sunnah rasulullah
sunnah Rasulullah

Ketika Abu Bakar AS Menangis Mimpi Melihat Pembelaan Nabi Muhammad Untuk Umatnya di Hari Kiamat

Dalam kitab Al-Nawadir karya Imam Qulyubi, tertulis ada sebuah kisah yang menceritakan pengorbanan dan pembelaan yang begitu hebat dari Rasulullah untuk umatnya di hari kiamat. Rasulullah tak peduli umatnya banyak yang melakukan dosa dan maksiat. Mereka semua kata Rasulullah, berhak mendapatkan syafaatnya. Kecuali umatnya yang menyekutukan Allah SWT.

Kisah itu diceritakan oleh Abu Bakar yang melihat permohonan Rasulullah pada Allah melalui mimpi disuatu malam. Kisah selengkapnya sebagai berikut:

Pada suatu malam, salah satu sahabat dekat nabi SAW,  Abu Bakar as-Shiddiq sedang tidur. Waktu itu dalam tidurnya, ia bermimpi mengenai kondisi di hari kiamat. Abu Bakar bermimpi sampai ia sendiri menangis. Kebetulan sahabat Umar bin Khatab yang sering ronda malam mengelilingi sekitaran Madinah tak sengaja mendengar tangisan Abu Bakar setelah melewati rumahnya.

Tanpa pikir panjang, Umar mngetuk pintu Abu Bakar untuk memastikan apa yang terjadi padanya. Mendengar ketukannya Umar, Abu Bakar sontak kaget bangun dari mimpinya dan langsung membukakan pintu untuk sahabatnya itu. Seketika setelah pintu terbuka, Umar melihat mata Abu Bakar berlinang air mata, seperti baru menangis. Lantas, Umar langsung menanyakan hal itu kepadanya, “Ada apa wahai sayyidina Abu Bakar, apa yang menyebabkan engkau menangis dalam tidurmu?”

Mendengar pertanyaan itu, sebentar sayyidina Abu Bakar terdiam. Kemudian ia menjawabnya: “Baiklah akan aku jawab. Tapi kumpulkan terlebih dahulu para sahabat disini. Setelah itu aku akan kasih tahu alasannya. Biar kita semua mendapatkan hikmah dan pelajaran Bersama dari kisah ini.”

Tidak berselang lama, sayyidina Umar bin Khatab berhasil mengumpulkan para sahabat di rumahnya Abu bakar untuk sama-sama mendengarkan kisah yang akan ditututrkannya. Sayyidina Abu Bakar mulai bercerita:

Tadi saya bermimpi seperti menyaksikan begitu nyatanya hari kiamat. Lalu aku menyaksikan sekelompok rombongan berada di atas mimbar. Mereka memiliki wajah bercahaya dengan binar-binar dan berseri-seri seperti bintang. Aku sempat bertanya pada malaikat yang berjaga saat itu: “wahai malaikat, siapa mereka?”

Malaikat itu menjawabnya: “mereka ialah para nabi dan rasul yang menunggu kedatangan pemimpin terbaiknya, Nabi muhammad SAW. Karena cuma dalam genggamanya saja kunci syafaat (pertolongan) umat.”

Aku yang masih kebingungan melihat ini langsung bertanya kepada malaikat: “lalu dimana Nabi Muhammad sekarang?  Bawa aku kepada beliau. Aku adalah pembantu setianya, aku adalah sahabat karibnya dan aku adalah Abu bakar.

Mendengar permintaan Abu Bakar, Malaikat pun dengan cepat membawaku ke tempat dimana Rasulullah SAW berada. Disana saya melihat pemandangan yang luar biasa dan itu membuatku terharu. Aku mendapati beliau sedang berada di bawah Arsy. Sorbanya menjuntai di sisinya. Beliau mengulur tangan kananya ke Arsy, dan mengulur tangan kirinya berupaya mengunci pintu neraka demi umatnya.

Beliau berkata: “Ya Tuhanku tolonglah umatku, ya tuhanku selamatkan umatku, ya tuhanku tolonglah umatku. Apakah engkau tidak berbelas kasihan, di antara mereka ada beberapa ulamanya, ada orang-orang salihnya, ada orang-orang yang sudah menunaikan haji, ada orang-orang yang telah menunaikan umroh, ada banyak juga yang memperjuangkan jalan kebenaran karenaMu. Bukankah semua itu adalah orang-orang tersayangmu?. Ku mohon ya Rabb.

Kemudian di balik sana ada suara memanggil beliau: “wahai muhammad, yang kau lakukan itu hanya menyebutkan nama golongan orang yang taat kepadaKu saja. Engkau telah lupa tak menyebutkan yang lain. Sebutkan juga yang melakukan kedzaliman, yang menikmati khamr, yang terbiasa berrzina dan yang telah menikmati barang ribawi.”

Mendengar itu, Nabi muhammad tak tinggal diam untuk membela umatnya. Beliau berkata: “wahai Tuhanku, Sungguh benar di antara mereka ada sekelompok yang seperti Engkau sebutkan. Akan tetapi mereka tak satupun yang menyekutukanMu, tiada satupun yang menyembah berhala, tiada satupun yang beranggapan bahwa kau memiliki anak, tiada satupun yang melawan/membangkang pada keesaanMu. Oleh karenanya ku mohon ya Rabb, ku mohon dengan sangat terimalah syafaatku untuk mereka semua.

Setelah melihat hebatnya perjuangan dan pembelaan Nabi SAW kepada umatnya, lantas aku berkata pada beliau (sebab rasa cinta dan kasih sayangku kepadanya): “wahai Rasulullah ku mohon kasihanilah dan pedulilah pada dirimu sendiri.” Nabi SAW menjawab: “wahai Abu bakar, Saya sudah memohon dengan rendah hati kepada Allah, dan saya bahagia sekali Allah sudah mengasihi syafaat buatku untuk umatku.”

Aku sempat bertanya lagi: “Ya Rasulullah, apakah syafaat ini diberikan untuk semua umat Muhammad atau hanya sebagian saja? Tapi sayangnya, sebelum nabi SAW sempat melanjutkan perkataanya untuk menjawab pertanyaanku ini, malah saya terbangun dari mimpi sebab ketukanmu wahai Umar.

Mimpi sayyidina Abu bakar malam itu masih mengandung tanya besar dan mereka penasaran atas jawaban atas pertanyaannya. Namun tak lama berselang, tiba tiba ada suara di dalam rumah yang masih ramai para sahabat berkumpul itu. Suara itu seperti hatif (suara tanpa jasad) yang tak satupun tahu dari mana arahnya. Suara itu berbunyi: “(syafaat itu) untuk semuanya, untuk semuanya, untuk semuanya wahai Abu Bakar.”

Semuanya merasa sangat gembira, terutama sayyidina Abu Bakar atas jawaban susulan yang melegakan tersebut. Spontan mereka bersama-sama mengatakan: “Alhamdulillah.”

 

Bagikan Artikel ini:

About M. Alfiyan Dzulfikar

Check Also

ilustrasi masjid tempat ibadah umat

Bersemangatlah dalam Beribadah (2): Cara Menghindari Kemalasan

Dalam tulisan sebelumnya, sudah dijelaskan betapa Allah SWT menganugerahkan kemurahan dan kemudahan kepada kita untuk …

ibadah

Bersemangatlah Dalam Beribadah (1): Tiada Kesukaran dalam Agama

Allah memerintahkan kita beribadah, pastilah itu bermanfaat dan baik untuk kita sendiri. Tak mungkin ada …