siksa kubur
siksa kubur

Ulama Fikih Menceritakan Siksa Kubur

Mati itu pasti. Tak perlu ditakuti. Tapi yang harus ditakuti adalah siksa setelah mati. Kita hidup di dunia ibaratnya hanya mampir di terminal, sebentar dan cukup singkat. Tujuan utamanya adalah akhirat. Kehidupan yang kekal abadi dan tak ada istilah mati.

Dengan demikian, kematian bukanlah titik akhir yang mengakhiri segalanya. Kematian justru menjadi episode baru kehidupan berikutnya. Dalam salah satu lembar kitab al Mausu’ah al Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah dijelaskan, Tuhan telah menciptakan tiga alam bagi manusia. Yaitu, alam dunia, alam barzakh, dan alam akhirat.

Di tiga alam itu, Allah menetapkan hukum-hukum untuk manusia. Dan hukum tersebut berlaku untuk ruh dan jasad. Di dunia hukum itu berlaku untuk jasad, sedangkan ruh mengikutinya. Adapun di alam barzakh, hukum Allah berlaku berlaku untuk ruh, sedangkan jasad mengikutinya.

Di dunia, apa yang menimpa jasad juga dirasakan oleh ruh. Begitu pula di alam barzakh dan alam akhirat, apa yang dirasakan oleh ruh juga dirasakan oleh jasad. Terhadap nikmat maupun siksa, keduanya sama-sama merasakannya.

Imam Ahmad Ibnu Ghunaim Ibnu Salim al Nafrawi, ulama dari kalangan madhab Maliki, dalam al Fawakih al Duwani ‘ala Risalah Ibnu Abi Zaid al Qairawani menyatakan siksa kubur akan ditimpakan pada jasad orang yang telah meninggal setelah terlebih dulu ruhnya disatukan lagi dengan jasadnya. Ini adalah pendapat jumhur ulama. Diantaranya adalah Imam al Jalal yang mengekor pendapat gurunya, Imam al Hafidz  Ibnu Hajar.

Hal serupa disampaikan oleh Ibnu Hajar al Haitami dalam al Fatawa al Fiqhiyyah al Kubra. Beliau pernah ditanya tentang siksa kubur, apakah siksa kubur berlaku bagi jasad dan ruh? Beliau menjawab, menurut ahlussunah wal al Jama’ah Allah akan menghidupkan kembali di alam barzakh orang-orang yang telah meninggal. Keadaannya sama dengan ketika hidup dunia. Akalnya kembali berfungsi supaya bisa berpikir dan menjawab pertanyaan yang ditujukan kepadanya, serta bisa merasakan segala sesuatu yang telah dipersiapkan untuk dirinya di alam barzakh. Baik itu berupa nikmat atau siksa.

Tetapi ada juga pendapat yang berbeda. Imam Ibnu Hazm dan Imam Ibnu Buraidah menjelaskan, siksa kubur hanya dirasakan oleh ruh, jasad tidak.

Dari dua pendapat tentang siksa kubur di atas, yang paling kuat adalah pendapat mayoritas ulama ahlussunah wal jamaah. Dengan demikian, ini menjadi penegasan akan adanya siksa kubur dan nikmat kubur. Dan disana, jasad dibangkitkan kembali bersamaan dengan ruh yang kembalikan lagi.

Maka perlu diingat, kematian di dunia bukan menjadi ujung tanpa akibat berikutnya. Ada dua alam lagi yang menunggu manusia. Dan kehidupan disana tergantung pada bekal di dunia. Bila taat kepada Allah akan mendapatkan nikmat, jika sebaliknya akan disiksa dan dilaknat.

Bagikan Artikel ini:

About Khotibul Umam

Alumni Pondok Pesantren Sidogiri

Check Also

sirah nabi

Pesan Nabi Menyambut Ramadan

Bulan Ramadan, atau di Indonesia familiar dengan sebutan Bulan Puasa, merupakan anugerah yang diberikan Allah …

imam ahmad bin hanbal

Teladan Imam Ahmad bin Hanbal; Menasehati dengan Bijak, Bukan Menginjak

Sumpah, “demi masa”, manusia berada dalam kerugian. Begitulah Allah mengingatkan dalam al Qur’an. Kecuali mereka …