Allah Swt berfirman: “Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur),” (QS. Adh-Dhuha: 11).
Bersyukur merupakan suatu ungkapan rasa terimakasih atas segala nikmat yang telah di berikan kepada Sang Pencipta kepada kita umat manusia. Oleh karenanya, rasa syukur merupakan hal yang wajib dilakukan seorang hamba kepada Allah.
Meskipun dalam keadaan susah, umat muslim harus tetap bersyukur kepada Allah. Meski rasa syukur tidak mampu mengurangi stress dan kecewa dalam diri, namun dengan bersyukur mampu sedikit meringankan rasa sakit yang ada dalam diri.
Selain itu bersyukur dapat membantu kita untuk lebih berfikir ke arah positif. Jadi, dengan mempraktikkan rasa syukur kita akan melihat dunia dengan perspektif yang positif. Ada sisi baik dari semua peristiwa yang terjadi di dunia ini.
Adapun lawan dari syukur yakni kufur nikmat. Kufur nikmat merupakan sifat yang tidak mau mengakui ataupun menyadari bahwa semua nikmat yang ia dapatkan bersumber dari Allah.
Banyak cara yang bisa kamu lakukan sebagai bentuk bersyukur kepada Allah. Berikut ini beberapa cara bersyukur kepada Allah dan nikmatnya dalam Islam.
1. Bersyukur dengan hati
Bersyukur dengan hati dilakukan dengan menyadari sepenuhnya bahwa anugerah, kesenangan, dan peristiwa yang kita miliki dan hadapi baik besar ataupun kecil semua bersumber dari Allah. Merasakan syukur dalam hati mampu mampu melihat dan merasakan betapa Allah sangat menyayangi kita sebagai umatnya.
2. Bersyukur dengan lisan
Apabila manusia meyakini bahwa segala nikmat yang ia peroleh bersumber dari Allah, maka ia akan senantiasa berucap syukur kepadanya. Dan apabila ia memperoleh nikmat dari manusia lainnya, ia juga tetap berfikir bahwa manusia tersebut hanya perantara Allah untuk memberikan nikmat padanya.
3. Bersyukur dengan Perbuatan
Bersyukur dengan perbuatan dilakukan dalam bentuk perbuatan kebaikan atas apa yang telah diberikan Allah. Syukur dengan perbuatan mengandung arti bahwa segala nikmat dan kebaikan yang kita terima harus dipergunakan di jalan yang diridhoi-Nya. Misalnya untuk beribadah kepada Allah, membantu orang lain dari kesulitan, dan perbuatan baik lainnya.
Selalu Menjaga Nikmat dari Kerusakan
Nikmat yang diberikan oleh Allah harus dipergunakan dengan sebaik-baiknya dan dijaga agar tidak tidak berlebihan. Rasulullah menjelaskan dalam sabdanya: “Sesungguhnya Allah senang melihat atsar (bekas/wujud) nikmat-Nya pada hamba-Nya,” (HR. Tirmidzi dari Abdullah bin Amr).
Maksud dari hadits tersebut ialah Allah menyukai seorang hamba yang mengakui nikmat yang dianugerahkan kepadanya. Seperti orang kaya yang membagikan hartanya untuk berzakat ataupun bersedekah. Adapula orang yang berilmu yang tidak segan-segan membagikan ilmunya kepada manusia lainnya.
Maksud membagi di atas bukanlah untuk pamer, namun sebagai wujud syukur yang didasaari karena-Nya. Ketika nikmat dan karunia didapatkan, cobalah untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Setelah itu, usahakan untuk menjaga nikmat itu dari kerusakan.
Ketika kita dianugerahi nikmat kesehatan, kewajiban kita adalah menjaga tubuh untuk tetap sehat dan bugar agar terhindar dari sakit. Demikian pula dengan halnya dengan nikmat iman dan Islam, kita wajib menjaganya dari “kepunahan” yang disebabkan pengingkaran, pemurtadan dan lemahnya iman.
Intinya setiap nikmat yang Allah berikan harus dijaga dengan sebaik-baiknya. Allah S.W.T menjanjikan akan menambah nikmat jika kita pandai bersyukur, seperti pada firmannya: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-KU), sungguh adzab-Ku sangat pedih,” (QS. Ibrahim: 7). []
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah