Baru-baru ini, Jum’at (27/11/2020), seperti dilansir detikcom, di Sampang, Madura, jasad KH. Ahmad Baidowi ditemukan masih utuh setelah tiga tahun di kubur. Kenyataan ini bermula ketika kuburan beliau ambruk setelah diguyur hujan deras. Keluarga, santri dan masyarakat sekitar yang bermaksud akan memperbaiki kuburan tersebut melihat dengan jelas mayat KH. Ahmad Baidowi masih utuh, termasuk rambutnya juga masih ada.
Kenyataan seperti ini bukan hanya kali ini saja, ada banyak kejadian serupa. Bahkan ada mayat yang masih utuh dengan kain kafannya. Padahal umumnya jasad yang dikubur akan hancur dimakan tanah.
Lalu bagaimana sebenarnya Islam menjelaskan hal ini?.
Nabi bersabda, “Semua (jasad) anak Adam akan dimakan tanah, kecuali tulang ekornya. Dari tulang ekor itu anak Adam diciptakan, dan darinya pula ia akan dihimpun kembali” (HR. Ahmad).
Hadis ini menjelaskan, semua jasad manusia yang telah dikebumikan pasti akan hancur kecuali tulang ekornya. Dengan kata lain tidak akan pernah ditemukan mayat yang jasadnya masih utuh setelah bertahun-tahun di dalam kubur. Tapi kenapa masih ditemukan mayat-mayat yang masih utuh meski telah dikubur cukup lama?
Pada hadis yang lain Nabi bersabda, “Sesungguhnya Allah mengharamkan tanah untuk memakan jasad para Nabi”. (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Nasa’i).
Hadis ini sebagai pengecualian hadis sebelumnya. Bahwa memang ada jasad yang tidak akan hancur dimakan tanah. Imam Muhammad bin Abdul Baqi bin Yusuf al Zarqani al Mishri al Azhari dalam kitabnya Syarh al Zarqani menulis, mengutip pendapat Imam Ibnu Abdul Bar, hadis yang pertama adalah umum sedangkan hadis yang kedua merupakan pengecualian, yaitu para Nabi dan orang-orang yang mati syahid. Seperti syuhada perang Uhud yang mayatnya masih utuh setelah dimakamkan lebih dari lima puluh tahun.
Al Zarqani mengutip pendapat ulama yang lain menulis, jasad yang tidak hancur dalam kubur adalah jasad para ulama, pemimpin yang adil, muaddin yang ikhlas, penghafal al Qur’an yang mempraktekkan isi al Qur’an, orang-orang yang tabah, orang-orang yang sabar yang mengharap pahala dari Allah dan mati sebab wabah, orang yang senantiasa berdzikir kepada Allah, dan para aulia (kekasih) Allah.
Pendapat yang sama disampaikan oleh Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar bin Farah al Anshari al Huzruji al Qurthubi dalam kitab tafsirnya Al Qurthubi dan Imam Abu Bakar bin Sayyid Muhammad Syatha al Dimyathi dalam karyanya I’anatu al Thalibin.
Demikian keterangan dari hadis dan pendapat para ulama tentang jasad yang diistimewakan oleh Allah, tidak hancur di dalam kubur. Menandakan bahwa orang-orang seperti ini memiliki kedudukan mulia disisi Allah. Semoga kita semua termasuk golongan orang yang dimuliakan dan diistimewakan serta dicintai oleh Allah. Amin.