12 Langkah Dakwah Moderasi

Bagian Pertama Banyak pihak yang berbicara tentang dialektika keislaman yang diinginkan oleh masa kini akan tetapi sedikit yang langsung masuk pada obyek pembahasan dan visi dialektika keislaman itu sendiri Pada tulisan ini saya ingin mengungkapkan 12 langkah da wah moderasi untuk menyusun dialektika keislaman kekinian yang harus dipahami oleh setiap dai Langkah 12 itu adalah sebagai berikut Langkah Pertama Dialektika da wah hidayah bukan dilaketika takfiriKita beribadah kepada Allah SWT dengan membantu berda wah menyampaikan hidayah kepada seluruh alam bukan mengkafirkan atau menfasiqkan Umat Islam Dialektika seorang dai yang bertugas menyampaikan hidayah sangat berbeda dengan dialektika seorang hakim kepada seorang terdakwa di dalam pengadilan Oleh karena itu setiap dai harus ditanamkan dalam hati dan nalar akalnya bahwa mereka adalah dai bukan hakim karena bukan tugas dan kewenangan seorang dai untuk memutuskan hukum atas manusia Sejatinya hidayah bagi seseorang akan menimbulkan kesadaran agar seseorang tersebut berbuat baik untuk agama dan negeri Saya tegaskan sesungguhnya Allah SWT di Hari Kiamat tidak akan bertanya berapa orang yang sudah kalian kafirkan akan tetapi berapa orang yang karena kalian mereka mendapatkan hidayah Langkah Kedua Dialektika kebaikan bukan keburukanSiapapun yang menyampaikan dan menyebarkan kebaikan bukan keburukan tidak akan pernah mampu syaitan membujuknya dengan berbagai rayuan Sedangkan siapapun yang menyampaikan keburukan sejatinya tidak mengerti akan Islam seperti ISIS dan milisi milisi Syiah di Irak menyampaikan dan menyebarkan keburukan kepada warga yang tidak bersalah atas nama agama dan keyakinan dengan meledakkan masjid dan menghancurkan pasar dan tindakan tersebut adalah kejahatan Sungguh benar apa yang disampaikan oleh Hujjatul Islam Abu Hami Al Ghazali Wafat 5050 Hijriyah dalam pendapatnya bahwa setengah dari seluruh Kaum Kafir di muka bumi adalah tanggung jawab para dai yang bodoh karena menyebarkan keburukan atas nama Islam dengan mengedepankan citra buruk Islam kepada masyarakat awam Langkah Ketiga Dialektika persaudaraanSeorang dai dalam nalar berfikirnya harus menganggap seluruh umat manusia baik Umat Islam atau bukan adalah saudara walaupun tidak beriman seperti firman Allah SWT Dan kepada Kaum Ad saudara mereka Hud Dan kepada Kaum Tsamud saudara mereka Shalih Dan kepada Kaum Madyan saudara mereka Syuaib yang menyebut seluruh Nabi AS adalah saudara bagi kaumnya sendiri walaupun belum beriman Para Sahabat RA menganggap Nabi Muhammad SAW seperti bapak mereka Para dai harus menganggap seluruh manusia baik itu Umat Islam Umat Kristiani Umat Budha Umat Hindu Umat Sikh dan umat beragama lainnya sebagai saudara yang masuk dalam lingkaran da wah sehingga harus memberikan rasa cinta dan kebaikan karena perbedaan keimanan bukan penghalang atas kasih sayang cinta dan persaudaraan sebagai anak cucu Nabi Adam AS untuk menyampaikan risalah Sedangkan dai yang tidak memiliki rasa cinta dan persaudaraan hendaknya meninggakan medan da wah karena hanya menyebarkan kebencian dan mengakibatkan masyarakat menolak setiap aktifitas da wah Langkah Keempat Mempelajari dengan betul Maqashid SyariahSeorang dai pada satu waktu yang sama harus membaca dan menjalankan Maqashid Syariah agar dalam aktifitas da wahnya tidak mengesampingkah nilai dari Maqashid Syariah yang telah dirumuskan oleh Imam Asy Syathibi dalam tujuan Syariat Islam yaitu menjaga nyawa harta nasab akal dan agama setiap manusia Maqashid Syariah yang mengharuskan menjaga nyawa manusia tidak diperuntukkan bagi Umat Islam saja Bahkan sebagian ulama senior yang saya temui mengembangkan Maqashid Syariah tidak hanya menjaga nyawa harta nasab akal dan agama anak cucu Nabi Adam AS saja akan tetapi juga memberikan rasa adil kebebasan dan persamaan bagi seluruh umat manusia Baca juga Akhiri Perselishan Kembali BersaudaraLangkah Kelima Mampu memahami nash Al Qur an dan As Sunnah serta realita kekinianSeorang dai harus mampu memahami nash Al Qur an dan As Sunnah serta mampu membaca dan mengamati realita kekinian karena sejatinya nash tidak akan dapat ditekan oleh kondisi kekinian karena justru Al Qur an dan As Sunnah lah yang akan memperbaiki kondisi kekinian agar tidak melenceng pada rel fitrah kehidupan yang telah digariskan Sedangkan realita kekinian juga harus dipejalari dan dipahami agar tidak salah langkah dalam berda wah Para Nabi AS seperti Nabi Luth AS Nabi Hud AS dan Nabi Syuaib AS selalu mengamati perkembangan kaum mereka sehingga dapat diselaraskan dengan da wah kepada kaum mereka Langkah Keenam Mengedepankan penggunaan Fiqh PrioritasFiqh Prioritas adalah fiqh yang harus dipelajari dan dilaksanakan oleh seluruh Umat Islam khusunya bagi Gerakan Islamis dan para dai karena hanya dengan Fiqh Prioritas Umat Islam dapat selamat kehancuran dan malapetakan rusaknya nalar berfikir seperti lebih mengutamakan amalan amalan sunnah dari pada amalan amalan wajib hanya demi menunjukkan ketaatan beribahan dengan penuh keangkuhan lebih mengutamakan meninggalkan dosa dosa kecil dari pada dosa dosa besar lebih mengutamakan kepentingan kelompok dan organisasi dari pada kepentingan agama dan negeri serta lebih mengutamakan berkumpul dengan rekan rekan sesama aktifis da wah dari pada berkumpul dengan keluarga Seperti contoh jawaban Abdullah Ibnu Umar RA dari pertanyaan seseorang asal Irak yang menanyakan hukum membunuh seekor lalat Kalian telah membunuh cucu Nabi Muhammad SAW Imam Al Husain RA dan kalian datang bertanya tentang hukum membunuh lalat Seroang dai yang melihat kesalahan seseorang sebagai sebuah kekufuran dan menyatakan orang tersebut telah kafir maka dai tersebut belum mempelajari Fiqh Prioritas Seorang aktifis sebuah Gerakan Islamis yang lebih mengedepankan peperangan dari pada perdamaian dan lebih mengedepankan kepentingan pribadi dan kelompok dari pada kemaslahatan negeri belum mempelajari dan memahami Fiqh Prioritas Fiqh Prioritas adalah kaedah agung yang mengajarkan untuk mengutamakan nilai dan ajaran inti agama dari pada perbedaan perbedaan pandangan dan pemikiran sehingga siapapun yang mempelajarinya akan mampu memahami dan melaksanakan Maqashid Syariah dengan benar mempercayai akan keutamaan berbuat baik kepada kedua orang tua dari pada mengutamakan kelompok lebih mengutamakan menjaga keutuhan negara dari pada memperebutkan jabatan Sungguh Fiqh Prioritas sampai saat ini tidak dipelajari dengan betul di tengah Umat Islam terutama di dalam lembaga pendidikan dan bahkan Gerakan Islamis sekalipun Serial tulisan dari buku Bahaya Mimpi Al Baghdadi Penulis dr Najih Ibrahim Pemikir Islam Mantan Ketua Dewan Syuro JI Mesir Alih Bahasa Mush ab Muqoddas EP Lc Pengamat Terorisme di Timur Tengah

Bagikan Artikel ini:

About Islam Kaffah

Check Also

duduk di kuburan

Saat Ziarah, Bolehkah Duduk di Kuburan?

Meskipun arus puritanisasi  mengklaim ziarah kubur adalah ritual bid’ah, tapi tidak banyak muslim nusantara yang …

shalat ghaib korban bencana

Shalat Ghaib untuk Korban Bencana

Pada tanggal 4 Desember 2021 telah terjadi peningkatan aktifitas vulkanik di gunung semeru. Hal itu …