efek malas

Bahaya Sifat Malas dan Doa yang Diajarkan Rasulullah

Malas dikategorikan sebagai sifat atau akhlak yang tidak terpuji. Dengan kata lain, dari sifat malas ini akan muncul beberapa hal-hal negatif. Kerugian-kerugian tersebut bisa saja mengenai diri sendiri maupun orang lain.

Ulama-ulama salaf, tabi’in maupun sahabat, sangat mencela rasa malas ini. Dengan rasa malas ini manusia condong pada ketidakproduktifan. Hidupnya tidak menghasilkan apa-apa, baik yang berurusan dengan perkara dunia maupun urusan akhirat.

Imam Ahmad pernah menceritakan sebuah ucapan sahabat Ibnu Mas’ud. Ia berkata:

إني لأبغض الرجل أن أراه فارغاً ليس في شيء من عمل الدنيا، ولا في عمل الآخرة

“sungguh aku beneran tidak suka terhadap seseorang  yang menganggur, tidak sibuk dengan pekerjaan dunia ataupun pekerjaan akhirat.”

Perkataan Ibnu Mas’ud r.a. menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan pemalas adalah orang yang tidak (berusaha) menghasilkan urusan dunia ataupun akhirat. Artinya, tidak semua yang diam bisa disebut orang yang menganggur. Sebab di dalam diam, bisa saja seseorang sedang berfikir tentang nikmat dan kekuasaan Tuhannya.

Malas sebenarnya dekat dengan rasa bosan. Bisa saja bosan didasari rasa malas atau sebaliknya. Kedua sifat ini sama-sama tidak baik. Karena keduanya bisa dikatakan sebagai sumber dari keburukan. Muhammad bin Ali pernah berpesan pada anaknya:

يا بني إياك والكسل والضجر، فإنهما مفتاح كل شر. إنك إن كسلت لم تؤد حقاً، وإن ضجرت لم تصبر على حق

“wahai anakku, waspadalah terhadap rasa malas dan bosan. Karena keduanya adalah kunci dari setiap keburukan. Sungguh, jika engkau malas, kamu tidak bisa menunaikan kewajiban (hak). Dan jika engkau bosan, engkau tidak akan tahan terhadap kewajiban.”

Oleh sebab itu Rasulullah saw. mengajarkan kita berdoa untuk berlindung dari rasa malas. Doa tersebut terkenal sebagai doa untuk melunasi hutang. Karena dalam suatu riwayat dikatakan bahwa Rasulullah saw. pernah menegur seseorang yang ada di masjid di luar waktu shalat.

Rasulullah bertanya kenapa dia berada di masjid pada waktu tersebut. Lelaki tersebut berkata bahwa ia tengah bersedih karena hutang. Maka Rasulullah mengajarkan doa ini untuk dibaca di saat pagi dan sore:

اللهم إني أعوذُ بكَ منَ الهمِّ والحزَنِ، وأعوذُ بكَ منَ العجزِ والكسلِ، وأعوذُ بكَ منَ الجُبنِ والبخلِ ؛ وأعوذُ بكَ مِن غلبةِ الدَّينِ وقهرِ الرجالِ

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan kesedihan, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir, aku berlindung kepada-Mu dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.  

Dari doa tersebut, seakan-akan mengindikasikan bahwa melunasi hutang itu didukung oleh sebab ia tidak malas.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

BRIN Moderasi Beragama

Moderasi beragama Bukan Sekadar Konsep Akademik, Tapi Jalan Tengah Untuk Beragama secara Damai, Inklusif, dan Berkeadaban

Jakarta — Meningkatnya berbagai aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama menunjukkan bahwa paham radikal masih memiliki …

Prof M Suaib Tahir PhD

Jihad Palsu di Balik “Ukhuwah Global”: Umat Diminta Waspada Propaganda ISIS

Jakarta — Kelompok teroris ISIS kembali menyebarkan propaganda bermuatan ajakan jihad ke berbagai negara konflik, …