Yusuf Mansyur
Yusuf Mansyur

Pandemi Corona, Muslim Perempuan Perlu Jadi Sosok Seperti Siti Khadijah

Jakarta – Pandemi virus Corona atau COVID-19 mengharuskan semua pihak untuk bersatu dan bergotong royong, serta saling membantu, untuk melawan penyebaran dan dampak pandemi tersebut. Apalagi wabah ini terjadi saat umat Muslim melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan.

Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Qur’an (DQ) Ustaz Yusuf Mansyur mengatakan, di tengah pandemi COVID-19, umat Muslim harus bisa menjadi sosok sociopreneurship, terutama kaum muslim Perempuan. Pasalnya, Pada masa sulit seperti ini banyak anggota masyarakat yang membutuhkan bantuan. Kepedulian kepada sesama seperti ini sangat baik dilakukan, terutama ini bertepatan dengan bulan Ramadan.

“Dengan menjadi sociopreneurship seseorang tidak hanya berbisnis dan mencari keuntungan, melainkan dengan niat untuk saling berbagi atau memperbanyak sedekah di jalan Allah SWT,” kata Ustaz Yusuf Mansyur dalam tausiah daring dengan tema “Kajian Tarawih Online Sociopreneurship ala Rasulullah”, Senin (4/5/2020) dikutip dari laman Okezone.

Menurutnya, para ibu rumah tangga muda bisa menjadi sosok sociopreneurship atau membangun usaha berbasis sosial. Dia menegaskan, sosok sociopreneurship seperti istri Rasulullah Muhammad SAW, Siti Khadijah, jika banyak dilakukan saat ini, terutama kala pandemi akan sangat berarti.

“Sociopreneurship ada pantulan energi di dalamnya,” imbuh Yusuf Mansyur.

Dia lantas meminta agar sosok istri Nabi tersebut diteladani. Menurut dia, Khadijah dikenal memiliki segudang prestasi pada masanya. Salah satu yang bisa diteladani para ibu muda muda adalah jiwa sociopreneurship.

Dia mengatakan, wabah virus Corona membuat sebagian masyarakat khususnya para ibu rumah tangga lebih mandiri. Pada masa Rasulullah SAW, sosok Siti Khadijahlah yang menjadi salah satu pelopor wanita sociopreneurship. Ia adalah sosok istri Nabi yang mandiri, memiliki jiwa sosial yang tinggi, hingga pada akhir hayatnya pun tidak pernah merepotkan suaminya (Rasulullah).

“Sayidah Khadijah Kubro memenuhi segala kriteria tentang sosok sociopreneurship. Berkarya, berusaha, berdagang, berniaga, berjualan, berbisnis, tapi tidak untuk dirinya karena beliau bukan hanya untuk orang-orang miskin, tapi beliau sendiri berjuang untuk Allah SWT dan Rasulullah,” ujarnya.

Saking mandirinya, Siti Khadijah saat akan menemui ajalnya hanya meminta kain kafan. Itupun bukan meminta kepada Rasulullah, namun Siti Fatimah.

“Bagaimana ketika beliau habiskan hartanya di jalan Allah, beliau hanya meminta kain kafan. Siti khadijah meninggal hanya meminta kain kafan dan meminta kepada Fatimah. Kemudian dilapisi oleh serban Rasulullah dari surga,” katanya.

Selain itu, makam Siti Khadijah pun hingga saat ini sangatlah sederhana. Hanya diberikan patokan batu sebagai penanda bahwa itulah makam istri Nabi Muhammad.

“Tidak ada jejak permintaan wasiat apa pun, bahkan makamnya sama sekali tidak menampakkan makam yang mewah hari ini kalau kita lihat,” terangnya.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

ilustrasi masjid tempat ibadah umat

Khutbah Jumat: Menjaga Semangat Beribadah Ramadan di Bulan Syawwal

Khutbah I الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ …

lapar

Saya khawatir Apabila Perut Kenyang akan Lupa pada yang Kelaparan

Ramadan telah berlalu, tetapi ada nilai sangat penting yang harus disisakan. Selalu terus merawat keadaan …