tipologi kesalehan umat
tipologi kesalehan umat

Tipologi Kesalehan Umat Islam, Anda Termasuk yang Mana?

Menjadi muslim yang kaffah dengan menjalankan seluruh perintah Allah dan menjauhi segala larangannya tentu adalah kewajiban umat Islam. Dalam kehidupan sehari-hari kita dituntut untuk terus meningkatkan kesalehan, keimanan, dan ketakwaan sehingga menjadi pribadi muslim yang sempurna.

Berbagai problem sosial dan masalah seringkali menjadi faktor pendorong yang bisa menurunkan kualitas keimanan dan kesalehan umat Islam. Kematangan umat Islam dalam memelihara iman dan ibadah juga beragam. Ada yang konsisten, ada pula yang hanya datang ke masjid dan ingat Allah ketika ada musibah.

Setidaknya hal inilah yang diwanti-wanti oleh Allah melalui satu pesan yang dititip kepada Nabi Muhammad :

 Artinya : “Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang Menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang Amat besar”. (QS. al Fatir:32)

Ayat ini, seperti penyampaian Ibnu Abbas yang dikutip oleh Ibnu Katsir menyiratkan beberapa pesan bahwa umat Islam dalam konteks keimanan dan kesalehan pengamalan terhadap maklumat Allah yang tertuang dalam al Qur’an terpilah menjadi tiga tipe. Dzalim, muqtashid (sedang) dan sabiqun bi al Khairat (berprestasi).

Secara lebih detail Ibnu Katsir menjelaskan tiga tipikal umat Islam di atas. Pertama, tipe dzalim adalah kelompok umat Islam yang enteng dalam menjalankan kewajiban dan melakukan sebagian yang dilarang oleh Allah. Tipe ini masih setengah-tengah dalam melaksanakan ibadah dan juga ketaatan yang tipis dalam menjauhi maksiat.

Kedua, tipe muqtashid selalu mengerjakan segala perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya. Mereka juga menjauh dari perkara haram, namun terkadang melupakan yang sunnah dan masih mengerjakan yang makruh.

Ketiga, tipe sabiqun bi al Khairat yakni, kelompok yang berprestasi adalah mereka yang terbaik karena melaksanakan seluruh perintah wajib dan sunnah dan meninggalkan yang haram dan makruh. Kelompok ini berusaha sekuat tenaga meninggalkan tidak hanya perkara yang haram, tetapi juga yang makruh. Mengerjakan tidak hanya segala yang wajib, tetapi juga yang dan sunnah.

Dengan ukuran dan tipologi ini kita bisa mengevaluasi diri kita. Sudah berada di level mana keimanan dan kesalehan kita? Tentu kita tidak ingin berada di level pertama yakni dzalim. Tujuan ideal adalah berada di posisi tiga. Kalaupun tidak kita berada di level muqtashid yang terus berusaha untuk menuju sabiqun bi al Khairat.

Iman itu selalu berjalan dinamis, bisa bertambah dan bisa pula berkurang. Semoga keimanan kita adalah keimanan yang bekualitas yang setiap hari semakin bertambah.

Bagikan Artikel ini:

About Khotibul Umam

Alumni Pondok Pesantren Sidogiri

Check Also

sirah nabi

Pesan Nabi Menyambut Ramadan

Bulan Ramadan, atau di Indonesia familiar dengan sebutan Bulan Puasa, merupakan anugerah yang diberikan Allah …

imam ahmad bin hanbal

Teladan Imam Ahmad bin Hanbal; Menasehati dengan Bijak, Bukan Menginjak

Sumpah, “demi masa”, manusia berada dalam kerugian. Begitulah Allah mengingatkan dalam al Qur’an. Kecuali mereka …