Screen Shot 2020 11 19 at 9.03.36 AM
Screen Shot 2020 11 19 at 9.03.36 AM

Muhammadiyah Akan Terus Berkiprah Memajukan Umat, Bangsa dan Kemanusiaan

JAKARTA – Muhammadiyah telah memasuki usia 108 tahun, rentang usia yang melebihi usia republik Indonesia, selama 108 tahun pula Muhammadiyah selalu menebarkan nilai-nilai islam ramah yang berkemajuan.

Kemerdekaan Indonesia tentu tidak lepas dari peran Muhammadiyah yang mempunyai andil besar dalam meraih kemerdekaan. Sekarang dalam usia yang ke- 108 Muhammadiyah tetap berkomitmen dengan semangat yang sama untuk masyarakat dan umat yang berkemajuan.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir dalam pidato milad Muhammadiyah ke-108 tahun bertema ‘Meneguhkan Gerakan Keagaman Hadapi Pandemi dan Masalah Negeri’ secara virtual seperti dikutip dari laman ihram.co.id pada Rabu (18/11). Ia mengatakan, alhamdulillah hari ini Rabu 18 November 2020 bertepatan 3 Rabiul Akhir 1442 Hijriyah, Muhammadiyah genap berusia 108 tahun.

“Kita bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat dan anugerah-Nya sehingga Muhammadiyah mampu bertahan dan berkembang sebagai gerakan Islam yang terus berkiprah memajukan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta,” kata Prof Haedar saat resepsi virtual milad Muhammadiyah ke-108 pada Rabu (18/11).

Ia mengatakan, kesyukuran merupakan kekuatan ruhaniah Muhammadiyah agar dalam menjalankan misi dakwah dan tajdid senantiasa mendapatkan berkah dan ridha Allah. Dengan bersyukur Muhammadiyah akan memperoleh keluasan rezeki dan karunia Allah sebagaimana janji-Nya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah secara khusus menyampaikan terima kasih kepada Presiden Indonesia, Wakil Presiden Indonesia, Ketua dan Wakil Ketua MPR-RI, Ketua dan Wakil Ketua DPR-RI, Menteri Kabinet Indonesia Maju, Panglima TNI, Kapolri, Ketua Ormas, Ketua Parpol, Dubes Negara Sahabat, Gubernur Jawa Tengah, serta para tokoh dan semua pihak yang telah menyampaikan ucapan selamat atas milad Muhammadiyah ke-108, sebagai bentuk penghargaan atas kiprah Muhammadiyah.

Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang berdiri sebelum Republik Indonesia merdeka, sesuai kepribadiannya senantiasa bekerjasama dengan semua kalangan. Dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridai Allah SWT.

“Muhammadiyah ketika memperingati milad ke-108 berada dalam suasana bangsa dan dunia masih menghadapi pandemi Covid-19. Sebagai kaum beriman, pandemi ini merupakan musibah yang harus kita hadapi dengan ikhtiar dan doa yang sungguh-sungguh agar Allah SWT mengangkat wabah ini atas Kuasa dan Rahman-Rahim-Nya,” ujarnya.

Prof Haedar menyampaikan, Muhammadiyah melalui Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC), ‘Aisyiyah, dan seluruh komponen gerakannya sejak awal terus berbuat yang maksimal dalam menghadapi sekaligus mencari solusi atas pandemi ini. Muhammadiyah mengambil langkah memberi solusi dalam usaha kesehatan, sosial-ekonomi, edukasi masyarakat, dan panduan keagamaan hasil ijtihad Tarjih.

“Alhamdulillah kiprah Muhammadiyah memperoleh apresiasi dari berbagai pihak dan masyarakat luas,” ujarnya.

Mark R Woodward, seorang antropolog ternama dari Arizona State University AS, secara khusus menulis “Holidays in the Plague Year: Lesson from the Indonesian Muhammadiyah Movement.” Dia menilai Muhammadiyah dalam menghadapi pandemi Covid-19 telah mengajarkan praktik baik cara beragama yang tekun, taat, dan rasional.

Menurut Woodward, Muhammadiyah sigap mempromosikan praktik keagamaan yang adaptatif dalam menghambat penyebaran Covid-19. Peneliti ‘Islam Jawa’ tersebut berharap Muhammadiyah menjadi teladan global dalam menghadapi pandemi, bukan hanya bagi komunitas muslim di Asia Tenggara, India dan Timur Tengah, tapi juga untuk komunitas Protestan Amerika.

Prof Haedar mengatakan, menjelang milad ini melalui MCCC, Muhammadiyah mendapatkan penghargaan dari Kementerian Kesehatan atas kinerjanya dalam melawan Covid-19. Penghargaan tersebut diberikan dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional ke-56 pada 12 November 2020.

“Semuanya merupakan bukti, jika Muhammadiyah berbuat baik wujud dari amal saleh dengan ikhlas, maka kiprahnya akan memperoleh dukungan positif dari masyarakat luas,” ujarnya. Prof Haedar mengutip Alquran Surah Al-Isra ayat 7. Artinya, jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

sidang gugatan Pilpres di MK

Tanggapi Putusan MK, PBNU: Kedepankan Empat Nilai Dasar Ahlussunnah wal Jama’ah

Jakarta – Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa Pilpres pasangan nomor urut 01 Anies Baswedan-Cak …

Ketua FKPT Jabar Iip Hidajat

Kearifan Lokal Dorong Moderasi Beragama Dengan Kedepankan Toleransi

Jakarta – Meskipun lebaran Idulfitri telah usai, semangat persaudaraan dan kerukunan yang didapat setelah merayakannya …