Rabat – Beberapa hari lalu seorang ulama di Inggris, Qari Asim dipecat dari jabatanya sebagai penasehat pemerintah tentang Islamofobia akibat dituduh memprovokasi protes terhadap film “The Lady of Heaven”. Film itu berkisah tentang putri Nabi Muhammad SAW, Fatimah Az-Zahra.
Pemerintah Inggris menuduh Asim menyebarkan kebencian dengan mengunggah komentar di Facebook bahwa film tersebut telah menyebabkan banyak rasa sakit dan luka bagi umat Islam. Komentar memicu protes di beberapa kota Inggris.
Setelah ramai di Inggris, giliran pemerintah Maroko melarang pemutaran film “The Lady of Heaven” karena dianggap menistakan agama Islam.
Dilansir dari Saudi Gazette, Senin (13/6/2022), Majelis Ulama Tertinggi Maroko mengatakan film itu adalah pemalsuan terang-terangan dari fakta-fakta yang sudah mapan dari Islam.
Menurut mereka, film itu berpihak pada yang menjijikkan dan para pembuat film mencari ketenaran dan sensasionalisme dan menyakiti perasaan umat Islam dan membangkitkan sensitivitas agama. Ada banyak negara yang memprotes film asal Inggris itu, antara lain Mesir, Pakistan, Iran, dan Irak.
Redaktur Agama BBC, Aleem Maqbool, mengatakan kritik dari para ulama itu berpusat pada cara pembuat film dan penulis film tersebut adalah adanya ulama dari kalangan Syiah yaitu Yasser Al-Habib, yang menggambarkan tokoh-tokoh terkemuka dihormati pada awal Islam Sunni, yang menyiratkan bahwa ada perbandingan antara tindakan mereka dengan tindakan kelompok Daesh (ISIS) di Irak.
Produser film tersebut, Malik Shlibak tidak terima dengan banyaknya kritik atas penayangan film “Lady of Heaven”. Ia melalui media sosialnya bahkan mengecam agar mereka yang tidak menyukai film tersebut untuk tidak menontonnya. Shibak mengklaim bahwa tidak semua Muslim menginginkan film itu dilarang.
Menyusul banyaknya protes tersebut, beberapa bioskop Inggris, jaringan bioskop Inggris Cineworld membatalkan semua pemutaran The Lady of Heaven untuk “memastikan keselamatan” staf dan pelanggan mereka.
“Hal ini pada gilirannya memicu kemarahan termasuk dari beberapa Muslim yang ingin menonton film tersebut,” kata Editor Agama BBC Maqbool dikutip dari laman Republika.co.id.