebagai pengajar. Adapun membaca buku buku islami, sekalipun di sana ada kutipan ayat Al-Quran, namun para ulama sepakat itu tidak dihukumi sebagaimana Al-quran, sehingga boleh disentuh, dibaca dan dipelajari. Keutamaan belajar dan mengajar ketika bulan Ramadan diterangkan dalam hadits berikut:

“Dari Anas bin Malik radliyallahu ‘anh, dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang bersabda, “Barangsiapa hadir di majelis ilmu pada bulan Ramadhan maka Allah menulis bagi orang tersebut tiap-tiap jangkahan kakinya sebagai ibadah satu tahun”.Bersedekah, infak, atau amal sosial keagamaan lainnya untuk meningkatkan kesalehan sosial dan kesalehan lingkungan. Bersedekah, dan bersilaturrahim adalah jalan yang bisa dilalui oleh perempuan untuk mencapai kesalehan yang bisa dilakukan dalam waktu kapanpun dan dalam kondisi bagaimanapun. Begitu juga, pada bulan Ramadan seperti ini, di saat perempuan dilarang puasa karena menstruasi, ia tetap bisa mendapatkan kemuliaan bulan Ramadan dengan menyiapkan makanan untuk berbuka puasa dan sahur bagi keluarga, serta memberi makan orang lain yang berpuasa. Bahkan nilainya diberikan setara dengan orang berpuasa.

Pada waktu hari raya Id tiba, meskipun perempuan yang haid tidak diperbolehkan melaksanakan salat hari raya, ia tetap disunahkan untuk keluar menghadiri salat Id dan mendengarkan khutbahnya. Dalilnya, Rasulullah memerintahkan para wanita yang sedang haid untuk keluar pada hari raya, “hendaklah kaum wanita mengambil tempat di belakang orang-orang, lalu bertakbir mengikuti takbir mereka dan berdoa mengikuti doa mereka”. (HR. Bukhari Muslim). Rasulullah bersabda kepada Aisyah ketika sedang haid, “lakukanlah apa saja yang dilakukan orang yang berhaji, kecuali thawaf di ka’bah.” (HR. Bukhari Muslim).

Demikian beberapa amalan yang bisa dilakukan oleh perempuan yang sedang haid agar tetap dapat mengejar keutamaan bulan Ramadan. Spiritualitas beragama dalap ditempuh dengan berbagai cara. Semoga amalan – amalan tersebut dapat menjadi perantara kita mendapatkan Rahmat dan Ridlo Alloh SWT.

Bagikan Artikel ini:

About Nuroniyah Afif

Check Also

anak terkonfirmasi covid-19

Anak Terkonfirmasi Covid-19, Jangan Panik! Berikut Ikhtiar Lahir dan Batin untuk Dilakukan

Grafik kenaikan kasus Covid – 19 di Indonesia belum menunjukkan tanda akan melandai. Covid – …

8 fungsi keluarga

Momentum Menguatkan Kembali 8 Fungsi Keluarga di Masa Pandemi

Meningginya kasus Covid – 19 hingga menyentuh angka 30 ribu kasus baru per hari memaksa …