Tetap Gelar Pengajian Saat Lockdown, Pemimpin Jamaah Tabligh India Didakwa Pembunuhan

Jakarta – Keberadaan Jamaah Tabligh terus disudutkan sebagai penyebar virus Corona terbesar di India. Tindakan tegas pun dilakukan pemerintah India terhadap Jamaah Tabligh yang tetap ngotot menggelar pengajian yang dihadiri ratusan bahkan ribuan orang. Terbukti dari kegiatan itu, ratusan anggota Jamaah Tabligh dinyatakan positif virus Corona atau COVID-19.

Sebagai akibat kengototan Jamaah Tabligh, pimpinan mereka Muhammad Saad Khandalvi sudah diamankan otoritas keamanan India. Ia bahkan didakwa dengan tuduhan pembunuhan karena menggelar pengajian saat kebijakan lockdown.

Seperti diketahui, setelah acara Jamaah Tabligh yang digelar sejak 3 Maret hingga akhir Maret lalu itu menjadi kluster penyebaran Corona di India. Acara tersebut dihadiri 7.600 warga India dan sekitar 1.300 jemaah warga asing, termasuk Indonesia.

Setidaknya lebih dari seribu peserta Jamaah Tabligh di Nizamuddin, New Delhi, termasuk warga Indonesia dinyatakan positif Corona tak lama setelah menghadiri acara tersebut. Semula, kepolisian India mendakwa Khandalvi dengan tuduhan melanggar aturan karena mengadakan perkumpulan besar.

Dikutip dari the Guardian via cnnindonesia.com, juru bicara kepolisian India mengatakan aparat telah mengajukan dakwaan baru terhadap Khandalvi yakni tuduhan pembunuhan dengan ancaman maksimal 10 tahun penjara.

“Kepolisian New Delhi sebelumnya telah mengajukan laporan dakwaan terhadap Pemimpin Jamaah Tabligh, sekarang dakwaannya ditambah Undang-Undang Pidana Pasal 304 tentang pembunuhan,” ucap jubir tersebut.

Jamaah Tabligh merupakan gerakan misionaris Muslim terbesar di dunia yang memiliki cabang di lebih dari 80 negara termasuk Indonesia. Sebuah gedung tinggi putih bernuansa modern di Nizamuddin Barat, New Delhi, merupakan markas utama dari organisasi yang memiliki puluhan juta anggota itu. Markas ituu pun telah disegel otoritas India.