pergaulan anak
pergaulan anak

Inilah Tips untuk Orang Tua dalam Menjaga Pergaulan Anak

Memperhatikan pergaulan anak adalah kewajiban orang tua. Betapa sedihnya ketika ketaatan kepada orang tua dikalahkan oleh teman yang salah.


Teman tidak hanya berpengaruh dalam pola pikir dan pemikiran kita, tetapi bahkan kepada iman dan keyakinan. Karena itulah, kita diminta untuk memilih dan menyeleksi siapa yang bisa dijadikan teman yang baik.

Jika seseorang belum baligh, maka kewajiban ini jatuh kepada orang tuanya. Sangat penting peran orang tua dalam memilih dan menyeleksi teman pergaulan untuk anak-anaknya. Orang tua tidak boleh abai terhadap pergaulan anak-anaknya.

Kewajiban bagi orang tua adalah mendidik anak-anaknya. Termasuk dalam hal ini memantau pergaulan anak-anaknya. Betapa banyak anak yang sudah mendapat pendidikan yang bagus dari orang tuanya, namun dirusak oleh pergaulan yang buruk dari teman-temannya.

Hendaknya orang tua memperhatikan lingkungan dan pergaulan anak-anaknya. Setiap orang tua adalah pemimpin bagi keluarganya, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya. Allah Ta’ala juga berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُون

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan “ (At Tahrim:6).

Lantas, siapa yang harus disalahkan jika seorang remaja terdampar dil ingkungan dan pergaulan yang salah ?

Mencarikan Lingkungan yang Baik

Adalah kewajiban orang tua untuk mencarikan lingkungan dan teman yang baik bagi anak. Namun, bukan berarti orang tua bisa memaksa untuk memilihkan satu teman dan melarang berteman dengan yang lain.

Di usia remaja, sistem pemaksaan tak akan lagi efektif, karena mereka telah memiliki kemuan dan kekuatan sendiri. Kebiasaan memaksakan kehendak hanya akan membuat anak menjadi tertutup atau  berpura-pura taat, tetapi mencari jalan belakang untuk menjalankan keinginan dan pendapatnya sendiri.

Yang bisa dan harus dilakukan orang tua adalah memilihkan lingkungan yang baik. Di mana itu? yaitu lingkungan berkumpul berbagai komunitas anak dan remaja yang memiliki karakteristik positif. Selanjutnya, orang tua tinggal membiarkan mereka memilih sendiri siapa yang paling cocok untuk dijadikan teman dekat.

Sayangnya, sebagian besar orang tua masih kurang menyadari kewajiban yang satu ini. Hanya berdasarkan mitos yang menyebutkan bahwa masa remaja adalah masa mencari jati dirinya. Padahal jati diri seorang anak ditanamkan orang tua sejak anak hadir ke dunia ini sehingga mereka tidak mengalami krisis identitas.

Jangan salahkan, ketika mereka salah memilih teman, baru orang tua merasa kebakaran jenggot. Marah karena remajanya berubah menjadi negatif seperti temannya. Padahal, betapa sulit melakukan perbaikan jika kesalahan ini sudah terjadi. Bahkan kadang perkataan teman lebih didengar dari pada perkataan orang tua.

Tips Ketika Anak Salah Pilih Teman

Lalu, bagaimana menyikapi seorang anak jika memiliki teman yang memberi pengaruh buruk ?

Khusus terkait menyikapi teman, ada beberapa pedoman yang bisa kita pakai, apakah pengaruh buruk dari teman masih bisa di toleransi ataukah sudah harus dikurangi atau bahkan diputus sama sekali.

Pertimbangan pertama

Jika pengaruh buruk belum terlalu merusak kepribadian remaja, maka teman seperti ini cukup dihindari agar berkurang frekuensi pertemuan dengannya. Remaja masih bisa melanjutkan pergaulan dengannya asalkan mereka sudah bisa memanaje dirinya sendiri untuk untuk tidak sampai terpengaruh dengan keburukan teman.

Pertimbangan kedua

Jika pengaruh teman sudah memberikan dampak yang cukup buruk bagi anak, tetapi masih ada bantuan dari lingkungan untuk mendukung dan memberikan penguatan kepada remaja untuk bisa lepas dari pengaruh tersebut, maka teman seperti ini tidak harus langsung diputus. Sebaliknya, pemutusan bisa dilakukan secara bertahap.

Perkembangan ketiga

Jika ternyata pengaruh buruk yang diberikan teman terlalu kuat dan membahayakan, maka orangtua bisa secara langsung memutus hubungan anak dengan temannya. Hal ini bisa dilakukan jika pemutusan hubungan secara bertahap sangat sulit untuk diupayakan.

Disinilah dapat dilihat bagaimana berbahanya lingkungan dalam perkembangan karakter anak, dan bagaimana pentingnya peran orangtua dalam perkembangan tersebut.

Bagikan Artikel ini:

About Diah Nuruddiniah

Alumni STIBA Ar-Raayah Sukabumi, Mahasiswi PTIQ Program Master Pendidikan Islam

Check Also

tidak takut corona

Ketika Wabah Tak Kunjung Punah, Inilah pelajaran dan Hikmah yang Harus Diambil

Beginilah seorang muslim menyikapi wabah yang tak kunjung punah, yang kerap membuat penduduk bumi panik …

corona mahkluk allah

Corona adalah Makhluk Allah, Bagaimana Muslim Menyikapinya

Pada dasarnya virus corona adalah salah salah satu makhluk Allah yang diciptakan pasti dengan hikmah …