Paris – Fitnah terhadap Islam dan Islamofobia di Prancis sudah dijadikan kendaraan berpolitik. Hal ini justru diungkapkan Menteri Pendidikan Tinggi Prancis, Frederique Vidal. Ia memperingatkan adanya penyebaran Islam kiri di lembaga-lembaga akademik.
Istilah Islam kiri sering digunakan di Prancis oleh politisi sayap kanan untuk mendiskreditkan lawan partai sayap kiri. Mereka menuduh politisi sayap kiri buta terhadap bahaya dari ekstremisme Islam.
“Saya pikir Islam kiri menggerogoti masyarakat kita secara keseluruhan, dan universitas tidak kebal,” kata Frederique Vidal kepada televisi CNews, dilansir dari Aljazeera, Kamis (18/2/2021), dikutip dari laman Republika.co.id.
Pernyataan tersebut memicu reaksi dari banyak pihak. Conference of University Presidents (CPU) mengeluarkan pernyataan yang menyatakan keterkejutannya pada kontroversi Islam kiri di universitas. Kelompok CPU, yang mewakili kepala universitas Prancis, mengutuk penggunaan label yang tidak jelas tersebut.
Pernyataan Vidal itu muncul di tengah perdebatan yang memecah belah Prancis tentang apa yang disebut Presiden Emmanuel Macron sebagai separatisme Islam. Banyak pihak dikatakan mencemooh hukum Prancis kepada komunitas Muslim yang tertutup dan memicu serangan di tanah Prancis.
Sementara Majelis rendah parlemen Prancis baru saja menyetujui rancangan undang-undang untuk memperluas pengaruh negara bagian untuk menutup kelompok agama yang dinilai sebagai ekstremis.