Islam Kaffah – Kesombongan, berasal dari kata sombong (bahasa Inggris: pride; bahasa Latin: superbia; bahasa Arab: فخر, fakhar), juga angkuh, takabur, arogan, atau congkak merupakan suatu perasaan atau emosi dalam hati yang dapat mengacu pada dua makna umum (Wikipedia).
Secara terminologi, yang dimaksud sombong adalah tingkah laku dan sifat yang cenderung memuji, mengagungkan, membesarkan, dan memandang diri sendiri sebagai makhluk yang paling di atas segala-galanya dari makhluk lain.
Dalam hadits Nabi, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Sombong itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia” (HR Muslim).
Syekh Muhammad Nawawi al-bantani di dalam kitabnya Maraqil Ubudiyah menjelaskan seseorang tidak akan menganggap dirinya besar, kecuali karena ia telah menganggap dirinya memiliki salah satu sifat kesempurnaan dalam urusan agama maupun dunia. Dalam hal ini, setidak nya ada 7 hal yang menyebabkan kesombongan:
Pertama, ilmu. Ilmu hakiki adalah yang dengannya manusia bisa mengenali diri dan Tuhannya, mengetahui bahaya su’ul khotimah, hujja Allah atas para ulama, dan besarnya bahaya ilmu (yang tidak diamalkan dan disalahgunakan). Sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah bahwa perusak ilmu adalah kesombongan.
Kedua, amal dan ibadah. Para ulama dan ahli ibadah menyikapi kesombongan dalam konteks ini ada tiga macam kesombongan: pertama, kesombongan yang bersemayam di dalam hati seseorang. Ia rajin beribadah namun ia menganggap dirinya lebih baik dari orang lain, sikap ini memperkokoh kesombongan yang ada pada dirinya. Kedua, menampakkan kesombongan itu pada perbuatan-perbuatannya, misalnya dengan membanggakan derajatnya di majelis yang ia hadiri. Ketiga, menampakkan kesombongan pada lisannya dengan membanggakan dan memuji diri sendiri. Seperti ucapan ahli ibadah kepada orang lain, “Siapa dia? Apa amalnya? Bagaimana Zuhudnya?” atau seperti ucapan, “Aku tidak makan pada hari ini dan hari ini karena berpuasa, atau aku tidak tidur pada mala mini karena sibuk beribadah”.
Ketiga, nasab atau keturunan. Seseorang yang bernasab mulia akan meremehkan mereka yang bernasab biasa, meskipun mereka memiliki ilmu dan amal yang lebih tinggi.
Keempat, kecantikan. Hal ini biasanya terjadi pada wanita mereka menggunjing dan menjelek-jelekkan orang lain.
Kelima, kekayaan. Ini terjadi pada para penguasa yang membanggakan kekayaan mereka, pedagang dengan barang dagangan mereka, para tuan tanah dengan tanah mereka, dan orang-orang kaya dengan pakaian, kuda, kendaraan mereka.
Keenam, kekuasaan. Dengan menyombongkan kekuasaannya terhadap orang-orang yang lemah.
Ketujuh, pengikut dan kerabat. Biasanya terjadi di antara para penguasa yang membanggakan jumlah tentara mereka, dan diantara para ulama yang membanggakan jumlah murid mereka.
Setiap kenikmatan bisa dianggap sempurna meskipun sebenarnya tidak sempurna, dan itu pun bisa dibanggakan. Bahkan, orang fasik pun terkadang membanggakan banyaknya kemaksiatan yang pernah ia lakukan, serta banyaknya wanita yang pernah ia gauli. Karena ia menganggap hal itu adalah kesempurnaan, meskipun sebenarnya itu semua perbuatan dosa.
Maka jauhilah 7 penyebab yang akan menjerumuskanmu ke dalam neraka, karena sejatinya siapapun akan terkena dampak dari kesombongan ini. Agar terhindar dari kesombongan maka memperbanyak berdzikir dan memohon kepada sang pencipta untuk dijauhi dari sifat sombong ini. karena sombong termasuk perilaku tercela dan dilarang di dalam agama.
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah