buka puasa muslim as
buka puasa muslim as

Muslim Indonesia di AS Tetap Meriahkan Ramadhan, Meski Tanpa Buka Bersama dan Tarawih di Masjid

Washington DC – Muslim Indonesia yang tinggal di Amerika Serikat (AS) tetap akan memeriahkan bulan suci Ramadhan, meski tanpa berbuka puasa dan salat tarawih di masjid. Pandemi virus Corona atau COVID-19 membuat pemerintah AS memperpanjang masa beraktivitas di rumah dan melarang orang berkumpul di suatu tempat, termasuk tempat ibadah, sampai 30 April.

Perintah perpanjangan itu langsung diumumkan Presiden Donald Trump setelah dilaksanakan selama dua pekan. Diperkirakan masa pemulihan pandemi Corona di AS baru akan dimulai pada 1 Juni mendatang. Dengan demikian, masjid-masjid akan tetap tutup selama Ramadhan, bahkan mungkin sampai Idul Fitri.

“Kami akan memperpanjang perintah ini sampai 30 April, guna memperlambat penyebaran,” kata Trump.

Keputusan itu diambil Trump mengingat banyaknya korban yang tertular, dan meninggal akibat pandemi virus Corona, sementara situasi tampaknya tidak akan lebih baik dalam waktu dekat dan Amerika mencatat korban meninggal paling banyak akibat COVID-19.

Anthony Fauci, Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular, yang juga anggota gugus tugas virus Corona Gedung Putih, bahkan memperkirakan kematian akibat virus jenis baru Corona di Amerika bisa mencapai antara 100 ribu dan 200 ribu.

 “Walaupun keputusannya sampai akhir April, kita khawatir tetap ada perpanjangan setelah itu karena grafiknya belum tentu turun. Jadi, memang ekspektasinya sampai bulan Juni,” kata Arif Mustofa, President Indonesian Muslim Association in America (IMAAM).

Banyak Muslim bereaksi sedih dan juga prihatin atas keputusan Trump. Tidak sampai tiga minggu lagi umat Islam akan berpuasa Ramadhan, bulan di mana Muslim memperbanyak ibadah dan datang ke masjid.

Perpanjangan perintah diam di rumah berarti masjid-masjid akan tetap tutup, tidak akan ada acara berbuka puasa bersama, tidak akan ada sholat tarawih, tidak akan ada i’tikaf, bahkan kemungkinan juga tidak akan ada sholat Idul Fitri.

Walaupun begitu Arif Mustofa tetap optimistis bisa memeriahkan Ramadhan. Menurutnya, tidak ada social distancing, anggotanya justru semakin dekat secara sosial berkat media sosial. Ia malah menyatakan ada hikmah dari apa yang terjadi karena anggota keluarga justru kumpul dan mengisi Ramadhan bersama di rumah.

“Insya Allah kita memeriahkan Ramadhan. Ada program-program yang sudah kita siapkan. Kalau sebelumnya secara fisik kita ketemu, kita akan menggunakan fasilitas zoom,” kata Arif Mustofa.

“Justru, ghirah (semangat-red) Ramadhan ini tidak boleh putus. Ghirah Ramadhan harus tetap seperti biasa kita rasakan walaupun iftar-nya mungkin kita tidak seperti biasanya, semangat Ramadhannya harus tetap. Itu yang akan kita pelihara,” lanjutnya.

IMAAM, kata Arif, sudah membentuk panitia Ramadhan dan Idul Fitri. Begitu masjid dibuka lagi, mereka langsung bisa bekerja. Panitia bahkan sudah memesan tempat sholat Idul Fitri walaupun belum mendapat kepastian karena pemerintah lokal menunggu sampai situasi atas pandemi ini menjadi lebih jelas.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

lapar

Saya khawatir Apabila Perut Kenyang akan Lupa pada yang Kelaparan

Ramadan telah berlalu, tetapi ada nilai sangat penting yang harus disisakan. Selalu terus merawat keadaan …

ketua pbnu kh ahmad fahrur rozi atau gus fahrur saat ditemui di surabaya 169 1

Respon PBNU Terkait Pelaporan Terhadap Pendeta Gilbert Yang Dinilai Lecehkan Umat Islam

Jakarta – Pendeta Gilbert Lumoindong yang viral karena membahas soal Zakat dan tata cara muslim …