tafsir surat al fatihah
tafsir surat al fatihah

Tafsir Surah Al-Fatihah (Bagian Kesatu)

Pada tulisan ini, penulis mengajak pembaca Islam Kaffah untuk  membedah tafsir surah al-Fatihah untuk mengkaji keutmaan dan kandungannya.


Seperti kita tahu bahwa surah al-Fatihah ini termasuk rukun shalat. Namun, apakah kita semua tahu makna yang terkandung pada surah ini?, mari kita kenali dengan mencoba menggali melalui tafsir surah al-Fatihah ini.

Surah al-Fātiẖah terdiri atas 7 ayat, jumlah kalimatnya sebanyak 25, sedangkan hurufnya sebanyak 113. Di dalam tafsir al-Ibrīz karya Syaikh Bisri Musthafa ar-Rimbangi, surah al-Fātiẖah ada yang berpendapat turun di Mekkah (Makkiyah) sebagian ada yang berpendapat surah ini turun di Madinah (Madaniyah).

Abu Laits as-Samarqandi meriwayatkan bahwa separuh dari surah al-Fātiẖah diturunkan di Mekkah, sedangkan separuh yang lain diturunkan di Madinah. Akan tetapi, pendapat ini sangat aneh, dinukil oleh al-Qurthubi darinya.

Banyak penyebutan kepada surah al-Fātiẖah ini. Al-Biqā’i menjelaskan nama-nama surah al-Fātiẖah antara lain: Ummu al-Kitāb (Induk Alquran), al-Asās (asas segala sesuatu), al-Matsāni (yang diulang-ulang), al-Kanz (Perbendaharaan), asy-Syāfiyah (penyembuh), al-Kāfiyah (yang mencukupi), al-Wāqiyah (yang melindungi), ar-Ruqyah (mantra), al-Hamd (pujian), asy-Syukr (Syukur), ad-Du’ā dan ash-Shalāt (doa).

Imam Bukhari dalam permulaan kitab Tafsīr, bahwa surah ini dinamakan Ummu al-Kitāb karena penulisan dalam mushaf dimulai dengan al-Fātiẖah dan permulaan bacaan dalam shalat dimulai pula dengan al-Fātiẖah. Menurut pendapat lain, karena semua makna yang terkandung dalam Alquran merujuk kepada apa yang terkandung di dalamnya.

Quraish Shihab dalam tafsir al-Mishbāh menyebut surat al-Fātiẖah adalah “Mahkota Tuntunan Ilahi”. Al-Fātiẖah bertujuan mengundang, kemudian memelihara kesadaran tentang kehadirat Allah Swt. dan pengawasan-Nya kepada manusia.

Keutamaan Surah al-Fatihah

Merujuk dalam kitab Lubāb an-Nuqūl fī Asbāb an-Nuzūl karya Syaikh Jalaluddin as-Suyuthi, Surah al-Fātiẖah mempunyai beberapa keutamaan di antaranya :

Surah yang Paling Agung di dalam Al-Quran

Diriwayat dari Abu Sa’id ibn al-Mualla, ketika itu dia bertemu Rasulullah Saw sedang berada di masjid, lalu Rasulullah bersabda: “Saya akan mengajarkan kepadamu sebuah surah yang teragung di dalam Alquran sebelum engkau keluar masjid.” Kemudian beliau menggandeng tangan saya. Ketika beliau ingin keluar dari masjid, saya katakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah, bukankah anda katakan akan mengajarkan kepadaku surah teragung di dalam Alquran?”. Maka beliau menjawab, “Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Ia adalah tujuh ayat yang diulang-ulang (dalam setiap rakaat) dan Alquran yang agung diberikan kepada saya”, [HR. Bukhari, No. 4474].

Surah yang Paling Utama di Al-Quran

an-Nasa’i dalam as-Sunan al-Kubra meriwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata, “Pada suatu hari Rasulullah dalam perjalanan. Kemudian beliau berhenti dan turun dari tunggangan beliau. Lalu seseorang turun dari tunggangannya juga untuk mendampingi beliau. Kemudian beliau bersabda, “Maukah engkau saya beritahu surah yang paling utama di dalam Alquran?” Lalu beliau membaca, “Segala puji bagi Allah Tuhan Seluruh Alam” [HR. an-Nasa’i, No. 8011].

Surah al-Fātiẖah Sebagai Munajat antara Hamba dan Rabbnya

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa melakukan shalat tanpa membaca al-Fātiẖah, maka shalatnya tidak sempurna” [HR. Muslim].

Intisari Kandungan Surah al-Fatihah

Mengutip tulisan Quraish Shihab dalam buku al-Lubāb, intisari al-Fātiẖah sebagai berikut:

  • Tauhid, yang dikandung oleh ayat-ayatnya yang pertama dan kedua.
  • Keniscayaan Hari Kemudian, yang dikandung oleh ayatnya yang keempat.
  • Ibadah yang seharusnya hanya tertuju kepada Allah Swt. dikandung oleh ayat: Iyyaka na’budu
  • Pengakuan tentang kelemahan manusia dan keharusan meminta pertolongan hanya kepada-Nya dalam ayat: Wa iyyāka nasta’īn dan Ihdina ash-shirāth al-mustaqīm.
  • Keanekaragaman manusia sepanjang sejarah menghadapi tuntunan Ilahi; ada yang menerima, ada yang menolak setelah mengetahui, dan ada juga yang sesat jalan: Shirātha al-ladzina an’amta ‘alaihim ghair al-maghdhūbi ‘alaihim wa lā adh-dhāllīn.

     
Bagikan Artikel ini:

About Mubarok ibn al-Bashari

Mahasiswa Pasca Sarjana UNUSIA

Check Also

palestina israel

Tafsir Surah al-Isra’ Ayat 4-5: Kezaliman Bani Israel dan Janji Allah Bagi Palestina

Peristiwa yang sangat tidak manusiawi terjadi kepada saudara-saudara kita di Palestina. Di saat melaksanakan kekhusyukan …

al-quran

Jika Salah Tafsir Surah al-Fath Ayat 29: Keraslah Terhadap Sifat Kafir

Surah al-Fath turun saat peristiwa Perjanjian Hudaibiyah. Perjanjian Hudaibiyah merupakan peristiwa yang begitu fenomenal. Dimana …