adu domba di tengah pandemi
adu domba di tengah pandemi

Covid-19 Momentum Muhasabah, Bukan Rajin Namimah

Di tengah wabah ini masih saja orang rajin mengadu domba dan provokasi, bukan memanfaatkan sebagai momentum muhasabah.


Sejatinya, musibah penyebaran virus corona atau covid-19 ini menjadi momentum yang sangat baik bagi kita semua terutama umat Islam untuk melakukan muhasabah. Virus ini tidak hanya diderita satu orang dan golongan, tetapi mewabah secara global.

Di saat semua orang ingin memaknai ujian dan musibah ini sebagai peringatan dan cara kita diingatkan kembali oleh Allah, ada juga yang sering tebar provokasi dan adu domba (namimah). Wabah ini penting untuk meningkatkan muhasabah bukan malah rajin menebar namimah.

Covid-19 ini merupakan ujian dan peringatan bagi kita bersama. Manusi saat ini sedang merasakan akibat dari kerusakan yang diciptakan oleh dirinya sendiri. Karena itulah, Allah menurunkan suatu ujian dan cobaan agar kita kembali pada jalan yang lurus dan memegang kembali amanat untuk memakmurkan bumi.

Allah berfirman :

 ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS: Rum:41).

Jadi, hadirnya covid-19 ini menjadi jalan seluruh umat manusia untuk muhasabah terhadap apa yang sudah dilakukan masing-masing. Sudahkah kita menjalankan perintah Allah? Sudah kita mengamalkan kebaikan kepada sesama manusia bahkan terhadap lingkungan?

Jika covid-19 ini kita maknai sebagai momentum muhasabah, lepas dari ujian ini kita melahirkan pribadi yang baik dan produktif. Namun, jika wabah ini kita warnai dengan ragam bentuk namimah, kita akan menjadi orang-orang yang sangat rugi.

Di tengah pandemi masih saja rajin provokasi dan adu domba. Nampaknya tidak senang jika ada orang susah sehingga harus disusahkan lagi dengan diprovokasi dan diadu domba. Saat ini masyarakat mulai mengikuti anjuran pemerintah dan ulama, masih saja tebar namimah untuk melakukan pembangkangan.

Kelompok pecinta namimah di tengah wabah ini memang ingin membuat situasi lebih kacau di tengah kepanikan masyarakat. Tujuan mereka cuma satu bahwa covid-19 harus menjelma menjadi krisis sosial dan anarki. Caranya? Semakin rajin melakukan namimah dengan tebar provokasi, adu domba dan kebencian.

Karenanya virus yang lebih berbahaya dari wabah ini adalah namimah. Namimah bisa merusak lingkungan sosial dan hubungan harmonis antar sesama.

Dalam suatu hadist Nabi bersabda : “Maukah kalian aku beritahu tentang orang-orang yang jahat?. Mereka menjawab : baik Nabi. Beliau mengatakan : “Ialah orang-orang yang kesana kemari menyebarkan fitnah, orang-orang yang merusak hubungan persahabatan dan orang-orang yang mencari-cari keburukan orang lain yang tak bersalah”.

Perilaku namimah bukan hanya jahat secara sosial, tetapi juga perilaku dosa dalam agama. Bahkan Nabi memasukkan perilaku namimah seagai penghalang untuk masuk surga. Rasulullah bersabda, “Pelaku adu domba tidak akan masuk surga” (HR Muslim no. 303).

Karena itulah, di tengah wabah ini perilaku muhasabah harus ditingkatkan, bukan memumpuk perilaku namimah. Masyarakat tidak perlu mempercayai apalagi menanggapi postingan dan kabar adu domba. Cukup keburukan itu dibuang dan dikembalikan dosanya kepada para penyebarnya.

Bagikan Artikel ini:

About Islam Kaffah

Check Also

duduk di kuburan

Saat Ziarah, Bolehkah Duduk di Kuburan?

Meskipun arus puritanisasi  mengklaim ziarah kubur adalah ritual bid’ah, tapi tidak banyak muslim nusantara yang …

shalat ghaib korban bencana

Shalat Ghaib untuk Korban Bencana

Pada tanggal 4 Desember 2021 telah terjadi peningkatan aktifitas vulkanik di gunung semeru. Hal itu …