Tafsir Qur’an dan Ideologisasi Aswaja

Dalam tradisi intelektual pesantren kitab kuning menjadi sumber rujukan dan andalan kurikulum tradisional untuk mengukuhkan pemahaman keagamaan Tafsir al Qur an menjadi salah satu yang tidak bisa dipisahkan dari kurikulum tersebut Meskipun kalah populer dibandingkan dengan bidang keilmuan Islam lainnya seperti fikih dan tasawuf tafsir al Quran tetap memiliki andil yang cukup besar dalam proses penanaman ajaran keislaman di pesantren Pengajian Kitab TafsirAda satu karya tafsir yang tidak bisa dilepaskan dari perjalanan pesantren di nusantara selama ini Tafsir Jalalain Hampir semua orang yang pernah nyantri di pondok pesantren Indonesia mengenal kitab tafsir tersebut baik di Jawa Madura atau pesantren di luar jawa dan daerah lainnya Kitab yang ditulis oleh dua mufasir Jalaluddin al Mahalli dan Jalaluddin al Suyuthi itu telah dikenal lama di bumi nusantara Para kiai mengajarkannya kepada para santri baik melalui metode sorogan maupun bandongan Menurut L W C Van den Berg seorang Indonesianis dari Belanda tradisi pengajian kitab tafsir khususnya Tafsir Jalalain di pesantren Indonesia sudah ada sejak abad 19 Masehi Pilihan para ulama nusantara terhadap Tafsir Jalalain tidak hanya karena gaya penyajiannya yang ringkas dan lugas namun karena alasan ideologi yang hendak ditanamkan kepada masyarakat Indonesia khususnya di pesantren Hampir bersamaan dengan beredarnya Tafsir Jalalain di dunia pesantren di fase fase awal kitab kitab fikih mazhab Syafi iyah juga banyak dikaji di lembaga pendidikan tradisional tersebut Baca juga Apa Makna Kembali Kepada Al Quran dan Sunnah Tradisi di atas juga tidak lepas dari kebiasaan para ulama nusantara saat berada di Tanah Haramain Mekah Madinah Dan saat pulang ke nusantara mereka melestarikannya di pesantren Mereka mengajarkannya ke para santri bahkan menjadikannya sebagai kurikulum pesantren Penulisan Karya TafsirTidak hanya mengajarkan dan membacakan isi tafsir para ulama juga menulis sendiri kitab tafsir dan karya tafsir yang beraliran aswaja Tokoh pertama dan paling populer adalah Abdur Rauf Singkel 1615 1693 M Kitab tafsir Tarjuma al Mustafid yang dia tulis dalam bahasa Melayu itu sebenarnya merupakan terjemah dari kitab Tafsir Jalalain sebagaimana dikemukakan oleh Salman Harun dan Riddle Karya tafsir lainnya yang ditulis para ulama nusantara juga memiliki kecenderungan pada ideologi Aswaja seperti Faidh al Rahman oleh Kiai Shalih Darat 1904 Marah Labid karya Kiai Nawawi Banten 1897 dan beberapa kitab tafsir lainnya Corak pemikiran dari beberapa karya tafsir di atas menganut mazhab dan ideologi yang telah menjadi pegangan para ulama alumni Haramain tersebut Wahabisme vs Ulama PesantrenGerakan wahabisme yang mengalir dari Timur Tengah telah menjangkiti sebagian umat Islam di Indonesia terutama melalui para hujjaj jemaah haji Adagium gerakan ini adalah kembali kepada al Qur an dan Sunnah Mazhab pemikiran Islam yang ditanamkan kepada masyarakat pesantren merupakan perlawanan terhadap gerakan ini Hal ini misalnya salah satunya bisa dilihat dari Kitab tafsir yang diperkenalkan di Indonesia cukup jelas meneguhkan ideologi yang dipegang teguh oleh para ulama pesantren yakni fikih Syafi iyah dan akidah versi Asya riyah Mazhab fikih dan aliran teologi ini sangat kental dalam Tafsir Jalalain Bahkan komentar atas kitab ini semakin meneguhkan kecenderungan mazhab tersebut sebagaimana ditulis oleh al Shawi dalam Hasyiyah al Shawi Syekh al Shawi secara gamblang memberikan beberapa penegasan dan tambahan atas kitab aslinya Tafsir Jalalain Di antaranya adalah penjelasan mengenai istilah istilah shufi dan term term baru Ketika menjelaskan QS Al Kahfi 18 23 24 al Shawi menekankan untuk tidak keluar dari empat mazhab fikih mainstream Hanafiah Malikiah Syafi iah dan Hanabilah Penekanan ini merupakan tanggapan kritis terhadap ideologi dakwah Muhammad bin Abd al Wahhab Belakangan sebagian ulama Wahabi menyadari bahwa Tafsir Jalalain yang diajarkan di beberapa tempat baik di Timur Tengah maupun nusantara dimaksudkan untuk membentengi sebagian umat Islam agar tidak terpengaruh pada ideologi wahabisme Adalah Abd al Karim seorang ulama wahabi yang gencar melontarkan kritik atas komentar Syekh al Shawi Bahkan dalam kitab al Ta liq ala Tafsir al Jalalain Abd al Karim sangat keras memberikan penolakan dan kritik tajam atas hasil penafsiran dalam Tafsir Jalalain Lahirnya Aswaja NU Nahdlatul Ulama Pada perkembangannya ideologi Ahlus Sunnah ala santri ini telah mengakar cukup kuat di lingkungan pesantren Kuatnya ideologi ini mengemuka ketika akan digelar kongres khilafat yang akan diadakan di Kairo pada Maret 1925 Kemudian dibentuklah Komite Hijaz yang lahir dari pesantren Komite Hijaz memiliki setidaknya dua tujuan yakni sebagai balance terhadap Komite Khilafat yang diinisiasi oleh kelompok wahabi dan untuk memberikan masukan kepada raja Ibnu Sa ud agar tetap melestarikan tradisi tradisi yang berkembang di daerah Mekah Madinah Komite Hijaz itulah yang menjadi salah satu cikal bakal terbentuknya NU Nahdlatul Ulama pada 31 Januari 1926 M 16 Rajab 1344 H tentu saja ini bukan sikap popular saat itu ketika nuansa puritanisme menjadi madzhab yang memukai Saat ormas Islam lain dilahirkan sebagai respon positif terhadap gerakan Wahabisme di Timur Tengah ormas NU didirikan sebagai bentuk respon negatif terhadap gerakan tersebut Dan ternyata ijitihad NU membuahkan kemanfaatan besar hingga saat ini Karya tafsir bersama kitab kitab fikih dan tasawuf yang terus diajarkan di pesantren merupakan peneguhan terhadap ideologi Aswaja NU Hingga kini karya tafsir bercorak Aswaja khususnya tafsir Jalalain masih menjadi idola kaum santri di berbagai pesantren di Jawa Madura Kalimantan dan beberapa daerah lain di Indonesia tidak hanya sebagai sumber pengetahuan tetapi jangkar ideologi aswaja Wallahul Muwaffiq Kurdi Fadal

Bagikan Artikel ini:

About Islam Kaffah

Check Also

duduk di kuburan

Saat Ziarah, Bolehkah Duduk di Kuburan?

Meskipun arus puritanisasi  mengklaim ziarah kubur adalah ritual bid’ah, tapi tidak banyak muslim nusantara yang …

shalat ghaib korban bencana

Shalat Ghaib untuk Korban Bencana

Pada tanggal 4 Desember 2021 telah terjadi peningkatan aktifitas vulkanik di gunung semeru. Hal itu …