adab bersendawa
adab bersendawa

4 Adab Ketika Bersendawa

Sendawa adalah suara yang kadangkala disertai dengan bau tidak sedap yang keluar dari mulut akibat kekenyangan. Hal ini lumrah kita lakukan, baik disengaja maupun tidak. Betapapun lumrahnya, seyogyanya kita harus memperhatikan adab ketika bersendawa. Mengetahui adab ketika bersendawa itu perlu, agar orang lain disekitar kita merasa tidak terganggu bahkan jijik dengan sendawa kita.

Bersendawa itu indikasi makan kekenyangan. Padahal kita disunnahkan makan untuk tidak sampai kenyang. Ada sebuah hadist dari sahabat Abdullah bin Umar, bahwa “ketika itu ada orang bersendawa di dekat Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah mengatakan: Tahan sendawamu di hadapan kami. Karena orang yang paling sering kenyang di dunia, kelak akan paling lapar di hari kiamat.” (HR. Turmudzi)

Melihat hadist di atas, memang seharusnya kita tidak boleh makan sampai kenyang. Karena salah satu akibat tidak baiknya adalah bersendawa. Dalam hadist di atas juga mengindikasikan bahwa hokum asal bersendawa ialah makruh, bahkan bisa menjadi haram jika banyak orang di dekatnya saat itu merasa sakit hati dan jijik. Namun jika memang kondisinya tidak bisa ditahan, maka 4 adab ketika bersendawa ini wajib kita tahu, agar sendawa kita tidak berujung makruh bahkan haram. Dinukilkan dari kitab-kitab Muktabar, 4 adab ketika bersendawa itu sebagai berikut:

Merendahkan Suara

إذا تجشأ أحدكم من الجشإ بالضم وهو صوت مع ريح يخرج من الفم عند الشبع أو عطس بفتح الطاء ومضارعه بكسرها وضمها فلا يرفع ندبا بهما الصوت أي صوته فإن الشيطان يحب أن يرفع بهما الصوت فيضحك منه ويهزأ به فيندب خفض صوته لهما قدر الإمكان ويكره الرفع عمدا فإن تأذى بهما أحد اشتدت الكراهة بل قد تحرم

“Bila salah seorang diantara kalian bersendawa (baca Jawa:glege’en) atau bersin maka janganlah mengeraskan suaranya karena sesungguhnya syetan suka terhadap suara kerasnya” maka ia mentertawakan dan mengejekmu, karenanya disunahkan sedapat mungkin merendahkan suara dan dimakruhkan mengeraskannya terlebih bila menyakitkan orang lain maka hukumnya sangat makruh bahkan bisa menjadi haram. [Faidh alQadiir I/405].

Jangan Mendongak Ke atas

وإن تجشأ فينبغي أن لا يرفع رأسه إلى السماء وإن سقط رداؤه فلا ينبغي أن يسويه وكذلك أطراف عمامته فكل ذلك مكروه إلا لضرورة

“Bila seseorang bersendawa sebaiknya jangan mengangkat kepala keatas meskipun karenanya mengakibatkan serbannya jatuh, yang demikian makruh kecuali saat terpaksa”. [Ihyaa’ ‘Uluumiddiin I/189]

Saat sendawa dalam Shalat, Angkatlah Kepala

وقد نَصَّ أحمد عَلَى أن من تجشأ فِي صلاته فإنه يرفع رأسه إلى السماء ؛ لئلا يتأذى من إلى جانبه برائحة جشائه

“Imam Ahmad menetapkan bahwa orang yang bersendawa dalam shalatnya agar mengangkat kepalanya agar tidak menyakiti orang yang ada di sekitarnya akan bau tidak sedap sendawa”. [Fath al-Baari III/409].

Disunnahkan membaca Hamdallah

وورد أن من عطس أو تجشأ فقال : الحمد لله على كل حال رفع الله عنه سبعين داء أهونها الجذام

“Terdapat keterangan bahwa orang yang bersin dan sendawa kemudian mengucapkan “Segala puji bagi Allah atas semua keadaan”. Allah menghilangkan darinya 70 penyakit yang paling ringannya adalah penyakit kusta”. [Bughyah al-Mustarsyidiin I/173].

Demi Allah yang maha mengetahui, semoga kelalaian dan kesalahan kita diampuni oleh Allah. Aamiin…

Bagikan Artikel ini:

About M. Alfiyan Dzulfikar

Check Also

ilustrasi masjid tempat ibadah umat

Bersemangatlah dalam Beribadah (2): Cara Menghindari Kemalasan

Dalam tulisan sebelumnya, sudah dijelaskan betapa Allah SWT menganugerahkan kemurahan dan kemudahan kepada kita untuk …

ibadah

Bersemangatlah Dalam Beribadah (1): Tiada Kesukaran dalam Agama

Allah memerintahkan kita beribadah, pastilah itu bermanfaat dan baik untuk kita sendiri. Tak mungkin ada …