mencari ilmu
ilmu tak manfaat

Kewajiban Mencari Ilmu Sepanjang Hayat

Islam adalah peradaban yang dibangun dengan ilmu dan amal. Banyak sekali ayat dan hadist yang memberikan perhatian penuh terhadap keutamaan ilmu dan amal. Ilmu dan amal tidak bisa dipisahkan. Ilmu sebagai dasar amal dan ilmu akan menjadi absah ketika dimanifestasikan dalam bentuk amal kebaikan.

Mencari ilmu sepanjang hayat, juga di sebut sebagai ciri-ciri seorang muslim sejati. Karena ilmu tak akan ada habisnya meski umur kita telah berakhir. Bahkan, salah satu pahala yang tidak terputus menurut Rasulullah adalah ilmu yang bermanfaat.  Pahala ilmu yang memberikan manfaat terus mengalir meskipun telah meninggal.

Terkadang kita merasa puas terhadap diri sendiri. Merasa pintar dan sudah meraih gelar akademik yang memuaskan. Namun, tanpa kita sadari sesungguhnya apa yang kita dapatkan hanya secuil dari ilmu di alam semesta ini.

Sesungguhnya ilmu Allah itu luas dan mampu memenuhi langit dan bumi. Adapun fakta yang akan kita ketahui bahwa semakin banyak kita belajar, maka akan semakin kita merasakan banyaknya perkara yang tidak kita ketahui.

Dalam al-Quran, Allah berfirman, “Katakanlah (Muhammad), “Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).” (QS al-Kahfi: 109).

Dalam surat di atas mengisyaratkan akan keagungan Allah serta keluasan sifat-Nya dan bahwa manusia tidak mampu mencapainya. Apabila pengetahuan manusia terdahulu maupun yang datang kemudian dikumpulkan, baik yang terdiri dari penghuni langit maupun penghuni bumi, tentu jika dihubungkan kepada ilmu Allah, maka pengetahuan mereka dapat diibaratkan setetes air yang diteguk oleh seekor burung dengan paruhnya ke tengah-tengah lautan. Yang demikian adalah karena Allah SWT memiliki sifat-sifat yang agung dan luas.

Karena itu tidak ada guru yang merasa ilmunya banyak dan luas, bahkan seorang professor merasa bahwa semakin banyak ia belajar selama itu pula ia merasa masih banyak ilmu yang belum diketahui. Oleh karena itu menuntut ilmu itu wajib, terutama ilmu-ilmu bersifat fardu ‘ain, seperti: ilmu fikih, ilmu akidah, dan ilmu tasawuf.

Imam Ahmad pernah menyebutkan bahwa kebaikan ilmu tiada tandingnya jika ilmu yang dicari dimaksudkan untuk menghilangkan kebodohan, terutama  kebodohan diri terlebih dahulu. Inilah kemaslahatan terbesar bagi orang yang mencari ilmu, yaitu mengoreksi kebodohannya diri sendiri.

Kewajiban mencari ilmu itu seharusnya dipahami sebagai suatu proses mencari ilmu sepanjang hayat dan tidak terbatas pada waktu atau umur tertentu. Itulah sebabnya, tidak ada alasan karena faktor usia atau kesibukan, kita berpikir bahwa kita tidak mendapatkan kesempatan untuk mencari ilmu.

Bagi seorang muslim diwajibkan untuk mampu bertanggungjawab atas dirinya dan mengetahui siapa Tuhan yang ia sembah dan alasan apa ia menyembah Tuhannya. Kewajiban seperti ini perlu disadari supaya kita tidak mudah terombang-ambing dengan informasi baru dan lain seperti apa yang dia tahu.

Itulah alasannya mengapa setiap muslim wajib mempelajari hal yang pokok bagi kehidupan agamanya meski dia sudah banyak mengetahui tentang pengetahuan duniawi yang dibutuhkan dalam kepentingan hidup di dunia. Ringkasnya, belajar ilmu agama maupun ilmu pengetahuan yang ada di dunia ini menjadi kewajiban setiap orang Islam dan wajib dipelajari sepanjang hayatnya untuk dapat menjalankan kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang ada.

 

Bagikan Artikel ini:

About Ernawati

Check Also

hari guru nasional

Guru, Ustadz dan Kiayi : Sebuah Perenungan di Hari Guru Nasional

Setiap tanggal 25 November, kita merayakan Hari Guru Nasional untuk menghormati peran dan kontribusi para …

hebron

Menelusuri Palestina : Jejak Para Nabi dan Pesan Kebersamaan

Palestina, merupakan tanah suci yang merangkum sejarah agama-agama besar, mengisahkan jejak para nabi yang menginspirasi. …