komunikasi islam
komunikasi islam

Al-Qur’an Sebagai Guru Terbaik dalam Berkomunikasi

Sebagai makhluk sosial, manusia menduduki posisi yang lebih baik dan mulia. Karena manusia merupakan makhluk yang diberi karunia bisa berbicara. Dengan kemampuan berbicara itulah, memungkinkan manusia membangun interaksi sosialnya sebagaimana yang dipahami dari surat ar-Rahman (55: 4).

Kemampuan berbicara berarti kemampuan berkomunikasi. Berkomunikasi adalah sesuatu yang dibutuhkan di hampir setiap kegiatan manusia. Komunikasi dapat membentuk saling pengertian dan menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih-sayang, menyebarkan pengetahuan, dan melestarikan peradaban.

Tetapi, dengan komunikasi pula, menurut Jalaluddin Rahmat, dapat menyebabkan perselisihan, menghidupkan permusuhan, menanamkan kebencian, merintangi kemajuan, dan menghambat pemikiran.[1] Karena itu, komunikasi bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan oleh setiap manusia.

Komunikasi bukan hanya sebatas tukar-menukar informasi, pikiran atau pendapat, tetapi suatu kegiatan yang dilakukan untuk berusaha mengubah pendapat dan tingkah-laku orang lain. Dengan kata lain, komunikasi adalah upaya membangun persamaan pendapat.

Dalam konteks ini, komunikasi diperlukan sebagai salah satu aspek pembentukan keharmonisan hubungan antar personal. Tanpa komunikasi, kerawanan interaksi antar individu sulit untuk dihindari.

Namun, pertanyaanya, bagaimana membangun komunikasi yang baik baik serta berkualitas?

Etika Komunikasi Islami

Di dalam ayat al-Quran, dinyatakan bahwa komunikasi merupakan salah satu fitrah manusia. Dengan berpedoman kepada Al-Qur’an, komunikasi akan sangat baik dan tentunya mampu menciptakan perdamaian tanpa permusuhan. Salah satunya adalah Qaulan Karima.

Kata kariman bisa diterjemahkan mulia. Kata ini terdiri dari kaf, ra, mim yang menurut pakar bahasa mengandung makna mulia atau terbaik sesuai objeknya. Bila dikatakan rizqun karim berarti rizqi yang halal dalam perolehan dan pemanfaatannya serta memuaskan dalam kualitas dan kuantitasnya. Bila kata karim dikaitan dengan akhlak menghadapi orang lain, maka ia bermakna pemaafan.

Ungkapan Qaulan kariman terdapat dalam Al- Qur’an surat Al-Isra ayat 23 :

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.

Betapa pentingnya penggunaan Qaulan karima dalam berkomunikasi baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat luas. Seorang anak haruslah berkomunikasi secara mulia atau penuh rasa hormat terhadap yang lebih tua.

Inilah etika komunikasi dalam Islam bagi yang posisinya lebih rendah kepada orang lain yang posisinya lebih tinggi, apalagi orang tua sendiri. Hal ini menunjukan berbakti kepada kedua orang tua menjadi parameter bagi kualitas penghambaan manusia kepada Allah  Swt. dan menjadi tolok ukur dalam kehidupan bermasyarakat.


[1] Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hlm

Bagikan Artikel ini:

About Ahmad Cahyo

Mahasiswa Program S2 PTIQ Jakarta

Check Also

Hari Santri

Memperingati Hari Santri Sebagai Wujud Hubbul Waton Minal Iman

Sebagaimana kita ketahui bahwa sejak tanggal 22 Oktober 2015 telh ditetapkan sebagai peringatan hari santri …

meninggal di tanah suci

Belajar dari Peletakan Hajar Aswad : Praktek Demokrasi Ala Nabi

Pada saat ini banyak Negara islam ataupun Negara yang mayoritasnya adalah muslim turut mengadaptasi sistem …