Pemuda merupakan ujung tombak sebuah perubahan bangsa. Di tangan mereka kelak estafet kepemimpinan akan dititipkan dengan meneruskan cita-cita bangsa Indonesia. Karena itu, banyak harapan yang tersirat dari masyarakat kepada para generasi milenial saat ini. Bahkan para orang tuapun menginginkan anaknya menjadi seorang yang akan berguna bagi perkembangan bangsa kelak.
Dalam menempa generasi muda saat ini, kegiatan belajar diharapkan mampu menghasilkan manusia-manusia yang berkualitas secara intelektual, spiritual dan juga secara sosial. Pendidikan bukan semata berorientasi nilai kuantitatif tetapi sikap kualitatif melalui pendidikan karakter. Karena itulah, bangsa Indonesia sudah menyadari pentingnya pendidikan karakter sejak usia dini.
Sayangnya, sekarang ini banyak kita temui para pengajar yang hanya sebatas memenuhi kewajibannya sebagai seorang guru saja. Sebatas memberikan pelajaran dan soal tanpa mau menjelaskan lebih banyak tentang nilai, adat, etika, dan sikap yang harus dilakukan seorang siswa dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan memecahkan soal tidak berbanding dengan skill kemampuan anak dalam memecahkan persoalan sosial. Jadinya, pendidikan hanya di bangku sekolah, sementara mereka merasa terasing dengan ilmunya dari kehidupan sosial.
Karena itulah, pembentukan karakter merupakan bagian dari sistem pendidikan yang erat hubungannya dalam membentuk manusia yang beradab dan berbudi pekerti yang baik. Untuk membangun pribadi anak supaya terbangun karakter yang baik, seorang pengajar perlu menanamkan nilai kejujuran, keberanian, keadilan, akhlak, rasa terimakasih, kebajikan, rasa hormat, tanggungjawab, serta pengendalian diri.
Dalam Islam, karakter dibahasakan dengan akhlak. Akhlak memiliki peranan yang sangat penting untuk segala aspek pembelajaran yang diterapkan di setiap sekolah. Bahkan sesungguhnya misi kerasulan itu tentang pendidikan karakter. Rasulullah bersabda : ”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia”.
Islam adalah agama yang menekankan pendidikan karakter. Misi Kenabian adalah akhlak dalam kehidupan. Ibadah sejatinya adalah media untuk pembelajaran untuk memupuk akhlak. Akhlak yang akan nantinya mampu untuk membentuk karakter seorang anak menjadi cinta terhadap orang tua, saudara, teman, suka dan bangsanya. Akhlak mengajarkan seseorang untuk mencintai agama dan negaranya.
Dalam sekolah, pelajaran membaca ditanamkan kepada anak bukan hanya sekedar belajar huruf dan angka saja, namun pelajaran membaca peristiwa sosial musti diterapkan dan dibiasakan mulai dari pendidikan dasar siswa. Kecakapan dan kebiasaan dalam membaca pengalaman mampu membuat siswa menjelajah dunia dan menyaring ilmu tanpa batas.
Pengembangan karakter mampu menghubungkan moral pendidikan dengan ranah sosial bagi siswa. Bagi seorang pengajar, cara mengajarkan kepada siswa tidak hanya dalam mata pelajaran itu sendiri, pengajar bisa mengekspresikannya sesuai dengan keinginannya, namun tidak keluar dari konsep kurikulum yang ditanamkan di Indonesia.
Yang paling perlu di perhatikan adalah, dalam menjalankan proses pendidikan, seorang pengajar harus mampu mengembangkan kreativitas anak yang berbasis keragaman supaya ketika siswa dewasa, ia akan mampu menjaga keselarasan di dalam berbagai perbedaan yang ada di Indonesia.
Pada akhirnya sesungguhnya siswa terbaik adalah manusia terbaik menurut Rasulullah. Siapa itu? “Orang yang paling baik Islamnya di antara kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya jika ia mengetahuinya.”
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah