merasa paling suci
sifat sombong

Merasa Paling Benar dan Suci adalah Sifat Iblis, Jahuilah!

“Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk, Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan.” Iblis berkata: “Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan.” Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat).” Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.” (QS. Shaad: 77-83)

Iblis adalah mahkluk Allah yang dikutuk oleh Allah karena satu kesalahan yakni melakukan pembangkangan terhadap perintah Allah. Apa yang menyebabkan Iblis membangkang? Dia merasa diri paling suci, paling mulia dan paling benar sehingga enggan menghormati dan memuliakan Adam.

Ketika diusir dari surga, Iblis meminta ijin untuk menyesatkan anak cucu Adam untuk menguji keimanan. Iblis pun menjadi musuh bebuyutan manusia sebagaimana janjinya untuk untuk menyesatkan manusia sampai hari peradilan datang. Tentu banyak cara bagi Iblis untuk menyesatkan manusia, bahkan Nabi Adam dan Siti hawa yang masih berada di Surga pun sudah merasakan hasutan iblis dan pada saatnya mereka terusir dari surga.

Tipu daya Iblis yang paling berbahaya adalah seperti sifat dirinya. Merasa paling suci, paling mulia dan paling benar adalah cara Iblis menjerumuskan manusia sebagaimana Iblis terjerumus dalam laknat dan kutukan. Sifat dasar manusia ingin dihormati, ingin dimuliakan dan ingin selalu dibenarkan. Iblis datang dengan tipu dayanya untuk meyakinkan manusia bahwa mereka paling suci, paling mulia dan paling benar.

Banyak manusia terkena tipu daya Iblis dengan merasa dirinya paling suci dan paling benar, bahkan merasa paling dekat dengan Tuhan. Mereka selalu memuji dirinya sendiri seolah paling di atas yang lain. Merasa paling benar dan menguasai kebenaran sehingga mudah menyalahkan yang lain. Bertingkah seolah pembawa kebenaran dengan menghakimi yang lain salah, sesat dan kafir.

Lihatlah manusia saat ini yang sudah terasuki sifat Iblis. Mereka bertingkah seolah pemegang kunci surga dengan memberikan jaminan kepada manusia lainnya untuk mengikutinya. Mengutip ayat suci untuk melakukan pembenaran dan menghasut yang lain untuk menyalahkan manusia lainnya.

Allah telah memberikan peringatan kepada manusia untuk tidak mengikuti tipu daya dan sifat Iblis. Allah SAW berfirman dalam al-Quran, “Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Diaah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa” (QS. An Najm:32)

Orang beriman dan mukhlis tidak akan dirinya paling suci dengan bentuk suka memuji-memuji dirinya sendiri. Orang yang takut kepada Allah tidak akan mudah melontarkan kutukan dan penghakiman kepada orang lain seolah dirinya dan kelompoknya paling benar.

Ingatlah pribadi Rasulullah yang kita yakini merupakan manusia mulia yang keimanannya menandingi manusia lainnya saja tidak pernah menganggap dirinya suci. Terbukti dari banyak dan khusuknya Beliau dalam menjalankan ibadah dan tiada henti berikhtiar mencari rejeki karena Allah. Beliau masih rendah hati dan selalu semangat beribadah padahal beliau telah di janjikan surga tertinggi oleh Allah. Beliau tak bosan-bosan untuk menjalankan apa yang telah di perintahkan Allah kepadanya dan disampaikan kepada umatnya.

Tipu daya Iblis memang sangat licik. Terkadang kebaikan yang kita jalankan pun masih ada siasat Iblis. Banyak orang yang melakukan kebaikan tetapi dirinya merasa sombong dan ingin dipuji orang lain. Memberi sedekah dan santunan tetapi ingin dilihat mulia dan dermawan. Memberikan sedekah, namun tak segan-segan untuk memposting dan mengabarkannya ke banyak orang supaya banyak orang melihat kebaikan yang dilakukannya.

Karena itulah, Nabi Muhammad dalam salah satu sabdanya “sedekah yang dilakukan oleh tangan kanan, tangan kiri jangan sampai tahu.” Hal ini sejatinya berlaku untuk kebaikan yang lain agar tidak selalu ditampakkan. Ibadah shalat dipamerkan, puasa dibanggakan, ibadah haji diumumkan. Jatuhlah pada sifat Iblis yang merasa paling mulia dan suci.

Iblis hanya takut pada mereka yang memiliki sifat ikhlas (mukhlis) yang melakukan segalanya hanya demi Allah bukan pujian manusia. Tuhan tidak buta dan tuli melihat kebaikan manusia. Sesepi dan sheening apapun ketika engkau melakukan kebaikan, ingatlah disitu Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan kebaikan manusia sekecil apapun, bahkan kebaikan yang hanya dikatakan dalam hati.

Belajarlah menjadi mukhlis agar tidak mudah tergoda tipu daya Iblis atau kita tercemari dan terpapar sifat Iblis. Jika diri kita sudah merasa paling suci, paling benar, paling mulia, paling dekat dengan Tuhan, paling banyak melakukan ibadah, dan paling atas segalanya dengan memandang remeh yang lain, yakinlah itu tipu daya Iblis. Segeralah kembalikan segalanya dengan sifat ikhlas.

 

Bagikan Artikel ini:

About Novi Nurul Ainy

Check Also

makmum

Makmum Kesal Lempari Imam dengan Sandal, Siapa yang Salah?

Heboh sebuah video yang beredar tentang seorang makmun yang nyaris memukul seorang imam dengan sandal …

10 hari terakhir ramadan

Apa Istimewanya 10 Hari Terakhir Bulan Ramadan?

Bulan Ramadan dibagi menjadi tiga fase keistimewaan, yakni sepuluh hari pertama, sepuluh hari kedua, dan …