Konten di media sosial
Konten di media sosial

Hilangnya Sanad di Medsos

Bagi sebagian dari kita istilah sanad tentu sudah sangat masyhur didengar. Karena sanad menjadi penentu keaslian ilmu dan informasi yang disampaikan seseorang. Namun, akhir-akhir ini sanad semakin kurang diperhatikan, terutama di media sosial seperti Facebook, WhatsApp, Twitter, dan lainnya. Kita bisa melihat banyak sekali berita-berita palsu yang tersebar di berbagai media tersebut.

Hal ini terjadi karena kelalaian manusia, termasuk diri kita sendiri, dalam menilai dan memastikan kebenaran sebuah informasi. Kita terkadang dengan mudahnya memercayai dan menyebarkan suatu informasi tanpa menulusuri terlebih dahulu terkait keaslian informasi tersebut. Kita lupa menggali lebih dalam dari mana datangnya informasi tersebut, tanpa memverifikasi sanad dari informasi tersebut.

Secara bahasa, “sanad” dapat diartikan sebagai sandaran atau yang sesuatu disandarkan. Dalam ilmu hadits, sanad merujuk pada jalur riwayat suatu hadits yang akhirnya sampai dan kembali kepada Nabi Muhammad. Sanad merupakankonsep yang krusial dalam menentukan keautentikan dari sebuah hadits. Sanad memiliki peran penting dalam keandalan dan keabsahan suatu hadits dengan fokus pada validasi dan verifikasi.

Bagaimana tidak? Dalam suatu hadits misalnya, ketika ada satu saja perawinya yang dinilai tidak mampu atau tidak kuat hafalannya maka hadits tersebut bisa langsung dikategorikan ke hadits daif, lemah atau bahkan maudhu (palsu). Kualitas setiap perawi dan kesinambungan sanad dalam ilmu hadits memiliki peran dan dampak yang besar terhadap status hadits.

Kemudian, agar suatu sanad bisa dinilai kuat, antara satu periwayat dan periwayat selanjutnya, haruslah kuat. Hal ini dapat berupa hubungan anak-ayah, guru-murid, atau minimal mereka pernah bertemu. Sehingga dari transmisi awal sampai yang terakhir dapat dipastikan, hadits yang diriwayatkan adalah sama.

Dalam literatur Islam, sanad tidak hanya menjadi kebutuhan esensial bagi ilmu hadits. Semua bidang keilmuan, termasuk tafsir, fiqih, tauhid, harus memiliki sanad yang jelas untuk dapat dipercaya dan dinilai autentik. Kehadiran sanad menjadi suatu prioritas yang tak terbantahkan, agar ilmu yang diajarkan benar-benar asli dan datang dari Rasul.

Untuk mendapatkan sebuah sanad keilmuan, tidak serta merta bisa didapatkan begitu saja. Perlu proses panjang dan memakan waktu demi memperoleh sebuah sanad tersebut. Ada berbagai metode, misal sima’, qira’ah, dan ijazah. Semua metode tersebut berfungsi untuk menjaga keaslian dari sanad sebuah ranah keilmuan.

Kembali lagi ke awal, berita hoaks merupakan informasi palsu dengan tujuan untuk membohongi, memanipulasi, bahkan membingungkan publik. Kemampuannya yang bisa menyebar dengan cepat di media sosial dan internet seringkali membuatnya sulit dibedakan dengan informasi yang asli. Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) sendiri mencatat hingga Februari 2023 sebanyak 9.417 isu hoaks yang bertebaran di dunia maya. KOMINFO juga mencatat ada sekitar 800.000 situs penyebar hoaks di Indonesia, yang lebih banyak tersebar di Facebook, kemudian disusul oleh Twitter, Instagram dan YouTube.

Dari sini, terlihat betapa kesadaran manusia akan pentingnya sanad atau sumber informasi masih begitu rendah. Tentu, kita sepakat bahwa berita palsu dapat merugikan kita. Maka dari itu penulis ingin memantik kesadaran kita tentang pentingnya sumber informasi yang dapat dipercaya.

Kita dapat membandingkan cara memastikannya, seperti yang diterapkan dalam konsep sanad, dengan menggunakankonsep validasi dan verifikasi perawi.  Dengan demikian, kita dapat terhindar dari pengaruh oknum-oknum yang menyebarkan hoaks tersebut

Sebenarnya, tak hanya hoaks yang perlu kita validasi datanya. Termasuk berita dan informasi yang disebarkan oknum-oknum guna mempengaruhi opini kita. Sebut saja misal dalam Pemilihan Kepada Daerah (Pilkada) 2024 ini. Kita akan menjumpai banyak video, postingan, dan berita yang akan mengampanyekan paslonnya. Kembali lagi, entah yang mereka unggah benar atau tidak.

Kita juga harus berbenah diri. Karena, kita termasuk yang paling banyak berkontribusi dalam penyebaran berita hoaks tersebut. Tak jarang kita akan menyebarkan berita yang entah benar atau tidak, asalkan berita tersebut cocok dengan pikiran. Kita seakan menutup mata, tak peduli informasi yang kita sebar adalah fakta atau hanyalah fiksi belaka, yang penting informasi itu sesuai dengan perspektif kita. Sehingga pada akhirnya, kita tidak tahu siapa orang yang pertama kali menyebarkan kabar tersebut.

Dalam Al-Quran pun kita diperintah untuk selalu memverifikasi suatu informasi, tidak langsung mempercayai kabar yang datang. Seperti yang tertuang dalam surah Al-Hujurat ayat 6. Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa berita penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena ketidaktahuan(-mu) yang berakibat kamu menyesali perbuatanmu itu.” Ayat ini mengajarkan kepada kita pentingnya untuk melakukan verifikasi terhadap setiap informasi yang kita terima, untuk menghindari kesalahan yang dapat merugikan orang lain dan memunculkan penyesalan di kemudian hari.

Melalui ayat ini kita dapat melihat bahwa ketika kita menyebarkan suatu informasi yang belum jelas kebenarannya, lebih-lebih berita bohong, maka hal itu tidak hanya akan merugikan kita. Namun, orang lain juga dapat menerima dampak negatif akibat perbuatan ceroboh kita.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kesadaran manusia akan pentingnya sanad atau sumber awal informasi masih begitu minim. Dengan demikian kita sebagai kaum muslim yang diajarkan untuk memprioritaskan sanad seharusnya bisa mencegah tersebut, atau setidaknya tidak berbuat tindakan serupa. Wallahu a’lam.

Bagikan Artikel ini:

About M. Syahirul Ezzy

Pelajar SMA Annuqayah

Check Also

sedih dan bahagia

Menghina Tuhan

Saya akan memulai tulisan ini dengan ungkapan Sudjiwo Tejo dalam suatu klip video yang sempat …

allah

Ketika Tuhan Bertempat

Tulisan ini berawal dari perbincangan hangat antara penulis dan senior penulis tentang keberadaan Tuhan. Sebagai …