Menyelamatkan Bahasa Arab, Belajar dari Maroko

Keberadaan Bahasa ibarat makluk hidup yang memiliki dinamika tersendiri Bahasa lahir kemudian remaja muda tua dan pada akhirnya mati Termasuk bahasa Arab sebagai rumpun bahasa Semit yaitu bahasa kuno yang dinisbatkanpemakaiannya kepada Sam putra Nabi Nuh as dan kemudian melahirkan bahasa bahasa lain di antaranya bahasa Arab Bahasa Arab merupakan bahasa Semit yang paling banyak digunakan saat ini dan tercatat lebih dari 422 Juta penduduk yang menggunakan bahasa Arab dari 22 negara yang tergabung dalam Liga Arab Beberapa negara yang penduduknya berbicara bahasa Arab di luar teritorial Arab di antaranya Turki Chad Mali Senegal Eritrea dan Ahvaz Selain itu ada negara yang hanya menggunakan tulisan Arabnya seperti Turki Persia Kurdi Indonesia dan Albania Bahasa Arab juga memberikan pengaruh terminologis kepada bahasa bahasa lain seperti bahasa Spanyol Portugal Malta dan Sisilia Kitab Al Muzhir karya Imam Al Suyuti sebagai karya akademik klasik menyebut penutur pertama bahasa Arab adalah Nabi Ismail as dan berkembang di masyarakat Arab hingga kematangannya pada masa Jahiliyah atau sekitar 150 tahun sebelum Nabi Muhammad Saw diutus untuk menyebarkan Islam Bahasa Arab semakin terungkap kekayaan kedalaman keluasan kompleksitas dan kelembutannya pada masa dinasti Abbasiyah abad IV H setelah muncul banyak pengakuan dari para pengkaji Eropa Doktrin theologis lain menyebut penutur bahasa Arab pertama adalah Nabi Adam ketika masih tinggal di Surga Doktrin ini belum didukung bukti empiris yang mapan untuk dapat disebut sebagai fakta sejarah Terlepas dari perdebatan historis tentang asal usul bahasa bahasa menurut dinamikanya bisa tumbuh berkembang dan akhirnya mati Dewasa ini apakah bahasa Arab juga akan mati atau menfosil layaknya bahasa bahasa sebelumnya seperti bahasa Latin dan bahasa Yunani Ataukah bahasa Arab hanya akan bertahan sebagai bahasa simbolik masa lalu yang ditinggalkan pelan pelan oleh bangsa Arab sendiri setelah memilih tunduk pada dialek atau bahasa kedua sebagai bahasa birokrasi pendidikan dan media sosial dalam kehidupan sehari hari Siapa yang bertanggung jawab atas eksistensi dan keselamatan bahasa Arab di ruang publik ketika bangsa Arab sudah tidak menghiraukan bahasa asal mereka Sejauh mana kemampuan masyarakat muslim non Arab seperti Indonesia berpegang pada ikatan theologis Al Qur an yang merupakan kitab bahasa Arab terbesar dan pertama kali di dunia Potensi Kepunahan BahasaSeorang linguis Maroko Mohamed Adib Al Silawy menyebutkan bahwa bahasa dan dialek yang telah mati dalam rentan waktu hingga abad 21 saat ini berjumlah 3 400 hingga 6 120 Para ahli lingustik antropologi dan sejarah sepandangan bahwa kehilangan bahasa adalah kehilangan sejarah secara keseluruhan dan demikian pula sebaliknya Bahkan kehilangan bahasa adalah kehilangan warisan kebudayaan manusia itu sendiri Sebagaimana dikatakan bahwa bahasa adalah budaya yang terkatakan dan budaya adalah bahasa yang tak terkatakan Berbicara soal keterancaman bahasa perlu belajar dari dialektika linguistik Maroko yang bersebelahan dengan Spanyol Fenomena di Maroko cukup menununjukkan adanya kuatnya pengaruh bahasa Perancis sebagai bahasa keduanya dibanding pengaruh bahasa Arab dan dialek Arab yang merupakan bahasa ibu Persaingan pengaruh antara bahasa memang bukan hal baru dalam sejarah Di era penaklukan Islam persaingan terjadi antara bahasa Arab dengan bahasa bahasa Aramik di Suriyah Lebanon dan Iraq atau dengan bahasa Qibti di Mesir dengan bahasa Barbar Amazigh di Afrika Utara dengan bahasa Persia di Iran dan Turki atau bahkan dengan bahasa Aramik di zaman pra Islam Baca Juga Kisah Nabi Khidir dan Orang yang Dicintai AllahSebagai ilustrasi gerakan perancisasi yang begitu massif di Maroko merupakan bukti adanya propaganda politik Barat dan juga politik lokal yang kuat sehingga bahasa Arab di negara kerajaan tersebut posisinya terabaikan Beberapa pengamat menilai hal itu terjadi akibat masyarakat Maroko yang menyerah tanpa syarat kepada bahasa dan kultur Barat khususnya Inggris Perancis Jerman dan Spanyol Suku Berber atau Amazigh sebagai suku pribumi Maroko terus dijadikan isu oleh Barat untuk melumpuhkan posisi bahasa Arab dan menjadikan Perancis sebagai kiblat kualitas bahasa yang merupakan cermin suatu peradaban Salah seorang desainer buku ajar bahasa Arab Maroko Abdel Lathif Syautho menyebut jumlah angka buta huruf di Maroko telah mencapai angka 48 Menurutnya angka tersebut menunjukkan bahwa institusi pendidikan belum berhasil dalam memodernisir kurikulum untuk mengantarkan pembelajar memiliki kompetensi bahasa sehingga dapat mengembangkannya secara oto didak Para ahli bersepakat bahwa letak kesulitan bahasa Arab tidak terdapat pada bahasa Arab itu sendiri melainkan pada lemahnya motivasi belajar bahasa Arab Jika hal ini terjadi di Indonesia yang notabene adalah negara muslim terbesar di dunia maka hal itu sangat ironis Logikanya umat Islam yang dekat dengan Al Qur an sepatutnya dan sewajarnya dekat dengan bahasa Arab Tidak mungkin fenomena bahasa Arab yang terpilih sebagai bahasa Al Qur an adalah suatu kebetulan sebagaimana pandangan mereka yang meyakini Al Qur an adalah produk budaya Para pemikir Arab melihat ada tiga bidang inti dan strategik yang harus diupayakan oleh negara negara Arab dan negara negara muslim seperti Indonesia untuk menyelamatkan bahasa Arab dari kepunahan yaitu Pertama bidang pendidikan dan pengajaran Institusi pendidikan dalam hal ini dituntut survive menghadapi tantangan modernisasi dan perkembangan teknologi Tanpa penguasaan dua hal ini dialek Arab sebagai bahasa Ibu di negara Arab atau bahasa Arab sebagai bahasa agama di Indonesia sebagaimana suara adzan yang diperdengarkan pertama kali kepada seorang bayi lambat laun bisa disingkirkan oleh budaya Barat Bahasa Arab dengan budaya Islam Nusantaranya yang sudah mapan jika tidak didukung oleh kepekaan merespon dimensi ruang dan waktu juga dapat terancam Jika pada era dinasti Abbasiyah tradisi intelektual di Arab banyak dicurahkan pada program penerjemahan karya intelektual berbahasa Persia Ibrani India Romawi dan Yunani ke bahasa Arab kemudian di Eropa 6 abad yang lalu telah banyak lembaga pengajaran dan studi bahasa Arab memberikan kontribusi ilmiah di dunia Barat maka bagaimana dengan peran bahasa Arab dewasa ini Kedua bidang informasi Institusi di bidang ini mencakup institusi pemberitaan lisan tulisan visual dan elektronik Beberapa media Arab di Maroko penggunaan dialek Arab dianggap lebih baik dibanding bahasa Arab dengan alasan atau klaim penggunaan dialek lebih komunikatif Dalam posisi ini nampak bahasa Arab terpinggirkan dan terkesan hanya sebagai bahasa pelengkap dari bahasa Perancis Contoh lain pemberitaan yang tertulis di sudut sudut bandara Casablanca dengan bandara Muscat nampak berbeda jika dibandingkan dalam soal prioritas bahasa Arabnya Di Maroko penggunaan dialek dan bahasa Asing dalam lingkup pemberitaan di tempat umum atau ruang publik dianggap hal biasa dan tidak ada masalah meskipun dalam lingkup budaya Arab dianggap masalah serius terutama di tengah tantangan westernisasi Ketiga bidang politik Institusi ini mencakup partai organisasi pemerintah dan kepala negara Institusi ini mengemban tanggung jawab terhadap eksistensi bahasa Arab terutama di lembaga pendidikan penerangan birokrasi perbankan perindustrian dan lembaga lain dalam setiap lini kehidupan sebagaimana eksistensi bahasa Arab yang menjadi bahasa resmi pada masa dinasti Umayyah Institusi politik merupakan sumber utama legislasi dan UU serta penentuan kebijakan sehingga tanggung jawabnya adalah yang pertama dan terakhir bagi kelangsungan bahasa Arab di dunia ini Para pemikir dan filsuf berpandangan sama bahwa perkembangan dialek dan bahasa Asing di negara Arab merupakan ancaman terbesar bagi eksistensi bahasa Arab bahkan merupakan musuh kebudayaan yang paling serius karena bahasa menyangkut pola pikir masyarakat Menurut Adib Al Silawy ketika bahasa Asing di dunia Arab yang pada awalnya dianggap sebagai bahasa penjajah kemudian pelan pelan diterima dan beralih menjadi bahasa resmi atau semi resmi di lingkungan administrasi birokrasi interaksi sosial perguruan tinggi bahkan masyarakat menengah dan elit politik maka hal ini adalah bukti bahwa bahasa ibu telah tak berdaya dan siap menanti kepunahannya Bagi umat Islam peminggiran bahasa Arab sebagai bahasa kitab suci baik secara sistematis maupun agresif merupakan penghianatan terbesar bagi perjuangan Islam Bahasa Arab di IndonesiaDi Indonesia ruang terpenting kebangkitan bahasa Arab adalah pendidikan Kebangkitan harus diupayakan tanpa ada spirit membeda bedakan atau memisahkan identitas etnis maupun kampanye Arabisasi Semangat egaliterian pendidikan Indonesia telah memberikan ruang untuk bahasa Arab agar tetap survive sebagai bahasa pemersatu umat Islam sebagaimana Al Qur an menjadi pemersatu bagi berbagai aliran dan kelompok Islam Isu konflik antar etnis Arab konspirasi konflik peradaban Arab Islam dan Barat kesan bahasa Arab adalah sulit cenderung dieksploitasi oleh skenario Asing untuk menjauhkan bahasa Arab dari umat Islam dan tradisi keilmuan mereka Dalam hal ini institusi pendidikan memiliki tugas penting untuk menghilangkan mitos bahasa Arab itu sulit dan menggantinya dengan pra konsepsi baru bahwa bahasa Arab itu mudah dan dalam dan meskipun faktanya memang demikian adanya Perubahan pra konsepsi tersebut dapat diupayakan melalui pendekatan budaya yaitu kebutuhan minimal umat Islam terhadap bahasa Arab untuk memahami bahasa Al Qur an dan praktek tadabbur terlebih dapat mensyiarkannya sebagai bahasa akademik dan bahasa internasional sebagaimana telah ditetapkan oleh PBB di tengah arus globalisasi yang menghilangkan sekat sekat bahasa di dunia Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia memiliki identitas bahasa dan budaya sebagai basis Islam Nusantara yang berbeda dengan negara negara Arab Syiar bahasa Arab di Indonesia bukan diartikan sebagai arabisasi politik kultural melainkan arabisasi linguistik keagamaan sebagaimana pribumisasi Islam yang dilakukan oleh ulama pesantren di Indonesia disamping tidak melupakan misi dakwah Islam Nusantara untuk peradaban dunia Pendekatan relevan yang perlu diprioritaskan dalam hal ini adalah melalui kurikulum pendidikan yang menempatkan posisi Al Qur an di posisi utama dalam buku ajar yang digunakan Pendekatan seperti ini bisa dibilang cukup langka bahkan di negara negara Arab sendiri Seorang linguis Maroko Hasan Al Sumaly menggagas sebuah kurikulum yang menghasilkan buku panduan tiga jilid dengan nama Saya belajar bahasa Arab dan saya menghafal Al Qur an Kelahiran buku ini dilatarbelakangi oleh kegelisahan intelektual atas fenomena buta huruf penduduk diatas usia lebih 10 tahun yang mencapai angka 48 Menurutnya hal ini akibat kurikulum pendidikan sekolah di Maroko yang belum memenuhi tuntutan dimensi ruang dan waktu secara seimbang dalam membangun motivasi belajar bahasa Arab dan menjaga citra positif identitas luhur kebudayaan Arab Islam sebagaimana identitas Nabi Muhammad Saw sang pembawa risalah peradaban Ribut Nur Huda Mahasiswa Program Doktor University of Holy Quran and Islamic Sciences Sudan

Bagikan Artikel ini:

About Islam Kaffah

Check Also

duduk di kuburan

Saat Ziarah, Bolehkah Duduk di Kuburan?

Meskipun arus puritanisasi  mengklaim ziarah kubur adalah ritual bid’ah, tapi tidak banyak muslim nusantara yang …

shalat ghaib korban bencana

Shalat Ghaib untuk Korban Bencana

Pada tanggal 4 Desember 2021 telah terjadi peningkatan aktifitas vulkanik di gunung semeru. Hal itu …