bahaya penyakit kikir
bahaya penyakit kikir

Bahaya Penyakit Bakhil (Kikir) dan Obat Penawarnya

Kikir atau pelit seringkali menjangkiti manusia. Penyakit yang menjadi penyebab hilangnya sifat dermawan ini kerap hinggap di hati manusia, sehingga kecintaannya pada materi duniawi menjadi sangat berlebihan.

Cinta dunia, sebagaimana maklum, akan melupakan tujuan yang sebenarnya manusia hidup. Ia akan membuat seseorang lupa, bahwa finish kehidupan dunia adalah akhirat. Bahwa ada kehidupan abadi setelah kehidupan dunia yang fana menjadi terabaikan.

Mencari harta untuk pemenuhan kebutuhan hidup merupakan anjuran. Bahkan lebih dari itu, harus ada keinginan untuk menjadi kaya. Karena dengan harta yang banyak lebih memungkinkan beramal lebih dengan menafkahkan hartanya untuk kepentingan agama.

Tetapi yang perlu diingat, harta merupakan ujian untuk manusia. Jangan sampai harta yang ada memperbudak pemiliknya. Ungkapan bijak mengatakan ‘Genggamlah harta di tangan, tapi jangan simpan dihati.’

Dengan demikian, bakhil merupakan bentuk penyakit yang sangat berbahaya. Karena ia adalah penyakit, tentu ada obat penawarnya. Karena Allah tidak menurunkan penyakit kecuali disertai obatnya.

Ada dua hal yang menyebabkan seseorang menjadi kikir.  Pertama, keinginan yang melambung untuk memperbanyak harta. Keinginan tersebut tidak bisa padam sebelum harta yang diidamkan diperoleh. Pikiran sepenuhnya tercurah kesana. Kedua, kecintaan yang sangat terhadap harta yang telah dimiliki. Selalu berupaya agar harta yang dimiliki selalu ada padanya. Cinta abadi terhadap kekayaan.

Obat penawarnya adalah dengan menyadari bahwa Allah yang menciptakan manusia dan memberinya rizqi. Bahwa segala anugerah pencipta tidak lain untuk memenuhi hajat dunia. Allah juga menjamin harta yang dipergunakan untuk nafkah keluarga, untuk sedekah dan kepentingan agama akan diganti dengan harta yang lain. Bahkan dengan penggantian yang lebih banyak.

Berikutnya, menyadari larangan Allah terhadap sifat bakhil. Seperti pada ayat berikut:

“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Ali Imran; 180)

Jugan firman Allah:

“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.” (al Taubah; 34-35)

Sebagai pembawa risalah, Rasulullah juga menyampaikan bahwa bakhil atau kikir merupakan sifat yang sangat tercela. Seperti tergambar pada sabdanya:

Dari Abu Sa’id al Khudry, ia berkata, Rasulullah bersabda, “Dua sifat yang tidak bisa terkumpul pada diri seorang mukmin; Bakhil dan akhlak yang tercela.”(HR. al Tirmidzi)

Dari Sa’ad bin Abi Waqqash, “Bahwasannya Rasulullah memohon perlindungan darinya setiap akhir shalat, ‘Ya Allah, sesungguhnya saya berlindung kepadaMu dari sifat bakhil, dan saya berlindung kepadaMu dari sifat pengecut, dan saya berlindung kepadamu dari dikembalikan kepada umur yang hina, dan saya berlindung kepadaMu dari fitnah dunia dan saya berlindung kepadaMu dari azab kubur.” (HR. al Bukhari)

Adapun yang dimaksud bakhil dalam hadis ini adalah tidak mau mengeluarkan harta yang seharusnya dikeluarkan berdasarkan hukum syariat, atau berdasarkan adat. Sifat bakhil mendorong manusia untuk terus berambisi dalam mengumpulkan dan menambah harta.

Menjaganya supaya tidak berkurang, bahkan untuk nafkah-nafkah yang menjadi kewajibannya. Bahaya dari sifat kikir ini akan menyeret manusia mengambil harta orang lain dengan cara-cara yang tidak halal karena takut harta yang dimiliki akan berkurang. Akhirnya manusia terdorong untuk menghalalkan yang haram.

“Dan siapa yang kikir, sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri.” (Muhammad; 38)

‘Ala kulli hal, sifat kikir merupakan sifat yang sangat tercela. Sedangkan dermawan adalah sifat yang terpuji, dengan syarat tidak melampaui batas atau israf. Kedermawanan para sahabat Nabi patutlah untuk selalu dicontoh, seperti Abu Bakar dan Usman bin Affan.

Wallahu A’lam

Bagikan Artikel ini:

About Islam Kaffah

Check Also

duduk di kuburan

Saat Ziarah, Bolehkah Duduk di Kuburan?

Meskipun arus puritanisasi  mengklaim ziarah kubur adalah ritual bid’ah, tapi tidak banyak muslim nusantara yang …

shalat ghaib korban bencana

Shalat Ghaib untuk Korban Bencana

Pada tanggal 4 Desember 2021 telah terjadi peningkatan aktifitas vulkanik di gunung semeru. Hal itu …