Duka teramat dalam menyelimuti bangsa ini di tengah wabah covid-19 yang tidak kunjung reda. Segala ikhtiyar dan doa dilakukan, tetapi tentu kedisiplinan masyarakat menjadi kunci utama. Tidak disangka, beberapa ulama wafat dipanggil ke rahmatullah.
Lembaga Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) misalnya telah mencatat setidaknya ada 584 lebih kiai yang telah wafat di tengah pandemi ini. Tentu itu menjadi musibah yang sebenarnya. Ketika para alim ulama yang setia tanpa pamrih mencerdaskan umat sedikit demi sedikit menghadap Allah.
Allah dan Rasul telah memberikan jabatan yang sangat baik terhadap ulama. Dalam al-Quran Allah berfirman tentang ulama sebagai : sebaik-baiknya mahluk Allah di alam ini ( QS Al-Bayyinah: 7-8). Namun, orang-orang terbaik itu pun telah meninggalkan para murid dan umatnya.
Rasulullah memposisikan mereka yang berilmu dan berjuang penuh untuk agama sebagai penerus dan pewaris para nabi ( HR.Bukhori). Mereka adalah orang yang orang yang paling takut kepada Allah (QS Fathir ayat 28).
Di tengah kondisi wabah yang menuntut berbagai perubahan ini, umat membutuhkan ulama yang memberikan pencerahan dan keteduhan iman. Namun, ketika para ulama satu persatu dipanggil Allah, betapa banyak pula orang-orang bodoh yang menebar fatwa keagamaan tanpa dasar ilmu.
Ulama sebagai orang yang sangat takut kepada Allah tidak akan mudah memberikan fatwa tanpa dasar ilmu. Ulama sebagai pewaris para Nabi akan meniru akhlak para Nabi dengan tidak merugikan orang lain apalagi suka memprovokasi.
Nampaknya kita telah sampai pada satu masa yang diperingatkan oleh baginda Rasulullah. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhuma, beliau berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak menggangkat ilmu dengan sekali cabutan dari para hamba-Nya, akan tetapi Allah mengangkat ilmu dengan mewafatkan para ulama. Ketika tidak tersisa lagi seorang ulama pun, manusia merujuk kepada orang-orang bodoh. Mereka bertanya, maka mereka (orang-orang bodoh) itu berfatwa tanpa ilmu. Mereka sesat dan menyesatkan“ (HR. Bukhari dan Muslim).
Krisis terbesar umat manusia saat ini adalah hilangnya jantung ilmu dengan wafatnya para ulama. Dan lebih krisis lagi ketika orang-orang bodoh tampil ke mimbar seolah menjadi ulama untuk dimintai fatwanya. Mereka tidak mempunyai dasar ilmu, tetapi mengumbar ceramah agama. Apa kata Rasulullah? Mereka sesat dan menyesatkan.
Sungguh musibah covid-19 ini merupakan ujian besar bagi umat saat ini. Semoga badai corona ini cepat berlalu dan tidak mengambil lagi para ulama kami. Umat merasa sangat bodoh tanpa ilmu para ulama. Dan akan lebih bodoh dan dibodohi dengan fatwa-fatwa orang orang bodoh yang tanpa ilmu, tetapi berani tampil menyesatkan umat di tengah pandemi.
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah