sifat allah
sifat allah

Pentingnya Tauhid dan Mempelajari Ilmu Tauhid

Keesaan Allah merupakan doktrin terpenting yang dimiliki Islam. Pada masa awal penyebaran Islam, doktrin ini telah menyebabkan keterkejutan teologis dan spiritual masyarakat Arab yang dihuni oleh keyakinan politeisme dan paganisme. Ajaran tauhid dikenalkan Islam sebagai deklarasi Keesaan Tuhan yang hanya satu dan satu-satunya Penguasa alam raya.

Doktrin Keesaan Allah yang disebut juga tauhid merupakan akidah purba yang telah diajarkan para Nabi. Ajaran ini di samping mengukuhkan keyakinan, juga ingin mendorong manusia berakal agar tidak tersesat dalam pemahaman yang salah. Secara logis, akal manusia juga tidak akan menerima jika Sang Penguasa dan Pencipta terdiri dari banyak dzat.

Karena itulah ilmu tauhid menjadi dasar pedoman dalam ajaran Islam. Ilmu tauhid akan mampu membantu manusia menetapkan aqidah-aqidah keagamaan melalui dalil atau aturan yang jelas. Syekh Ibrahim ibn Muhammad al-Baijuri mendefinisikan tauhid sebagai  “ilmu yang dengannya mampu menetapkan aqidah-aqidah keagamaan yang diperoleh dari dalil-dalil meyakinkan.”

Mempelajari ilmu tauhid bagi seorang muslim dihukumi fardu ain, meski hanya mengetahui dalil-dalil yang di utarakan secara global. Tidak cukup meyakini Keesaan Tuhan, tetapi umat Islam harus mengetahui dalilnya meskipun secara global baik dalil naqli maupun aqli. Dengan menerapkan arti tauhid dengan baik dalam kehidupan, maka akan menjadi individu yang ikhlas dalam menerima setiap ketentuan Allah.

Keesaan Allah terdiri dari dua macam, pertama adalah Keesaan dzat. Allah tidah terdiri dari bagian-bagian namun Allah  adalah dzat yang satu. Di sinilah, setiap umat muslim mempercayai bahwa tiada Tuhan selain Allah, Sang Pencipta semesta alam dan segala isinya yang memiliki semua sifat kesempurnaan.

Doktrin Keesaan dzat menafikan segala bentuk asumsi dan pikiran yang menyatakan bahwa Allah satu dalam banyak dzat. Allah hanya satu, bukan satu kesatuan dari berbagai dzat. Penegasan ini penting agar keesaan Tuhan tidak dipersepsikan sebagai satu dalam banyak dzat.

Katakanlah, “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Rabb yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (Al-Ikhlash 112:1-4).

Kedua, keesaan sifat. Keesaan dalam sifat mempunyai pengertian bahwa takkan ada yang mampu menyamai sifat Allah yang Maha Sempurna. Dengan sifat esa yang Ia miliki, Allah melakukan penciptaan makhluknya tanpa bantuan siapapun juga dan hanya Ia yang mampu melakukannya.  Tidak ada manusia yang bisa melakukan sesuatu tanpa seizin-Nya.

Dialah Allah satu-satunya Tuhan yang patut untuk disembah dan di puja. Ialah Allah yang mampu menciptakan langit dan bumi, menciptakan siang dan malam, dan dialah yang menciptakan manusia dengan kekuatannya.

Doktrin keesaan Allah sebagai sifat menegaskan pengertian bahwa ada tuhan lain di alam semesta. Tidak ada dzat lain yang memiliki sifat seperti Allah. Hanya Allah yang pantas disifati dengan keagungan yang tinggi dan kemulian yang tertinggi.

Mempelajari ilmu tauhid bukan sekedar doktrin dalam Islam, tetapi juga menumbuhkan sikap beragama yang jauh dari perilaku yang sesat. Pengingkaran terhadap keesaan Allah akan menjerumuskan pada kesombongan dan keangkuhan manusia yang merasa diri menjadi tuhan.

Bagikan Artikel ini:

About Imam Santoso

Check Also

nabi musa

Testament : The Story of Moses di Netflix, Bagaimana Nabi Musa Versi Al-Quran?

Film tentang Nabi Musa di Netflix cukup mendapatkan respon positif dari permisa. Film berjudul Testament …

hakikat zakat fitrah

Hakikat Zakat Fitrah : Laku Spiritual dan Solusi Sosial

Selain berpuasa sebagai bentuk ibadah, Ramadan juga menjadi momen bagi umat Islam untuk meningkatkan kedermawanan …