pemuda islam
pemuda islam

Kisah Pemuda yang Sangat Berhati-hati Menjaga diri dari Perkara Haram

Dikisahkan suatu hari seorang pemuda yang bernama Idris merasa kelaparan, iapun memutuskan untuk menghabiskan waktunya untuk beristirahat dan merenung di bawah pohon rindang. Di sekitar pohon tersebut terlihat ada aliran sungai yang memiliki air cukup jernih. Di bawah pohon tersebut udara terasa sangat sejuk.

Setelah merasakan ada sedikit tenaga, ia pun mulai berjalan menyusuri sungai. Dalam perjalanannya ia melihat buah delima yang hanyut terbawa air. Karena perutnya yang kosong, ia membayangkan betapa segarnya buah tersebut untuk dimakan, tanpa pikir panjang ia pun langsung mengambil buah tersebut dan memakannya.

Setelah ia menghabiskan setengah dari buah delima itu, ia baru tersadar. Apakah buah yang dimakannya itu merupakan buah yang halal? karena buah tersebut dia tidak tahu berasal dari mana. Memang, penyesalan selalu datang terlambat.

Idris sangat takut jika orang yang memiliki buah tersebut tidak mengikhlaskan buahnya untuk dimakan. Artinya, ia telah memasukkan makanan haram ke dalam perutnya yang selama ini ia jaga. Idrispun memutuskan untuk berjalan berbalik arah berlawanan dari arus aliran sungai untuk mencari asal dari buah delima tersebut.

Setelah melakukan pencarian, akhirnya idris mendapati sebuah pohon delima di belakang pekarangan rumah. Setelah dia yakin akan hanya itulah satu-satunya podon delima yang berada di pinggiran sungai maka idrispun memutuskan untuk bertamu dan meminta pemiliknya yakni lelaki yang sudah berusia senja.

Setelah menemukan pemilik buah delima tersebut, Idris mengutarakan kedatangannya untuk mengakui kesalahan dengan memakan buah delima yang hanyut di sungai dan yang diyakini delima tersebut adalah milik laki-laki tua tersebut.

Idrispun bertanya, apakah laki-laki tua tersebut mau mengikhlaskan buah delima tersebut untuk idris? Namun sayangnya, keikhlasan tersebut tidak di bayar dengan cuma-cuma. Laki-laki tua tersebut memberikan syarat bahwa, Idris harus menjaga dan membersihkan kebunnya selama sebulan tanpa digaji.

Meski merasa bimbang dengan persyaratan yang di rasa cukup berat, namun idris tetap menerima persyaratan tersebut karena ia lebih tidak menginginkan makanan haram masuk ke dalam perutnya. Tekad yang bulat untuk menghalalkan buah delima yang telah ia makan membuatnya harus menghabiskan waktunya di kebun yang bukan miliknya.

Sebulan berlalu begitu lama bagi idris. Dan waktupun berlalu, ia pun kemudian menemui sang pemilik kebun tersebut. Karena merasa telah melewati persyaratan yang di berikan sang pemilik kebun dengan baik maka idrispun menagih janji kepada tuan rumah untuk berikrar mengikhlaskan sebiji delima yang ia makan bulan lalu.

Sayangnya, sang kakek tersebut masih menolak memberikan keikhlasannya kepada idris, dan malah ia memberikan syarat tambahan, yaitu dengan menikahi putrinya yang dalam keadaan buta, tuli, bisu dan lumpuh.

Rasa bagaikan disambar petir, perasaan campur aduk menghampiri idris. Apa yang harus ia lakukan dengan keadaan tersebut. Pikirannya memberontak, karena merasa ia adalah pemuda yang tampan dan banyak disukai kaum hawa, sedang ia seumur hidup harus hidup dengan wanita yang cacat. Namun ketulusan Idris untuk melepaskan diri dari setitik dosa yang sudah ia lakukan mendorongnya untuk bertekad mencari kehalalan dari buah delima yang ia makan.

Tak selang beberapa lama, idris pun dinikahkan dengan anak gadis dari pemilik buah delima tersebut. Sang pemilik delimapun dengan sah menikahkan sendiri anak gadisnya dan dengan disaksikan beberapa orang.

Setelah akad selesai, Idris di persilahkan untuk memasuki kamar pengantinnya. Namun ternyata yang ia dapati perempuan yang sangat cantik parasnya. Iapun langsung meminta maaf karena merasa ia memasuki kamar yang salah.

Idrispun bergegas pergi meninggalkan gadis tersebut dan merasa sedikit malu, karena memasuki kamar yang salah di hari pernikahannya. Namun ternyata di luar kamar anak gadisnya, sang ayah mertua telah menunggu Idris.

Sang mertuapun menjelaskan bahwa Idris tidak memasuki kamar yang salah dan perempuan yang di dalam kamar tersebut memang benar ialah istrinya. Beliau menjelaskan bahwa ia tidak pernah memiliki seorang putri yang cacat fisik. Hanya saja sang putri memang tuli karena telinganya tidak pernah digunakan untuk mendengarkan gosip. Buta karena matanya tidak pernah digunakan untuk maksiat. Bisu karena bibirnya tidak pernah digunakan untuk menghujat dan mencibir. Serta lumpuh karena ia tidak pernah pergi selain ke tempat-tempat ibadah.

Mendengar apa yang dikatakan sang mertua sontak membuat Idris tersenyum bahagia. Ia pun tanpa sadar meneteskan air mata karena rasa bahagianya. Bahagia karena memiliki istri memiliki paras cantik dan hati yang bersih.

Apa yang dilakukan sang pemilik buah delima tersebut tak lain karena ia merasa tidak rela jika melepas pria tampan dan memiliki hati yang mulia. Ia meyakini bahwa Idris merupakan laki-laki yang bertanggungjawab, karena idris mampu menjaga diri dari makanan yang tidak halal dengan cara memenuhi apa yang menjadi tanggungjawab atas apa yang ia lakukan.

Dan kisah ini tidak berhenti dari kisah Idris, sang pemilik buah delima dan Putrinya yang buta. Namun dalam pernikahan tersebut, Idris dan istrinya telah dianugrahi anak yang mereka namai Syafi’i, yang tanpa disangka ketika dewasa mampu menjadi seorang ulama besar, guru dan panutan bagi jutaan kaum muslimin di dunia.

Inilah cerita di mana pentingnya kita sebagai umat muslim menjaga diri dari sifat buruk terutama menjaga diri dan keluarga kita dari makanan yang buruk agar mampu membawa kita menuju kesuksesan dunia maupun akhirat. Perkara haram yang kecil sekalipun harus dihindari untuk menjaga diri dari perkara haram yang lebih besar.

Bagikan Artikel ini:

About Ernawati

Check Also

hari guru nasional

Guru, Ustadz dan Kiayi : Sebuah Perenungan di Hari Guru Nasional

Setiap tanggal 25 November, kita merayakan Hari Guru Nasional untuk menghormati peran dan kontribusi para …

hebron

Menelusuri Palestina : Jejak Para Nabi dan Pesan Kebersamaan

Palestina, merupakan tanah suci yang merangkum sejarah agama-agama besar, mengisahkan jejak para nabi yang menginspirasi. …