Ali Ibn Abi Thalib, Sahabat Cilik Pertama yang Masuk Islam

Nizar Abazhah dalam Athfal ma a al Rasul 2009 mengisahkan tentang sahabat sahabat cilik kecil Rasulullah yang begitu mengagumkan Di antara sahabat cilik itu ada nama Ali ibn Abi Thalib Saat beranjak dewasa tulis Nizar Muhammad ibn Abdullah mulai merasakan apa yang digelisahkan oleh pamannya Abu Thalib Yaitu banyaknya anggota keluarga yang harus ditanggung Sementara ia selalu ingat hidupnya dalam keluarga Abu Thalib sejak masih kecil sampai dewasa Beliau ingin sedikit membalas kebaikan pamannya itu meringankan beban hidupnya Situasi sosial kala itu kaum Quraisy tengah menghadapi krisis pangan kecuali segelintir orang berada kaya Muhammad berpikir hendak membantu pamannya tanpa membuatnya tersinggung Ia mendatangi pamannya yang lain Abbas ibn Abdul Muthalib orang terkaya dalam keluarga Bani Hasyim Paman Abbas kata Muhammad Engkau lihat sediri kesulitan yang terjadi saat ini Orang orang hidup dalam kesusahan termasuk saudaramu keluarga Abu Thalib Bagaimana kalau kita ke sana Kita bantu meringankankan bebannya Kita ambil anak laki lakinya untuk dirawat Aku ambil satu engkau juga ambil satu Kita tanggung hidup keduanya Baca juga Kisah Umar Hati Keras yang Ditundukkan Kekuatan Wahyu Abbas setuju Itu usulan yang bagus pikirnya Keduanya kemudian berangkat ke rumah Abu Thalib menyampaikan rencana Alangkah senang Abu Thalib Kalian boleh mengambil siapa saja yang kalian suka asal bukan Aqil Biarkan ia bersamaku Abbas mengambil Ja far sedang Muhammad ibn Abdullah mengambil si bungsu Ali ibn Abi Thalib yang masih berusia delapan tahun Ini terjadi beberapa waktu sebelum kenabian Ketika pertama kali Muhammad menerima wahyu agar menyeru orang orang untuk beriman tak seorang pun dalam keluarga Nabi yang ragu menerima seruan itu Dan Ali adalah orang pertama dari kalangan anak anak yang beriman Padahal ia belum baligh usianya baru sekitar delapan atau sepuluh tahun Nabi Muhammad Saw cinta dan mengagumi sepupunya itu Tak pernah beliau meninggalkannya merawatnya hingga dewasa kecuali saat Perang Tabuk Nabi meninggalkan Ali di Madinah Begitu pula dengan Ali yang tak pernah jauh dari Nabi Apabila tiba wakru shalat Nabi selalu mengajak Ali ke celah celah perbukitan sembunyi dari orang orang termasuk dari Abu Thalib Baca juga Abu Bakar Ash Shiddiq ra Penjaga Stabilitas Akidah Umat Islam Namun akhirnya Abu Thalib mengetahui juga Ia melihat Ali sedang beribdah dengan cara yang tidak dikenal sebelumnya Anakku agama apa yang kau peluk ini Tanya Abu Thalib Ali menjawab Aku telah beriman kepada Allah dan Rasul Nya Aku meyakini kebenatan risalah yang dibawa Rasul Aku mengerjakan shalat bersamanya kepada Allah Swt dan aku ikuti ajarannya Setelah Khadijah Ali adalah orang pertama yang mengerjakan shalat bersama Rasulullah Ali tak pernah sekalipun bersujud kepada berhala Ia sangat mencitai Rasulullah Begitu pula sebaliknya Ketika Nabi mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan kaum Ansor beliau menjadikan Ali sebagai saudara Ali sering mendapat tugas penting dari Nabi Dalam banyak peperangan ia bertugas membawa bendera Keilmuannya diakui oleh Nabi Ia orang yang dianggap pantas untuk dimintai keputusan Baca juga Luapan Cinta dan Iman Khadidjah sebagai Kekuatan Awal Islam Ali adalah orang yang paling pandai memutuskan perkara kata Rasulullah Tak terhitung buku yang mengulas keutamaan Ali ibn Abi Thalib ia meriwayatkan 586 hadis dari Rasulullah Dari kisah di atas dapatlah diambil hikmah Pertama keteladanan Nabi Muhammad Saw yang sejak masa kecil hingga masa kenabian ia dikenal sebagai orang jujur amanah terpercaya al amin Itulah sebabnya ketika memperoleh wahyu dari Allah Swt dan menyatakan diri sebagai Nabi orang orang terdekat yang tahu track record nya langsung percaya Sebuah teladan baik untuk kita sebagai umatnya agar menjadi pribadi seperti dicontohkan oleh Kanjeng Nabi Kedua keteladanan Ali sebagai anak yang tumbuh berkembang di dalam keluarga Nabi Muhamamd Saw mempengaruhi terhadap sifat dan sikap masa depannya Ungkapan yang menyatakan keluarga adalah pendidikan pertama dan paling berpengaruh terhadap pola perkembangan anak sangatlah benar Hal ini tentu relevan dengan realitas aktual sekarang agar keluarga berperan aktif dalam mendidik anak anaknya Penulis Ali Usman aktivis sosial pengurus Lakpesdam PWNU DIY

Bagikan Artikel ini:

About Islam Kaffah

Check Also

duduk di kuburan

Saat Ziarah, Bolehkah Duduk di Kuburan?

Meskipun arus puritanisasi  mengklaim ziarah kubur adalah ritual bid’ah, tapi tidak banyak muslim nusantara yang …

shalat ghaib korban bencana

Shalat Ghaib untuk Korban Bencana

Pada tanggal 4 Desember 2021 telah terjadi peningkatan aktifitas vulkanik di gunung semeru. Hal itu …